Diskusi Publik
Pengamat: Hanya Mahasiswa yang Bisa Redupkan Isu Populisme Agama
Koordinator Jaringan Aktifitas Filsafat Islam (Jakfi) Babur Rahman mengimbau mahasiswa untuk bangkit melawan isu populisme agama.
Penulis: Desy Selviany |
Koordinator Jaringan Aktifitas Filsafat Islam (Jakfi) Babur Rahman mengimbau mahasiswa untuk bangkit melawan isu populisme agama.
Isu populisme agama hanya dapat dilawan mahasiswa dengan cara mengkritisi kebijakan pemerintah secara subtantif.
Hal itu diungkapkan oleh Babur saat mengikuti diskusi yang digelar oleh Asosiasi Intelektual Muda Indonesia (AIMI) Rabu (30/10/2019) malam.
Kata Babur, tidak dapat ditampik belakangan isu populisme agama menguasai jagat informasi publik.
Akibatnya publik lupa dengan isu-isu yang lebih subtansial seperti perumusan undang-undang yang kerap dikuasi para oligarki.
• Ini Tiga Kritik KERAS Pengamat Soal Anggaran Lem Aibon Capai Rp 82,8 Miliar di Disdik DKI
• Pagar Mewah Rp 80 Juta Roboh Karena Perbaikan Selokan Air, Pemilik Tuntut Ganti Rugi
• HEBOH Jenazah Wanita Hidup Lagi Seusai Disentuh Suaminya, Sudah 3 Hari Meninggal & Nyaris Dikremasi
• Siap Jadi Kapolri, Sepak Terjang Komjen Idham Aziz dari Berantas Teroris Hingga Buru Putra Cendana
"Di medsos saat ini hanya populisme agama yang populer, kita lupa ada sifatnya yang mendasar dimana Undang-undang tersebut tengah dicengkram oligarki," kata Babur di Jakarta Selatan.
Kata Babuar, populernya isu agama lantaran mahasiswa kini sudah mulai meninggalkan Pancasila.
Padahal sejatinya, mahasiswa bisa mengkritisi segala kebijakan pemerintah dengan menggunakan ideologi negara tersebut.
Akibatnya kata Babur, diskusi-diskusi soal Pancasila hanya digunakan kelompok tertentu untuk kepentingan sesaat mereka.
"Pancasila memang banyak didiskusikan dimana-mana tapi hanya formalitas," jelasnya.
• Empat Titik di Kota Bekasi Bakal Kena Pemadaman Listrik Selama Lima Jam
Babur sedikit mengapresiasi aksi unjuk rasa mahasiswa yang populer pada akhir September lalu.
Babur mengatakan, hal itu bisa jadi awal dari kebangkitan mahasiswa dari tidur panjangnya paskareformasi.
"Tapi sayangnya masih belum ada konsepsi, jadi hanya ramai dipermukaan tapi hilang tanpa akhir yang diperjuangkan," jelas Babur.
"Semua terputus, hanya ada kasus baru kemudian meledak dan sudah itu menguap," kata Babur.