Wiranto Diserang

Mantan Teroris Blak-blakan Membongkar Isi Otak si Penusuk Wiranto Abu Rara

Abu Rara melakukan perencaan pembunuhan terhadap Wiranto hanya dengan pisau. Sofyan Tsauri mengatakan setiap teroris sudah selalu siap untuk berjihad.

Penulis: Desy Selviany |
Istimewa
Penikam Wiranto, Syahril Amansyah alias Abu Rara, dan Fitri Andriana alias Fitria Diana 

Mantan teroris Sofyan Tsauri memastikan jika penusukan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto bukanlah rekayasa.

Sofyan mengatakan hal itu memang hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang pernah berkecimpung di dunia terorisme.

Pria yang kini menjadi pengamat terorisme itu menjelaskan setiap orang yang sudah tercuci otaknya dengan terorisme pasti sudah memiliki niat membunuh di waktu dan keadaan apapun.

Di tahun 2009 kata Sofyan, seorang mantan rekannya bahkan membuat buku yang menyerukan soal jihad dengan alat apapun termasuk hanya sebatas pisau dapur.

Buku yang diciptakan oleh teroris Lampung Abu Yusuf itu mengintruksikan para pengikut Al-Qaeda untuk membunuh targetnya dengan pisau dapur sekalipun.

“Sehingga temen-temen itu dari dulu tidak perlu bom, bahkan dengan apa saja yang ada mereka bisa lakukan apa yang dianggap sebagai amaliyah itu,” kata Sofyan di Apa Kabar Indonesia, Jumat (11/10/2019).

Sofyan menjelaskan, percobaan pembunuhan yang dilakukan Syahril Alamsyah  (SA) alias Abu Rara  terhadap Wiranto menjadi contoh spontanitas seseorang yang otaknya sudah tercuci dengan terorisme.

“Mereka tidak punya visi dan misi politik, kelompok-kelompok ini sederhana saja berfikirnya, mereka niat sudah ada, dan melihat target datang sendiri dan kesempatan itu ada,” kata Sofyan.

Sehingga kata Sofyan, ia meyakini Abu Rara langsung bersiap ketika mengetahui ada pejabat hadir di dekat kediamannya.

Menurut Sofyan hal itu memang terdengar janggal bagi orang-orang awam yang tidak pernah berkecimpung di dunia terorisme. 

“Memang buat orang yang tidak pernah bergaul dengan kelompok-kelompok seperti kita akan blank, siapa yang nyangka, tetapi itulah,” jelas mantan anggota Jemaah Islamiyah itu.

Diberitakan Wartakotalive.com sebelumnya tersangka penyerang Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Syahril Alamsyah (SA) alias Abu Rara memang berniat untuk ditembak polisi.

Ia sudah depresi dengan semakin terpojoknya jaringan ISIS di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Divisi Humas Polri Birgjen Dedi Prasetyo.

Dedi menjelaskan menurut keterangan tersangka, Abu Rara secara spontan merencanakan penyerangan terhadap Wiranto.

Saat itu kata Dedi, Abu Rara mendengar ada pejabat yang berkunjung ke wilayah Menes, Pandegelang, Banten.

Ia mendengar ada helikopter mendarat di alun-alun yang hanya berjarak 300 meter dari kediamannya.

“Ketika dapat informasi ada helikopter mendarat dan ada pejabat akan turun, maka dia spontan langsung dari rumah jarak 300 meter ke alun-alun,” jelas Dedi dalam konverensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Saat itu secara spontan, Abu Rara mengintruksikan kepada istrinya untuk berbagi tugas penyerangan.

Abu Rara menyerang Wiranto dan istrinya menyerang Kapolda Banten.

Dedi menjelaskan, kenekatan Abu Rara menyerang Wiranto ialah karena posisi militan ISIS Indonesia semakin terjepit dengan penangkapan terduga teroris di seluruh pelosok Indonesia.

Terlebih satu di antara yang ditangkap baru-baru ini oleh densus 88 ialah bos dari Abu Rara sendiri yakni Abu Zee pentolan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi. Abu Zee ditangkap densus 88 September lalu.

“Dia sebutkan ke kami, dia stress karena temannya ditangkap, dia beranggapan bahwa sebentar lagi akan ditangkap, sehingga mencari momentum untuk melakukan jihad,” kata Dedi.

Bahkan kata Dedi, harapan Abu Rara ketika menyerang Wiranto ialah dapat ditembak mati oleh Kepolisian. Sehingga anggapan jihad yang dimaksudnya telah berhasil.

“Harapannya dia yaitu ditangkap dan lakukan perlawanan semaksimal mungkin, sehingga dia ditembak polisi dengan begitu dia beranggapan bisa mati dan jihadnya berhasil,” kata Dedi.

Diberitakan sebelumnya Wiranto diserang oleh kelompok teroris saat tengah melakukan kunjungan daerah.

Saat bersalaman dengan warga, Abu Rara mendekat mencoba bersalaman dan menusuk Wiranto.

Akibat insiden itu, ajudan dan Kaposek Menes terluka tusukan. Sedangkan Wiranto terluka sayatan di perut bagian depan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved