Ekonomi
Ray Rangkuti Ungkap Sosok Rizal Ramli Sebagai Problem Solver Ekonomi yang Tidak Bertumpu pada Utang
Ada segudang persoalan, terutama menyangkut masalah ekonomi yang belum mampu dituntaskan pria, yang karib disapa Jokowi di periode pertamanya.
Penetapan Joko Widodo untuk dilantik sebagai Presiden RI di periode kedua tinggal menunggu hari.
Ada segudang persoalan, terutama menyangkut masalah ekonomi yang belum mampu dituntaskan pria, yang karib disapa Jokowi di periode pertamanya.
"Misalnya, utang luar negeri yang mencapai US$ 393,5 miliar."
"Kalau dirupiahkan, jumlahnya sekitar Rp5.500 triliun (kurs Rp14.000/US$)," kata pengamat politik, Ray Rangkuti di Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Menurut Ray Rangkuti, Presiden Jokowi harus cermat dalam memilih menteri yang punya komitmen kuat untuk menekan utang luar negeri, bukan malah mempertahankan menteri yang berpaham neoliberal yang gemar berutang dengan bunga yang sangat tinggi.
Selain itu, kata Ray Rangkuti, Jokowi juga perlu memiliki menteri di sektor ekonomi yang punya konsep serta teruji.
"Diharapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak stagnan di angka 5% seperti yang terjadi saat ini."
"Apalagi, janji kampanye Jokowi adalah menggenjot perekonomian bisa merangsek ke level 7%."
"Saya melihat, kriteria tersebut ada pada sosok ekonom senior Rizal Ramli," katanya.
Menurut Ray Rangkuti, sosok Rizal Ramli merupakan sosok yang mampu membuat ekonomi Indonesia tidak stagnan, begini-begini saja.
• PLN UID Jakarta Raya Siaga Pasokan Listrik Berlapis untuk Mendukun Kelancaran Pelantikan Presiden
Ray Rangkuti menyatakan, Rizal Ramli punya jurus-jurus mumpuni dalam mencari cara keluar dari krisis.
"Dia tidak text book, sehingga ada peluang ekonomi tidak terdikte dan mampu tumbuh lebih pesat," kata Ray Rangkuti.
Menurut Ray Rangkuti, Rizal Ramli mampu mengatasi ancaman ekonomi Indonesia yang bakal nyungsep di angka 4 persen, sebagaimana disampaikan para analis.
Selain itu, kata dia, Menko Ekuin era Pemerintahan Abdurrahman Wahid dan mantan penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa Bangsa itu juga bisa mewujudkan pembangunan dengan tidak lagi mengandalkan utang.
"Dia punya riwayat panjang mengelola ekonomi, cukup berhasil kan waktu itu. Faktanya saat era pemerintahan Gus Dur pertumbuhan ekonomi dari minus 3 persen bisa terdongkrak menjadi positif 4,5 persen dalam 21 bulan," katanya.
• Rizal Ramli Ungkap Titik Geser atau Tipping Point Jokowi untuk Keluar dari Krisis di Masa Pancaroba