Ekspedisi Citorek Negeri di Atas Awan
Lebak Damar Wisata Instagramable, Berselfie Ria Sambil Mendengar Owa Jawa
Suara burung saling menyaut, sesekali tampak Owa Jawa timbul-tenggelam di antara pepohonan camar dan pinus.
Penulis: Feryanto Hadi | Editor: AchmadSubechi
Di lokasi itu juga dilengkapi dengan fasilitas mushola, toilet dan bangunan kantor yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk menginap, selain tenda-tenda yang disewakan.
Ardi mengatakan, kawasan wisata Lebak Damar masih akan terus dikembangkan.
Pasalnya, dari lahan seluas 34 hektar, saat ini baru setengah hektar yang difungsikan sebagai lokasi wisata.

"Potensi pengembangannya cukup besar karena baru setengah hektar saja yang saat ini difungsikan. Rencana dalam waktu dekat, kami akan buka area camping terpisah dengan kawasan spot foto ini," ungkapnya.
***
PULUHAN pemuda dari beberapa kampung di Desa Hegarmanah, dilibatkan dalam pengelolaan lokasi wisata Lebak Damar.
Lelaki-perempuan mengenakan baju seragam berwarna hitam, berkumpul pagi itu, saat kami selesai membongkar tenda.
Padahal, pada malam hari ketika kami datang, jumlah pemuda yang ada di lokasi itu hanya sekitar 5-6 orang.
"Camping di sini kami jamin aman. Kami menjaga kenyamanan pengunjung selama 24 jam," kata Ari yang biasa dipanggil Ompong, pengelola Lebak Damar.
Para pemuda yang mengelola lokasi wisata tersebut, sangat santun dan ringan tangan.
Mereka tak segan-segan bertanya kepada para wisatawan, apa yang mereka butuhkan.
Kepala Desa Hegarmanah, Asep Mulyana atau Jaro Asep mengungkapkan, pihaknya memang sengaja melibatkan para pemuda-pemudi desa untuk mengelola lokasi-lokasi wisata di Hegarmanah, termasuk di Lebak Damar.
Sejumlah pemuda bahkan telah dikirim ke Rangkasbitung, ibukota Kabupaten Lebak, mengikuti pelatihan khusus terkait pengelolaan kawasan wisata maupun menjadi guide bagi wisatawan.
"Kita kirim beberapa pemuda untuk ikuti program pelatihan. Yang jelas, target kami ke depan kawasan ini tidak hanya jadi wisata lokal. Harapan kami nanti ada tamu-tamu dari luar negeri juga," ungkapnya.
Agus Sutirta (27), merasakan perubahan hebat pada kehidupannya. Sebelumnya, ia merantau ke berbagai kota di luar Lebak dan bekerja secara serabutan.
Suatu ketika ketika pulang kampung, ia berbicara dengan rekannya sesama pemuda Hegarmanah.
Ia melihat ada potensi kampungnya yang bisa dikembangkan menjadi obyek wisata.
"Terakhir saya bekerja di Bogor. Sejak itu saya putuskan pulang kampung dari merantau selama bertahun-tahun. Saya dan beberapa kawan merintis dari awal. Mempromosikan bersama-sama. Berjuang bersama-sama," ujar Agus.