ITF Sunter Jadi Proyek Kolaboratif yang Berjalan Lintas Waktu
Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakarta Propertindo menjalin Perjanjian Kerja Sama terkait pengelolaan sampah Intermediate Treatment Facility Sunter.
Penulis: Junianto Hamonangan |
Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) telah menjalin Perjanjian Kerja Sama (PKS) terkait pengelolaan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Rabu (16/10/2019).
"Alhamdulillah. Sebuah hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Pada kesempatan itu Anies menekankan proyek tersebut merupakan lintas waktu karena sudah berjalan jauh sebelum pihaknya memimpin Jakarta yakni tepatnya sejak tahun 2006 silam.
• Rencana Pelaksanaan Pembangunan Fisik ITF Sunter Dimulai 2020 Selesai 2022
"Tadi saya tanya kepada Pak Kepala Dinas LH, kapan semua proses ini dimulai? Dijawab tahun 2006. Yang terlibat tahun 2006 belum tentu hadir di ruangan ini. Ini jauh sebelum kami semua bertugas di sini," ungkap Anies.
"Pesannya adalah segala sesuatu yang kita kerjakan itu lintas waktu, mungkin lintas generasi. Lokasinya sudah ditentukan, gagasannya sudah ada lama," sambung Anies.
Menurut Anies, proyek kolaboratif dari unsur pemerintah, BUMD hingga swasta seperti semacam ini membutuhkan waktu. Sehingga apabila selesai akan menjadi sesuatu yang pertama.
"Dan bila berhasil berjalan yang pertama ini, pertama di Indonesia proyek ini. Mungkin bukan yang pertama, tapi yang sebesar ini adalah yang pertama. Ada di tempat lain, tapi skala sebesar ini pertama," ujar Anies.
Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) atau PPA (Power Purchase Agreement) antara PT PLN (Persero) dengan PT Jakarta Solusi Lestari (JSL) senilai US$11,88 sen per kWh juga disambut baik Anies. ITF Sunter mampu mengubah sampah menjadi energi listrik 35 MW dari 2.200 ton sampah per hari.
Anies mengatakan mudah-mudahan nantinya bisa ditunjukkan bagaimana proses terjadinya listrik dan energi agar bisa menjadi pembelajaran. Apalagi PLN adalah sebuah institusi yang selalu diuji kesabarannya.
"Kita itu jarang sekali menyampaikan terima kasih kepada PLN ketika listrik nyala terus. PLN itu jenis pelayanan, yang bila berjalan baik, tidak menjadi berita. No news is good news bagi PLN. Karena when everything goes well there is no news," kata Anies.
PT PLN sepakat membeli listrik sampah seharga 11,88 sen dollar amerika per kWh, Rabu (16/10/2019).
Listrik sampah itu merupakan hasil produksi dari pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) ITF Sunter.
Perjanjian jual beli tenaga listrik ditandatangani PLN dan PT Jakarta Solusi Lestari (PT JSL), pagi ini.
• KPK Masih Selidiki, Diduga Bupati Indramayu Terima 200 Juta, Kadinas PUPR Terima 350 Juta
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, juga menyaksikan penandatanganan ini.
Anies berharap ke depan akan ada 4 PLTSa di Jakarta. "Kami berharap nantinya akan ada 4 (PLTSa). Agar permasalahan sampah selesai," ujar Anies dalam sambutannya.
PT JSL adalah perusahaan patungan antara BUMD PT Jakarta Propertindo dan perusahaan publik Finlandia Fortum.
PT JSL dipayungi Pergub No.33 tahun 2018 sebagai pelaksana proyek pengolahan sampah daalm kota ITF Sunter.
"Kami mengapresiasi dukungan PT PLN dan Kementerian ESDM dalam upaya pembangunan ITF Sunter," ujar Direktur Utama PT Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto.
• Timnas Indonesia Dikalahkan Vietnam 1-3, Pelatih Simon McMenemy Ketakutan Diintimidasi Suporter
Pembangunan ITF Sunter menjadi penting karena TPST Bantargebang akan mencapai batas maksimal pada tahun 2021.
Dwi menjelaskan pembangunan ITF Sunter akan rampung pada tahun 2022.
Pekerjaan konstruksi
dimulai pada Juni 2019 berupa land clearing.
Setelah itu baru dilanjutkan pekerjaan awal konstruksi sipil, pile loading
test dan land development.
Pada fase ini, jelas Dwi, Jakpro mendapat fasilitas pembiayaan dari Bank DKI.
Hal itu membuat proses pekerjaan berjalan sesuai rencana.
• Pakai Rompi Oranye, Supendi: Insyaallah Saya Berada di KPK, akan Banyak Perubahan di Indramayu
Sementara itu, PT PLN menyambut baik sumber energi alternatif seperti sampah ini.
"Penetapan harga yang disepakati sudah mempertimbangkan banyak komponen, misalnya jumlah keluaran listrik rata-rata yang dihasilkan dan standarisasi listrik," ujar Plt Dirut PT PLN, Sripeni Inten.
Penandatanganan perjanjian jual beli tenaga listrik membuat proses distribusi listrik ITF Sunter menjadi kewenangan PLN.
ITF Sunter dihitung mampu menghasilkan 35 MW listrik dari mengolah 2.200 ton sampah per hari.
General Manager PLN distribusi Jakarta Raya, Ikhsan Asaad, mengatakan, PLN nantinya akan menghubungkan listrik sampah dari PLTSa ITF Sunter dengan Gardu Induk Kemayoran melalui jalur transmisi 150 kV sepanjang 2,2 km.
• Tangan Tak Berhenti Gerak, Wawan Game Kena Gangguan Jiwa, RS Cisarua Kebanjiran Kecanduan Hape
"Kebutuhan listrik di Jakarta itu 5000 megawatt," kata Ikhsan. Makanya terkait hal ini, yang lebih penting adalah bagaimana pengolahan sampahnya
Tidak Habis
CEO PT JSL, Faisal Muzakki, mengatakan, sampah yang diolah menjadi listrik di ITF Sunter tidak menjadi lenyap seluruhnya.
"Nanti masih akan yang tersisa. Itulah yang akan diolah lagi sehingga bermanfaat kembali. Dikerjasamakan kemudian dengan pihak ketiga," ujar Faisal.
Faisal menerangkan, sampah yang menjadi material di ITF Sunter adalah sampah rumah tangga. Sesuai namanya yaitu intermediate (antara), maka tetap ada penanganan di hulu untuk jenis organik maupun anorganik.
"Jadi nanti akan dipilah dulu sampahnya," ucap Faisal.
• Disebut Sebagai Film Terbaik Sutradara Andibachtiar Yusuf, Love For Sale 2 Segera Diputar di Bioskop
Nantinya, edukasi pemilahan sampah akan dilakukan mulai dari para penghasil sampah itu sendiri, menjadi kunci yang baik sebelum dikirim ke ITF Sunter.
Petugas kebersihan pun berandil besar untuk proses ini manakala masyarakat belum terbiasa memilah. Setelah terpilah, barulah sampah masuk ke mesin pengolahan.
"Kami punya alat juga untuk memilah jenis sampahnya," kata Faisal.