Pengajian Sesat di Mamaju, Bayar Rp 300.000 hingga Rp 700.000 Dijanjikan Bisa Lihat Tuhan

Jamaah yang ingin bergabung ke kelompok ini wajib membayar biaya tertentu untuk melihat Tuhan mulai Rp 300.000 hingga Rp 700.000 per orang.

YouTube metrotvnews
Aliran sesat di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat. 

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) menerima pengaduan warga soal adanya kelompok pengajian menyimpang.

Pengajian itu mengajarkan pengikutnya untuk melihat Tuhan melalui cahaya.

MUI lantas meneruskannya ke pihak kepolisian, lalu Polda Sulbar pun bersama pihak Kementerian Agama (Kemenag) mengeluarkan surat edaran untuk melakukan pengawasan terhadap kelompok pengajian tersebut.

Polda Sulbar meminta Kementerian Agama di Mamuju, Sulbar, melalui surat edaran untuk mengawasi kelompok pengajian yang diduga menyimpang karena mengajarkan melihat Tuhan melalui cahaya. Jumlah pengikut ajaran ini diperkirakan 100 orang
Polda Sulbar meminta Kementerian Agama di Mamuju, Sulbar, melalui surat edaran untuk mengawasi kelompok pengajian yang diduga menyimpang karena mengajarkan melihat Tuhan melalui cahaya. Jumlah pengikut ajaran ini diperkirakan 100 orang (KOMPAS.com/JUNAEDI)

Polda Sulbar juga meminta Kemenag untuk melakukan pembinaan kepada kelompok jemaah pengikut ajaran yang diduga menyimpang tersebut.

Mia Khalifa Ngaku Dijebak Masuk Industri Film Dewasa, Hanya 3 Bulan Namun Masih Pencarian Tertinggi

Dibanderol Rp 150 Jutaan, Ini Perbandingan Harga Renault Triber Vs Sigra, Calya, Brio, dan Confero

Namun, baik polisi maupun MUI dan Kemenag belum meminta keterangan dari koordinator kelompok tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Ketua MUI Kabupaten Mamuju, Namru Asdar, Selasa (19/11/2019).

Dia menyampaikan, MUI Kabupaten Mamuju menerima tiga laporan warga soal kegiatan kelompok pengajian ini.

Dari laporan tersebut, kelompok pengajian ini diketahui melakukan pengajian dari rumah ke rumah. Sekali pengajian, ada belasan orang yang mengikuti.

Formasi Tidak Spesifik Bikin Galau Pelamar CPNS 2019, Begini Petunjuk dari BKN

Kelompok pengajian tersebut diduga mengajarkan beberapa paham sesat seperti mengajarkan jemaahnya bisa melihat Tuhan melalui cahaya.

Kemudian dalam melaksanakan shalat, jamaah tidak harus menyebut kata Allah.

Laporan warga lain juga menyebutkan, jamaah yang ingin bergabung ke kelompok ini wajib membayar biaya tertentu untuk melihat Tuhan mulai Rp 300.000 hingga Rp 700.000 per orang.

“Yang melaporkan warga, tapi MUI belum meminta keterangan dari semua pihak baik pengikutnya maupun koordinatornya,” kata Namru Asdar.

Jalur Sepeda di Menteng Dibongkar Tanpa Alternatif Bagi Pengguna

Kabar yang diterima MUI Kabupaten Mamuju, pengikut kelompok pengajian ini sudah mencapai 100 orang yang tersebar di sejumlah kecamatan di Mamuju.  

Sebelumnya MUI Mamuju Sulawesi Barat memang temukan adanya aliran agama yang diduga sesat di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.

Pimpinan aliran sesat menjanjikan kemudahan masuk surga pada pengikutnya.

Selain itu, dilansir dari YouTube metrotvnews, Jumat (15/11/2019), pengikut aliran ini juga akan diperlihatkan cahaya yang disebut Tuhan, dengan membayar mahar hingga Rp 600 juta.

Ketua MUI Mamuju, KH Namru Abdar menyebutkan, aliran sesat ini telah berlangsung sejak bertahun-tahun lalu.

Diketahui, aliran ini dibawa oleh seseorang berinisial AR yang berasal Bontang, Kalimantan Timur.

Aliran ini sudah mempunyai 70 pengikut yang tesebar di tiga wilayah Kabupaten Mamuju.

"Ada tiga titik dalam kota yang sudah kita deteksi sebagai tempat rutin pengajian. Daerah Korongana, Belakang SMPN 2 Mamuju, dan di Jalan Andi Depu," ungkap Namru Asdar dikutip dari Tribun-Timur.com.

Gunawan Dwi Cahyo: Ilija Spasojevic Tak Pernah Curhat Tentang Penyakit Sang Istri, Lelhy Arief

Temuan aliran sesat ini merupakan hasil pendalaman dan pengawasan dari Kepolisian, Kementerian Agama (Kemenag) Mamuju, dan MUI Mamuju.

Berawal dari laporan masyarakat Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat kepada Polda Sulbar terkait adanya perkumpulan yang mengajarkan paham yang diduga sesat.

Selanjutnya pihak Kepolisian, Kemenag, dan MUI Mamuju melakukan penyidikan dan menemukan banyak kejanggalan dalam pelaksanaan ibadah aliran ini.

"Saya menganggap ajaran yang disampaikan banyak yang tidak sesuai ajaran Islam, misalnya ketika salat tidak boleh menyebut kata Allah," papar Namru.

Ketua MUI Mamuju, Namru Asdar
Aliran ini juga mengajarkan, apabila junub tidak perlu mandi wajib dengan alasan air mani itu sifatnya suci.

Selain itu, pengikut aliran tidak perlu salat berjamaah di masjid, sebab Tuhan bisa dilihat lewat cahaya ketika pengikut memejamkan mata.

Ketika salat pun bacaan-bacaan salat tidak diperlukan.

Pengikut juga harus membayar sejumlah uang, yakni Rp 650 - 700 ribu untuk mendapatkan pelajaran atau ilmu dari aliran ini.

Ini Tujuan Ade Armando Posting Meme Anies Baswedan Berwajah Joker

Bahkan pengikut dijanjikan kemudahan masuk surga dengan membayar mahar hingga Rp 600 juta.

Kepala Kemenag Mamuju, Syamsuri Halim, kemudian memastikan aliran ini sesat.

Ketua Kemenag Mamuju Syamsuri Halim
Sebab, aliran ini tidak sesuai dengan ketentuan dan memiliki amaliah yang berbeda dengan ajaran Islam sehingga dapat dikatakan menyimpang.

"Sebuah aliran menyimpang dari ketentuan. Ajaran pokoknya adalah Islam, tetapi dia menyimpang dari pokok ajaran Islam, baik secara Rububiyyah dan Uluhiyyah," katanya.

Syamsyuri juga menyebutkan, aliran ini memberikan tafsiran tentang Tuhan secara materil, yakni dalam bentuk penjelasan terukur.

"(Tuhan) tidak bisa diukur, terukur kan berarti berada di antara ruang waktu. Kita hanya mengatakan Tuhan itu ada karena yakin dengan penjelasan kitab suci," tuturnya.

Ia mengungkapkan, saat ini pihaknya sudah melakukan tindakan-tindakan pencegahan dengan malakukan sosialisasi kepada masyarakat tekait kriteria aliran-aliran yang menyimpang.

Pesan Kekasih Jadi Bensin Tambahan Rachmat Irianto Bela Timnas Indonesia di SEA Games 2019 Filipina

Apabila ada ajaran yang tidak umum dari kelompok tertentu diharapkan masyarakat segera melaporkan kepada pihak yang berwajib.

"Misalnya salat lima waktu, Tuhan tidak bisa dilihat di dunia. Junub harus mandi wajib, karena hadas besar. Kalau ada pendapat lain maka harus diwaspadai. Bukan kita mau menghalangi mereka ikut pengajian, tetapi jangan sampai mereka salah arah," katanya.

Tindakan pencegahan akan terus dilakukan agar aliran serupa tidak meluas di masyarakat.

 Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ada Pengajian Menyimpang di Mamuju, Bayar Segini Bisa Lihat Tuhan Lewat Cahaya, 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved