Dianggap Generasi Sulit untuk Menabung, Berapa Harga Rumah yang Cocok Bagi Milenial?
Generasi milenial kerap kali dianggap sebagai generasi yang bakal susah untuk bisa membeli rumah.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Generasi milenial kerap kali dianggap sebagai generasi yang bakal susah untuk bisa membeli rumah.
Pasalnya, generasi ini kerap kali dianggap sebagai generasi yang sulit menabung.
Ketika di saat yang bersamaan, harga properti dan real estat terus melambung tinggi.
Hal ini disinyalir menjadi salah satu penyebab lesunya permintaan terhadap kredit pemilikan rumah (KPR) dalam beberapa tahun terakhir.
Lalu, berapa harga rumah atau real estat yang paling cocok untuk milenial pembeli rumah pertama?
• Ini Rumus Sederhana untuk Mengatur Keuangan
Ekonom senior, Aviliani, menilai, rumah di kisaran ratusan juta hingga Rp 1 miliar merupakan kisaran harga yang paling tepat.
Rumah-rumah yang diminati generasi ini biasanya adalah rumah yang minimalis, dan dekat dengan akses transportasi umum.
"Biasanya milenial mereka suka yang dekat stasiun, jadi perumahan harus mengikuti karena kalau tidak, ada yang laku ada yang tidak laku nanti," kata Aviliani.
"Jadi sebaiknya seperti yang milenial inginkan, sesuaikan dengan yang mereka mau, misalnya (tipe rumahnya) yang high rise ketimbang landed. jadi harus disesuaikan," kata Aviliani.
Adapun co-founder sekaligus CEO Gradana, Angela Oetama, mengatakan, rumah dengan kisaran harga ratusan juta juga menjadi salah satu tipe favorit peminjamnya.
• Aturan Blokir IMEI Disahkan: Begini Nasib Pedagang Ponsel, Ponsel BM, hingga Tanggapan ATSI
"Ratusan juta lebih populer, tapi kalo sewa individu apartemen bisa di bawah Rp 100 juta," katanya.
Adapun sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo, mengatakan, bank perlu lebih memahami kebutuhan properti generasi milenial.
Hal tersebut diperlukan untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan di sektor properti yang tengah lesu.
Mardiasmo mengatakan, pertumbuhan sektor real estat saat ini masih di bawah PDB, yaitu sebesar 3,58.
Melambatnya pertumbuhan real estat di berbagai kategori baik kecil, menengah maupun kategori mahal.
"Sebagai wake up call, harus bisa menjalankan apa yang diberikan BI (Bank Indonesia) dan pemerintah. Kan sudah dikasih semua, produk perbankan harus tepat, pas, cocok dengan kondisinya. Kondisi milenial, Y generation, harus menyasar ke sana," kata Mardiasmo.