Aktif Merokok Bikin Wajah Tampak Lebih Tua, Ini Buktinya

Disadari atau tidak, perokok berat memiliki wajah yang terlihat lebih tua dibanding umur aslinya.

Health.com
Ilustrasi orang merokok 

WARTA KOTA, PALMERAH--- Disadari atau tidak, perokok berat memiliki wajah yang terlihat lebih tua dibanding umur aslinya.

Ini merupakan satu dari sekian banyak efek negatif kebanyakan mengonsumsi tembakau.

Hal itu pun telah dibuktikan para peneliti dari University of Bristol, Inggris dalam jurnal PLOS Genetics yang terbit 31 Oktober 2019.

Ada Konten Negatif, Facebook Siap Didenda Rp 500 Juta

Dalam risetnya, para ahli menggunakan data genetik dari Biobank Inggris.

Data ini melibatkan 500.000 responden.

Dari situ, para peneliti mempelajari 18.000 sifat berbeda untuk melihat sejauh mana rokok dapat memengaruhi seseorang.

Ruang Perbaikan Infrastruktur Masih Terbuka Lebar

Mereka menemukan, merokok dapat memengaruhi penampilan wajah, selain merusak kesehatan paru-paru.

Menurut ahli, semakin sering orang merokok, maka jumlah kerutan yang ada di wajah juga akan semakin cepat bertambah.

Inilah yang menyebabkan wajah seorang perokok tampak lebih tua.

Rahasia Dibalik Gaji CEO, Nominalnya Bikin Iri

Dalam penelitiannya, tim mengguankan pendekatan baru untuk menganalisis data dari Biobank agar bisa menyelidiki efek paparan zat lain, termasuk alkohol.

"Kami mencari belasan ribu sifat untuk mengidentifikasi bagaimana kebiasaan merokok memengaruhi kondisi seseorang," kata Louise Millard, penulis utama dalam studi ini seperti dilansir Newsweek, baru-baru ini, seperti dikutip Kompas.com.

Penelitian Millard dan timnya menggunakan dua metode untuk menguji hipotesis mereka.

Metode pertama dikenal sebagai Mendelian randomization, yakni melihat variasi genetik dalam DNA untuk membantu memahami bagaimana faktor risiko tertentu memengaruhi kesehatan.

Ekononi Global Melambat, Bank Indonesia Tetap Optimistis Prospek Ekonomi Indonesia

Metode kedua, ahli membandingkan asosiasi genetik pada orang yang merokok dan tidak merokok.

Hal ini untuk mengatasi bias dalam metode Mandelian randomization.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved