Lokalisasi Sunan Kuning Resmi Tutup Setelah 53 Tahun, Ada yang Depresi dan Terpaksa Dilarikan ke RSJ

"Iya dia depresi berat, jadi suka diam, ngelamun, tiba tiba menangis, tiba tiba ngomong sendiri."

Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto saat melakukan sosialisasi rencana penutupan Resos Argorejo Kawasan Sunan Kuning di Balai RW 04 Kelurahan Kalibanteng Kulon Kota Semarang bersama sejumlah PSK dan penghuni Sunan Kuning, Selasa (18/6). 

 Sementara pada Kamis (17/10/2019) nampak sejumlah papan bertuliskan "Wilayah Argorejo (SK) Kawasan Bebas Prostitusi" telah disiapkan untuk dipasang di tiga titik akses masuk ke Sunan Kuning.

Hidup di "dunia malam" selama 19 tahun

Namun, di saat hari terakhir menjelang penutupan, Kompas.com berkesempatan menemui seorang pemilik salah satu wisma dari 178 karaoke yang terdapat di kawasan lokalisasi Sunan Kuning, sebut saja Sukmawati (58).

Wati sapaan akrabnya ini mengaku telah banyak mengalami kisah suka dan duka selama dirinya melakoni kehidupan dunia malam di lokalisasi Sunan Kuning selama hampir kurun waktu 19 tahun.

"Awalnya sedih saat mendengar Pemkot Semarang akan menutup lokalisasi SK. Saya sudah betah di sini," ujar wanita asal Ngawi ini.

KPAD Kabupaten Bekasi: Remaja Kecanduan Gim Sebaiknya Dirawat di RS Jiwa

"Tapi ya mau gimana lagi, karena ini program pemerintah terpaksa harus dijalankan.

Tapi untungnya karaokenya masih bisa tetap buka jadi ya bersyukur, karena masih bisa dapat pemasukan meski tak seperti biasanya."

Pendapatan turun drastis

Wati mengaku sejak menjalankan roda bisnis tempat hiburan tersebut dirinya bisa mengantongi penghasilan hingga mencapai Rp 20 juta semalam.

Namun, saat mendengar kabar penutupan, setahun belakangan omsetnya jadi menurun drastis hingga 70 persen.

30 Persen Pemicu Anak Terlibat Kasus Kriminal di Kabupaten Bekasi karena Ponsel

"Wisma karaoke saya jadi sepi pengunjung sejak setahun terakhir akan ditutup. Yang datang jadi pada takut karena peraturan itu," kata Wati yang pernah jadi anak asuh (WPS) selama 4 tahun ini.

"Makanya omsetnya turun drastis gak sampai Rp 10 juta. Padahal mesti bayar uang sewa dua rumah karaoke yang masih ngontrak. Belum bayar kebutuhan yang lain." 

Dampak psikologis: ada yang dilarikan ke RS Jiwa

Wati yang telah mempekerjakan empat pemandu karaoke di wismanya ini mengungkapkan dampak dari penutupan lokalisasi SK ini sangat banyak terutama masalah ekonomi.

Aturan Blokir IMEI Disahkan: Begini Nasib Pedagang Ponse, Ponsel BM, hingga Tanggapan ATSI

Apalagi dampak secara psikologis juga dialami oleh beberapa WPS.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved