Artis Korea
BUNTUT Kematian Sulli, Kini Korea Tindak Tegas Pembocor Informasi Internal ke Media Sosial
Polemik kematian Sulli, mantan anggota girlband f(x) asal Korea yang diduga bunuh diri akibat cyber bullying di medsos masih ramai diperbincangkan.
Polemik terkait kematian Sulli, mantan anggota girlband f(x) asal Korea yang diduga bunuh diri akibat cyber bullying di media sosial, masih ramai menjadi perbincangan publik.
Bahkan otoritas keselamatan dan bencana Korea menyatakan, akan menindak tegas pihak-pihak yang terbukti membocorkan informasi internal soal kematian bintang K-Pop Sulli.
Jung Yo Ahn, yang bertugas mengawasi dan mengaudit di Markas Besar Keselamatan dan Bencana Gyeonggi, mengatakan, sangat memalukan dan mengecewakan bahwa informasi internal dibocorkan secara eksternal oleh petugas pemadam kebakaran yang seharusnya menunjukkan perilaku model sebagai pelayan publik dan menunjukkan integritas ketika mereka bertugas melindungi kehidupan dan properti warga.
“Informasi itu bocor ke media sosial melalui seorang karyawan dalam proses berbagi laporan yang diperbarui secara internal, dan rinciannya kemudian diposting di situs portal dan blog terkenal," kata Yo Ahn dalam jumpa pers, Kamis (17/10/2019), sebagaimana dilaporkan Soompi.
• Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Tambun Bekasi, Sehari-hari Berjualan Ikan Hias
• BREAKING NEWS: Artis Vicky Nitinegoro Diamankan Polisi, Diduga Gunakan Narkoba
• BREAKING NEWS: KPK Tahan Wali Kota Medan Tengku Dzulmi Eldin
• KLARIFIKASI Perekam Video Seekor Kucing Mati Dicekoki Miras Ciu, Sebut Keracunan dan Beri Air Kelapa
Yo Ahn menjelaskan bahwa pihaknya telah menjelaskan kepada orang-orang yang mengelola situs portal dan blog itu yang secara eksternal membagikan informasi tersebut adalah ilegal, dan telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
Dia menambahkan,"kami saat ini sedang dalam proses menyelidiki bagaimana informasi itu bocor, dan begitu kami memiliki pemahaman yang kuat tentang fakta-fakta, akan ada tindakan tegas yang diambil sesuai dengan undang-undang terkait."
"Kami juga akan membahas sistem pelaporan internal kami, memperkuat program pendidikan kami, dan mengejar langkah-langkah lain untuk memastikan ini tidak terjadi lagi."
Dalam jumpa pers, Markas Besar Bencana dan Keselamatan Gyeonggi telah mengeluarkan permintaan maaf resmi kepada publik setelah laporan tentang upaya pertolongan pertama terkait kematian Sulli pada 14 Oktober bocor secara eksternal.
• BREAKING NEWS: KPK Tetapkan Wali Kota Medan Tersangka
"Kami ingin dengan tulus meminta maaf kepada publik atas kebocoran eksternal laporan panggilan darurat 119 (nomor telepon darurat Korea) baru-baru ini."
Permintaan maaf itu muncul setelah sebuah laporan yang menyertakan perincian seperti waktu dan lokasi kematian Sulli, mantan anggota girlband f(x) bocor ke publik.
BIGBANG T.O.P suarakan penolakan terhadap "cyber bullying"
Salah satu anggota grup idola Korea Selatan, BIGBANG T.O.P telah menyuarakan dukungannya pada petisi dan kampanye penolakan terhadap perundungan dalam jaringan (cyber bullying), yang umumnya disebabkan dari komentar warganet di akun sosial media idolanya.
Dilansir Soompi pada Kamis, melalui instagram story-nya, T.O.P membagikan tangkapan layar yang memperlihatkan seseorang dengan wajah yang diselimuti kegelapan dengan tulisan:
"Komentar berbahaya adalah pembunuhan. Kebebasan datang dengan tanggung jawab."
• Dua Istri Cantik Wakil Bupati Ini Sama-sama Terpilih Kembali Jadi Kades untuk Kedua Kalinya
T.O.P sendiri merupakan salah satu bintang K-pop yang cukup vokal dalam menyebarkan kesadaran tentang kesehatan mental kepada para penggemar melalui unggahannya di sosial media.
Aksi pria bernama asli Choi Seung-hyun ini kemudian menambah deretan nama selebritas Korea Selatan yang baru-baru ini berbicara menentang komentator yang tidak bertanggung jawab dan bersifat destruktif.
Banyak pernyataan telah dibuat setelah meninggalnya mantan anggota f(x) Sulli pada Senin (14/10) lalu.
Berbagai macam penghormatan dilakukan para artis showbiz Korea Selatan ini untuk mengungkapkan kesedihan mereka atas kepergiannya.
Sementara itu, Asosiasi Manajemen Hiburan Korea (CEMA) telah menyatakan bahwa mereka akan mengambil tindakan keras untuk memberantas cyber bullying, dengan mengusulkan anggota parlemen untuk membuat RUU guna melawan komentar-komentar tersebut.
• Aktris Ini Tertampar Jadi Wanita Lembut di Film Ajari Aku Islam
"Kami mengungkapkan sikap kami di bawah ini sehubungan dengan rencana kami untuk mencegah artis budaya pop dari 'luka' ini," kata CEMA melalui pernyataan resmi.
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk memberantas kekerasan cyber dan komentator jahat," pungkasnya.
Penyanyi K-pop kecam perundungan siber setelah kematian Sulli
Sulli, aktris-penyanyi K-pop sekaligus mantan anggota grup f(x), adalah pendobrak tabu yang langka di dunia di mana setiap gerak-gerik bintang K-pop diatur ketat oleh manajemen, namun kematiannya telah mengungkapkan sisi gelap dari industri yang digila-gilai secara global.
Dia mengungkapkan hubungan romantisnya ketika kariernya sebagai anggota f(x) sedang berada di puncak, berani berpendapat tentang tidak mengenakan bra yang bertentangan dengan aturan ketat dari agensi artis K-pop sekaligus norma sosial konservatif terhadap perempuan muda, yang mendorong banjirnya komentar di dunia maya.
• Biarkan Pasien Kanker Santap Makanan yang Disukai
Sebelum kematiannya pada Senin lalu, gadis berusia 25 tahun bernama asli Choi Jin-ri yang disebut polisi menderita depresi berat, pernah blak-blakan menentang perundungan di dunia maya.
Para kolega dan pakar mengatakan kematian Sulli memperlihatkan hal yang dihadapi para artis perempuan muda, rentetan komentar bernada keji di dunia maya.
"Dia bukan cuma pembuat isu, tapi kuharap dia akan diingat sebagai aktivis hak perempuan yang berjiwa bebas, yang benar-benar bisa bicara apa yang ada di benaknya," ujar Kwon Ji-an, penyanyi dan penulis Korea Selatan.
Penampilan terakhir Sulli di depan umum adalah dalam program televisi di mana bintang-bintang K-pop berbicara tentang pengalaman mereka menghadapi unggahan di dunia maya yang bernada keji.
Kwon (35), lebih dikenal dengan nama panggungnya Solbi, juga menjadi sasaran penghinaan dunia maya pada 2009, ketika ia menjadi anggota kelompok K-pop Typhoon, karena diidentifikasi secara keliru dalam video seks yang viral.
Insiden itu memicu depresi hebat, fobia sosial, dan gangguan panik, kata Kwon.
Dia mencari terapi dan belajar melukis, yang dimaksudkan untuk "bertahan hidup" tetapi akhirnya menjadi pekerjaan baru.
• Lima Pimpinan BPK 2019-2024 Resmi Dilantik, Pius Lustrilanang Termiskin, Harry Azhar Azis Terkaya
"Saya terlalu muda dan belum dewasa untuk menerima semua glamor secara sosial untuk mencerna semua kehidupan glamor dan perubahan lingkungan, dan sama sekali tidak ada acara untuk mengatasinya sendiri," kata Kwon.
"Lalu bagaimana kau menanggapi semua komentar online yang kejam? Jika kau menjelaskan, mereka akan bilang kau cuma cari asalan, dan jika kau melawan, mereka akan semakin membencimu."
Kampanye Perubahan Hukum
Kwon menyerukan perubahan budaya komentar anonim di Internet, yang sudah lama disalahkan jadi sumber perundungan siber.
Di Korea Selatan, portal web lokal seperti Naver dan Daum adalah saluran utama konsumsi berita, yang memperbolehkan pengguna meninggalkan komentar tanpa mengungkapkan nama asli mereka.
Setelah kematian Sulli, para penggemar berbondong-bondong ke situs web Gedung Biru kepresidenan mengajukan petisi yang mendesak adopsi sistem komentar online menggunakan nama asli.
Serangkaian undang undang terkait telah bertahun-tahun tertunda di parlemen di tengah perdebatan sengit.
Sebuah jajak pendapat oleh perusahaan survei Realmeter yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan hampir 70 persen warga Korea Selatan mendukung skema tersebut, sementara 24 persen menentang.
"Kebebasan berekspresi adalah nilai vital dalam masyarakat demokratis, tetapi menghina dan melukai martabat orang lain adalah di luar batas itu," kata Lee Dong-gwi, seorang profesor psikologi di Universitas Yonsei di Seoul.
"Perlu ada hukuman yang jauh lebih keras bagi mereka yang melanggar hukum itu."
Data kepolisian menunjukkan jumlah kasus pencemaran nama baik atau penghinaan dunia maya hampir dua kali lipat dibandingkan 2014-2018.
Sebuah asosiasi perusahaan manajemen hiburan Korea Selatan mengeluarkan pernyataan pada hari Rabu bersumpah untuk menghadapi "kekerasan verbal" online dengan tindakan hukum yang lebih tegas.
Kwon sekarang telah menemukan kedamaian, sebagian besar berkat melukis.
Ketika dia merilis album solo baru pada 2017, dia bahkan berusaha untuk mengungkapkan penderitaannya dengan menyiram dirinya dengan cat hitam di atas panggung seperti seniman panggung.
"Aku mendapat perawatan karena benar-benar ingin hidup," kata Kwon. "Aku tidak terluka lagi meskipun melihat komentar online yang jahat itu, tetapi sekarang saatnya untuk membahas itu sebagai masalah sosial yang serius." (Antara)