Berita Daerah

SADIS! KKB Papua Sayat dan Tembak Mati 3 Tukang Ojek, Dieksekusi Setengah Jam, Ini Kabar Terbarunya

Kini, Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua kembali berulah, yakni KKB Papua sayat dan tembak mati 3 tukang ojek.

Editor: PanjiBaskhara
Istimewa/Antara
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua 

Terungkap fakta tak terduga kalau ternyata para kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua sedang terpecah belah

Fakta tak terduga tentang KKB Papua ini berdasarkan analisis Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'KKB Terus Berulah, TNI Sebut Antar-kelompok OPM Sedang Bersaing', pihak Kodam XVII/Cenderawasih meyakini aksi-aksi KKB Papua selama ini dilakukan untuk menunjukan eksistensi mereka.

Terutama dalam satu tahun terakhir, KKB Papua yang ada di wilayah Kabupaten Nduga terus beraksi sehingga kelompok-kelompok yang berada di Puncak juga ingin menunjukkan keberadaannya.

"Untuk operasional mereka antara yang Ndugama (Egianus Kogoya) dengan kelompok Ilaga itu tidak terkordinir dalam satu komando.

Artinya, apa yang terjadi di Ilaga itu bukan bagian dari aksi yang di Ndugama," ujar Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi, kepada Kompas.com, Jumat (18/10/2019).

Antar kelompok KKB Papua yang dulunya menamakan diri Organisasi Papua Merdeka ( OPM), menurut Dax, seperti terpecah belah dan saling bersaing.

Sosok Egianus Kogoya yang belakangan ini mendominasi aksi-aksi kriminal di Papua diyakininya menimbulkan rasa iri dari kelompok lain yang ada di kabupaten sekitar Nduga.

"Selama ini kami monitor yang paling banyak melakukan aksi adalah Egianus.

Di antara kelompok sayap militer OPM atau TPMPB ini juga ada semacam persaingan di antara mereka untuk menunjukkan siapa yang lebih hebat satu sama lain," kata dia.

"Sehingga ketika Egianus beraksi, kelompok yang di Ilaga juga mungkin terpicu untuk melakukan aksinya juga.

Tetapi untuk satu komando saya rasa tidak ada," kata Dax.

Bahkan, kata Dax, di wilayah Puncak sendiri ada beberapa kelompok yang tidak saling terkoordinasi.

"Kelompok yang di Ilaga (Puncak) sendiri itu tidak dalam satu kesatuan.

Mereka juga ada faksi-faksi yang bergerak sendiri-sendiri," ucap dia.

Beberapa KKB Papua yang selama ini dikenal sering beraksi di Puncak, di antaranya, Lekagak Telenggen dan Militer Murib.

"Pimpinan tertinggi di Ilaga itu banyak, tapi selama ini yang kami lihat aktif itu Lekagak Talenggen," kata Dax.

Namun, diyakini bila struktur organisasi OPM yang sekarang ada, sudah tidak terkoordinasi dengan baik.

Bahkan, Goliat Tabuni yang selama ini dianggap sebagai pimpinan tertinggi sudah lama tidak terlihat.

"Di struktur organisasinya mereka membagi jadi Komando Daerah Pertahanan (Kodap), tapi pada dasarnya organisasi mereka itu antara ada dan tiada, yang selama ini cukup aktif hanya Kodap 3 Ndugama," ujar Dax.

Dax melihat klaim KKB Papua yang menyebut Goliat Tabuni sebagai jenderal besar hanya sebagai bentuk penghormatan di antara mereka terhadap sosok Goliat Tabuni yang dianggap sebagai tokoh yang memimpin perlawanan mereka.

Diakui bila pada 2018, TNI berhasil mengetahui titik persembunyian Goliat Tabuni, tetapi yang bersangkutan dapat melarikan diri.

"Goliat Tabuni sangat jarang terkoneksi dengan yang ada di Timika, Ndugama.

Goliat lebih ada di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya," kata Dax.

Terkait dengan beberapa kerusuhan yang terjadi di Papua, yang dipicu oleh isu rasisme, Dax mengakui hal tersebut ikut terkait dengan aksi-aksi yang dilakukan KKB Papua beberapa waktu terakhir.

Menurut dia, isu rasisme menjadi pelecut KKB Papua yang selama ini terus berpindah di hutan-hutan di wilayah pegunungan Papua.

"Namun, memang kami memonitor, dengan adanya beberapa kerusuhan yang terjadi, yang menurut kepolisian itu didalangi oleh KNPB dan UNLWP, timbul suatu gerakan solidaritas dari mereka yang berada di hutan," kata Dax.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "Kabar Terbaru 3 Tukang Ojek yang Dieksekusi Sadis oleh KKB Papua, Tubuhnya Penuh Luka Sayat"

Sumber: Surya
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved