Berita Jakarta
KASIHAN Ada Pencairan BPNT Nenek Mimin Pulang dengan Tangan Hampa, Ini Alasannya
Sudah 5 bulan Nenek Mimin (65) tidak menerima bantuan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Penulis: Desy Selviany |
SUDAH 5 bulan Nenek Mimin (65) tidak menerima bantuan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Padahal ia hanya mengandalkan pendapatan suaminya yang berprofesi sebagai tukang semir sepatu.
Terakhir nenek Mimin menerima BPNT saat bulan Ramadhan.
Bulan setelah itu kartu yang dibawa nenek Mimin tidak terdeteksi saat melakukan pencairan di Warong Ikan Emas, Jalan Salman RT 002/03 Kelurahan Kebon Jeruk.
"Setelah lebaran sudah gak dapet lagi, digesek gak bisa terus, katanya disuruh urus ke kelurahan," kata nenek Mimin kepada Wartakotalive.com Rabu (23/10/2019).
Nenek Mimin menjelaskan, selama ini beras 8 Kg dan telur 10 butir begitu berarti bagi keluarganya yang hanya berpenghasilan kurang Rp50 ribu per hari.
Suami Nenek Mimin hanya berprofesi sebagai tukang semir sepatu.
Penghasilan suaminya itu dipakai untuk menghidupi 4 kepala di rumahnya.
Sedangkan dua anaknya kata Mimin hingga kini belum memiliki pekerjaan.
"Dulu saya jadi buruh cuci, tapi sekarang sudah tidak karena belakangan ini saya sering sakit kepala parah," kata Mimin.
Kata Mimin, karena sakit kepalanya yang parah itulah membuat ia belum juga mengurus BPNT di Kelurahan.
Seorang petugas di Warong Ikan Emas Sri Asih menjelaskan mengapa Nenek Mimin tidak lagi mendapatkan BPNT.
Sri menjelaskan nenek Mimin tidak ber-KTP DKI Jakarta sehingga kemungkinan namanya dicoret oleh Kelurahan Kebun Jeruk.
"Setau saya dia belum memiliki e-ktp, punya hanya fotocopy KTP selembaran itu saja, itu juga KTP daerah," kata Sri Asih.
Sri Asih menjelaskan, hampir setiap pencairan BPNT Nenek Mimin selalu hadir.
Namun ia kerap pulang dengan tangan kosong karena kartu yang dipakainya tidak dapat digunakan.
"Setiap pencairan memang kami suruh ke sini, karena siapa tau saja kartunya sudah bisa digunakan," kata Sri Asih.