Apakah Rupiah Akan Menguat Pada Pekan Depan? Ini Kata Analasis Pasar Uang
Kurs rupiah berpeluang melanjutkan penguatan di pekan depan ditopang oleh faktor eksternal.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Kurs rupiah berpeluang melanjutkan penguatan di pekan depan ditopang oleh faktor eksternal.
"Data AS yang buruk dan sentimen internal bakal mendorong kurs rupiah kembali menguat di pekan depan di kisaran Rp 14.100 per dollar AS hingga Rp 14.157 per dollar AS," kata Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka seperti dikutip Kontan.
Pada Jumat (4/10/2019), rupiah ditutup menguat ke level Rp 14.138 per dolar AS, menguat 0,24 persen dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.172 per dolar AS.
Dalam sepekan, rupiah menguat 0,25 persen dari level Rp 14.173 per dolar AS pada Jumat (27/9/2019).
• Jalur Puncak Akan Diubah Jadi Sistem 2-1, Uji Coba Mulai 27 Oktober 2019: Simak Penjelasannya
Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah ada di level Rp 14.135 per dolar AS, menguat 0,41 persen dari sehari sebelumnya.
Selama sepekan, rupiah di kurs tengah BI menguat 0,44 persen.
Ibrahim mengatakan, sepekan lalu rupiah menguat terhadap dolar AS.
Penguatan didukung oleh sentimen global maupun domestik.
• Mengapa Penyaluran KPR Masih Belum Bergairah?
Termasuk data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang cenderung buruk.
Apalagi aktivitas jasa melambat, manufaktur terkontraksi, plus perang dagang dengan Uni Eropa (UE) sangat berisiko membuat perekonomian AS tersendat, bahkan bukan tidak mungkin jatuh ke jurang resesi.
Dari sentimen internal, Ibrahim mengatakan, dengan parlemen yang menduduki kursi pimpinan baik di DPR, DPD dan MPR menjadi berkah tersendiri, karena dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang pro dengan kepentingan rakyat.
Dengan begitu, tidak ada lagi interupsi/kritikan dari kubu parlemen sehingga pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan kembali fokus terhadap fundamental dan terus mengawasi perkembangan global akibat perang dagang dan rencana keluarnya Inggris dari Eropa atau Brexit.
Analis Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan, nilai tukar rupiah akan berbalik melemah di awal pekan.
• Menelusuri Keindahan yang Tersembunyi di Balik Kepulauan Seribu
Ia menilai perlambatan ekonomi global masih menjadi hambatan bagi pergerakan rupiah.
Hanya saja, Faisyal mengatakan, ada angin segar untuk mengurangi tekanan seiring data tenaga kerja AS yang baru rilis lebih rendah dari perkiraannya 145.000 yakni hanya 136.000.
"Namun, tetap sentimen saat ini hindari aset berisiko," kata Faisyal.
Sedangkan ekonom Bank Mandiri, Reny Eka Putri, optimistis mata uang rupiah akan melanjutkan penguatan.
Selain karena rilis data tenaga kerja AS yang bagus, Reny mengatakan, rilis data cadangan devisa pada awal pekan nanti turut menopang penguatan rupiah.
Ia memperkirakan data cadangan devisa yang Indonesia masih akan tinggi.
"Cadangan devisa masih cukup tinggi, masih akan berada di atas 123 miliar dollar AS," kata Reny.
Menurut Reny, pergerakan rupiah di awal pekan masih berada di kisaran Rp 14.100 - Rp 14.175 per dolar AS dengan potensi menguat.
Sedangkan Faisyal memprediksi rupiah masih sulit menguat dengan pergerakan di kisaran Rp 14.060 - Rp 14.200 per dolar AS.
• Ini 5 Jam dengan Harga Termahal, Ada yang Dibuat Selama 45 Tahun
Berita ini sudah diunggah di Kontan Simak prediksi pergerakan rupiah pekan depan dan Bergerak fluktuatif pekan depan, simak prediksi rupiah dari analis berikut