Setelah Bangkit! di 2016, Acha Septriasa dan Deva Mahenra Akting Bersama Lagi di Film 99 Nama Cinta

Acha Septriasa (30) dan Deva Mahenra (29) pernah beradu akting bersama di film Bangkit! garapan sutradara Rako Prijanto yang diputar di bioskop akhir Juli 2016.

Tiga tahun berselang, Acha Septriasa dan Deva Mahenra kembali bertemu dan beradu akting di film yang sama kembali.

Film 99 Nama Cinta yang diproduksi MNC Pictures ini mempertemukan lagi Acha Septriasa dan Deva Mahenra.

Beda film, berbeda pula peran dan kisah yang dilakoni Acha Septriasa dan Deva Mahenra.

Film 99 Nama Cinta hadir memberikan tontonan alternatif penyuka film bertema cinta dengan cara berbeda.

Dari awal hingga akhir cerita, beragam dialog dan adegan inspiratif mewarnai film yang diproduksi MNC Pictures ini.

• Seperti Kisah Novel, Syuting Film Senior Dilakukan Jerome Kurnia dan Rebecca Klopper hingga Spanyol

• Belajar Kebaikan dari Hal Sederhana di Film 99 Nama Cinta yang Dibintangi Acha Septriasa

"Film ini memang tidak biasa, sederhana dan sangat kasual, tidak seperti film bertema cinta lainnya," kata Chandra Sapta Surya, Head of Promo and Strategic Planner MNC Pictures, Selasa (1/10/2019).

Chandra Sapta Surya mengatakan, ide cerita film 99 Nama Cinta datang dari sutradara ternama Garin Nugroho.

Kisahnya menggambarkan asmara tanpa harus menunjukkannya dengan gairah dalam dialog dan adegan.

"Tema besar yang diangkat dalam film ini tentang wasiat yang harus dijalankan oleh anak kyai yang bernama Kiblat kepada presenter gosip ternama di televisi bernama Tania," kata Chandra Sapta Surya.

Di film 99 Nama Cinta tersebut Kiblat dimainkan Deva Mahenra, sedangkan Tania diperankan Acha Septriasa.

Penonton, lanjut Chandra Sapta Surya, akan diajak melihat kontrasnya dunia gosip dan pesantren yang dikemas menarik dalam cerita film.

• Baru Bertemu Pertama di Film Senior, Jerome Kurnia Langsung Klik dengan Rebecca Klopper

• Sahabat Jadi Cinta, Tantangan Akting Della Dartyan dan Adipati Dolken di Film Love For Sale 2

Dalam perjalanannya, Tania yang ambisius itu diam-diam menaruh hati pada Kiblat yang religius.

Kiblat digambarkan sebagai anak kyai yang taat pada agama, namun tetap memiliki pergaulan luas dan mengikuti zaman.

Kiblat bahkan kerap disebut sebagai ustaz gaul, dambaan kaum hawa di lingkungan pesantren.