Negara Tetangga Cemburu dengan Pasar Modal Indonesia, Berikut Penjelasan OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pasar modal dalam negeri mengalami pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan negara lain.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pasar modal dalam negeri mengalami pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan negara lain.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen, mengatakan beberapa negara tetangga mengalami pertumbuhan negatif dalam hal jumlah emiten.
Hoesen mencontohkan jumlah emiten di pasar modal Singapura yang sulit bertambah karena pasar modal di Negeri Singa sudah jenuh.
"Pasar modal Indonesia dicemburui negara tetangga, karena dengan kondisi perekonomian global kita masih bisa tumbuh dengan meyakinkan," kata Hoesen baru-baru ini.
• Tren Liburan Singkat atau Staycation Meningkat, Dongkrak Bisnis Hotel Budget
Sebagai informasi, berdasarkan data dari Ernst and Young Global IPO Trends kuartal III-2019, pertumbuhan perusahaan tercatat di Singapura negatif 4,8 persen.
Pasalnya, jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa Singapura per 18 Oktober 2019 hanya mencapai 11 perusahaan.
Sementara, di Indonesia, pada periode yang sama ada 41 perusahaan yang melantai di bursa.
Hoesen mengatakan, Indonesia masih memiliki ruang yang sangat besar untuk tumbuh.
Sebab hingga saat ini, jumlah investor ritel dalam negeri belum mencapai satu persen dari populasi penduduk.
• Ternyata Kemudahan Berbisnis di Indonesia Tidak Mengalami Kemajuan, Berikut Penjelasannya
Dalam hal jumlah emiten, Indonesia juga cenderung lebih sedikit jika dibanding negara lain.
Hingga saat ini, Indonesia memiliki 655 emiten.
Sebagai informasi, secara pertumbuhan jumlah investor terus meningkat dari tahun ke tahun.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat hingga 23 Oktober 2019, jumlah investor di pasar saham berjumlah 2,28 juta investor.
Investor saham telah mengalami peningkatan hampir dua kali lipat atau sebesar 194 persen sejak tahun 2014, menjadi sebanyak 1,055 juta investor.
• Investigasi Selesai, Ini Kronologi Jatuhnya Lion Air PK-LQP Menurut KNKT
Kemudian, investor reksa dana juga mengalami peningkatan hampir tiga kali lipat atau sebesar 345 persen sejak tahun 2014 menjadi sebanyak 1,5 juta investor.
Investor Surat Berharga Negara (SBN) pun mengalami pertumbuhan signifikan.
Tercatat per Oktober 2019, investor SBN tumbuh 276 persen sejak 2014 menjadi 304.321 investor.
• Ingin Tahu soal PPnBM Mobil Listrik, Berikut Perinciannya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul OJK: Pasar Modal RI Dicemburui Negara Tetangga