Bom Medan
BOMBER Polrestabes Medan Kelompok JAD atau Kelompok NII Pro ISIS? Begini Penjelasan Nasir Abbas
Diperkirakan, bomber di Mapolrestabes Medan masuk dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) atau juga di kelompok NII pro ISIS.
"Peledakan ini jelas dilakukan secara sistematis, terpola oleh orang-orang yang memiliki keterampilan khusus merakit dan menteror melalui bom," ujar Yasonna.
Markas Salah satu pelaku bernama Indrawarman alias Toni Tagar mengaku, dalam kesaksiannya beberapa tahun kemudian mengaku ia memasang bom pada becak yang dibeli pdari Anwar alias Pak Tua seharga Rp 700.000.
Sebulan kemudian, ketika Indonesia diteror dengan aksi bom malam Natal, Medan selamat dari ledakan.
Sepuluh titik yang akan diledakkan teroris digagalkan oleh polisi. Kesepuluh bom di Medan itu adalah di Gereja GKII Jalan Hasanuddin 6, Gereja GKPI Jalan Syailendra, Gereja HKBP Jalan Sudirman, dan Gereja Katolik Katedral Jalan Pemuda.
Kemudian Gereja Katholik Jalan Hayam Wuruk, Gereja Katholik Jalan HM Joni, Gereja GKII Jalan Sisingamangaraja, rumah Pastur Snydas OFM Jalan MT Haryono, Gereja Kristus Raja depan Medan Mall, serta sebuah di samping kantor Polsek Teladan.
3. GKII Jalan Bunga Kenanga, 2000
Dilansir dari pemberitaan Harian Kompas pada 21 Agustus 2000, sebuah bom berskala kecil meledak di depan Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII) Jalan Bunga Kenanga di kawasan Padangbulan Medan, Minggu (20/8/2000) sekitar pukul 06.00.
Tidak ada korban luka-luka maupun bangunan yang rusak akibat ledakan bom tersebut.
Hanya saja suara ledakan bom itu sangat mengejutkan jemaat yang sedang melakukan kebaktian di dalam gereja.
Begitu mendengar suara ledakan bom, jemaat gereja langsung berhamburan keluar dalam suasana panik.
Bom tersebut, seperti dilaporkan Antara, diduga ditempatkan di bawah pohon yang terletak di depan pintu masuk gereja.
Pohon itu sebagian daunnya hangus terbakar.
Kalep Situmorang (37), salah seorang saksi peledakan bom ditembak dua orang tak dikenal sebulan kemudian.
Peristiwa tersebut terjadi ketika Situmorang melintas di Jalan Mojopahit, Medan, Minggu (17/9/2000) sekitar pukul 07.45.
Korban, yang sehari-hari bekerja sebagai sopir Pendeta Benyamin Munthe, terkena tembakan peluru di bagian rusuk kanan hingga keadaannya kritis.
Pagi itu, ia mengantar Pendeta Benyamin Munthe bersama tiga anggota keluarganya pergi ke kebaktian di GKII.
4. Jalan Bahagia, 2000
Dua bom rakitan meledak berturut-turut di Medan pada Minggu, 27 Agustus 2000.
Dilansir dari Harian Kompas, bom meledak di depan rumah penduduk Jalan Bahagia, Medan sekitar pukul 02.30. Bom meledakkan bengkel sepeda milik P Panjaitan (45).
Akibatnya, bangunan yang terbuat dari papan berukuran 3 x 5 meter hancur berantakan. Bahkan, tembok parit di depan bengkel pun semennya retak-retak.
Beberapa menit kemudian, sebuah bom meledak lagi persis di pagar rumah pendeta J Sitorus (60), pendeta di Gereja Metodis Indonesia (GMI).
Akibatnya, pagar tembok yang dilengkapi dengan pagar besi rusak.
Anehnya, jarak antara bengkel dan rumah Sitorus hanya sekitar lima meter, yang letaknya persis berhadap-hadapan.
5. Restoran Miramar, 2000
Bom rakitan meledak di samping Restoran Miramar, Jalan Pemuda, Medan.
Dikutip dari Harian Kompas, bom meledak pada 29 Mei 2000 pukul 04.30 pagi.
Empat orang terluka dan sebagian dinding restoran yang terbuat dari keramik rusak.
Ledakan itu juga merusak gedung yang ditempati PT Samudera Indonesia Group yang berjarak sekitar 10 meter dari restoran itu.
Bom diduga ditujukan untuk merusak Gereja Katolik Santa Maria yang berjarak 100 meter dari lokasi ledakan.
6. GKPI Padangbulan, 2000
Sehari sebelum ledakan di samping Restoran Miramar, bom rakitan meledak di Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI), di Kompleks Perwira Menengah Kodam I Bukit Barisan, Pasar I Padangbulan, Medan.
Saat itu, Minggu, 28 Mei 2000 sekitar pukul 08.30, jemaat sedang melakukan kebaktian hari Minggu.
Dilansir dari Harian Kompas, sebanyak 23 jemaat yang umumnya pelajar wanita mengalami luka-luka.
Keterangan yang dihimpun Kompas di gereja GKPI, pagi itu sekitar 600-700 jemaat sedang menyanyikan lagu-lagu pujian dipimpin Wakil Guru Jemaat St ML Tobing.
Tiba-tiba dari baris keenam bangku belakang keluar percikan api disertai dengan suara ledakan yang kuat hingga menggetarkan bangunan gereja permanen seluas sekitar 20 x 50 meter.
Bangku di dalam gereja tersebut ada sekitar 20 baris. Baca juga: Fakta Lengkap Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan, Meledak di Area Parkir hingga Siagakan Anjing Pelacak Sebagian bangku-bangku yang berisi enam orang hancur, dan sebagian dinding retak kena getaran.
Mendengar suara ledakan, jemaat yang sedang tekun beribadat terkejut dan panik.
Ada yang tiarap di lantai, ada pula menjerit-jerit ketakutan.
Tidak sedikit yang mengalami luka-luka. Jemaat yang duduk di depan pun berhamburan menyelamatkan diri dan keluar minta pertolongan.
Siang harinya, sekitar pukul 12.00, ditemukan bom rakitan di kantor Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Jalan Sudirman, Medan.
Bom rakitan, yang terbuat dari kaleng cat yang dibalut kabel biru dan merah dibungkus dengan lakban warna hijau, ditemukan oleh salah seorang pengurus gereja, St R Boru Simamora.
Bom rakitan yang berada dalam kardus itu dibawa keluar oleh petugas gereja.
Setelah memberi tahu aparat kepolisian, bom tersebut akhirnya diledakkan di tempat yang aman karena tak bisa lagi dijinakkan.
Secara bersamaan bom rakitan serupa, juga ditemukan di ruang Gereja Kristen Kristus Raja, Jalan Haryono MT, persis berhadapan dengan Medan Mall.
Bom ditemukan oleh salah seorang jemaat, Ny Erna, setelah Misa kedua.
Namun, tidak ada korban jiwa.
Tim penjinak dan penghancur bahan peledak (Jihandak) Brimob Polda Sumut berhasil mengamankannya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Nasir Abbas: Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolresta Medan Kelompok JAD"