Unjuk Rasa Mahasiswa
Pria Bertopeng Diduga Bayar Dua Pengunjuk Rasa untuk Memanah Polisi, Keduanya Kini Ditahan Polisi
Saat ditangkap, kedua remaja ini mengakui dibayar oleh orang tak dikenal untuk berbuat onar dalam aksi tersebut.
Dua remaja yang ikut demo, DS (14) dan SD (16) ditangkap polisi karena bentrok dengan polisi saat aksi unjuk rasa menolak UU KPK dan RUU bermasalah di Jalan Urip Sumoharjo Makassar, Jumat (27/9/2019) lalu.
DS dan SD ditangkap lantaran kedapatan menyerang aparat dengan menggunakan busur lengkap dengan anak panah di bawah fly over di Jalan Urip Sumoharjo.
Saat ditangkap, kedua remaja ini mengakui dibayar oleh orang tak dikenal untuk berbuat onar dalam aksi tersebut.
• Unjuk Rasa Masih Berlangsung, Tol Dalam Kota Ditutup, ini Pengalihan Arusnya
• VIDEO: Pendemo yang Rusuh Dibawa Masuk ke Dalam Polda Metro Jaya
• Demo Ricuh, KRL Dari dan Ke Stasiun Tanah Abang Terpaksa Dihentikan, Warga Kesulitan Pulang Kerja
Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Sulsel Kompol Supriyanto mengungkapkan, penangkapan kedua remaja itu bermula dari video dan foto-foto keduanya yang sempat viral.
Keduanya ditangkap Resmob Polda Sulsel di Jalan Sungai Saddang Baru, Makassar.
"Salah satu informan memberi petunjuk keberadaan keduanya yang tengah nongkrong di samping kanal.
• Terungkap, Jefri Nichol Memakai Narkotika Jenis Ganja Supaya Bisa Istirahat dan Tidur Nyenyak
Keduanya ini melakukan pembusuran terhadap petugas saat pengamanan," kata Supriyanto saat dikonfirmasi, Senin (30/9/2019).
Kepada petugas, DS dan SD mengaku dibayar oleh pria bertopeng untuk mengarahkan anak panahnya ke aparat kepolisian yang sedang mengamankan aksi unjuk rasa.
Selain bertopeng, pria itu juga mengenakan pakaian serba hitam.
• Fakhri Husaini Godok Transisi Menyerang-Bertahan Anak-anak Timnas U-19
"Mereka mengakui bahwa dirinya diajak oleh laki-laki bermasker, berpakain hitam dan dengan diimingi-imingi uang tunai sebesar Rp 50.000," ucap Supriyanto.
Kedua remaja itu kini masih ditahan di Mapolda Sulsel sembari mengamankan barang bukti berupa ketapel dan anak panah busur.
Sementara itu, Resmob Polda Sulsel masih melakukan pengejaran kepada dua orang yang telah dikantongi identitasnya terkait kericuhan yang menyebabkan korban luka pada Jumat lalu.
• Ketua RT Sempat Peringatkan Pemilik Rumah yang Alamatnya Ditumpangi Terduga Pelaku Kericuhan
Demo mahasiswa di depan Gedung DPRD Sulawesi Selatan, Selasa (24/9/2019) berakhir ricuh.
Aksi demo bebarengn dengan pelantikan anggota DPTD Sulawesi Selatan.
Para demonstran yang menolak revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan sejumlah RUU, dipukul mundur oleh aparat kepolisian.
Bentrokan pun tak dapat dihindari. Polisi menembakkan gas air mata dan water canon ke arah manusia.
• Pernah Dibuat 1981, Film Ratu Ilmu Hitam Garapan Kimo Stamboel dan Joko Anwar Lebih Menyeramkan?
Ratusan demonstran diamankan polisi. Beberapa mahasiswa dan aparat terluka, termasuk seorang wartawan Kantor Berita Antara.
Bentrokan mahasiswa dan aparat saat demo di Gedung DPRD Sulawesi Selatan bermula saat ada sekelompok pengunjuk rasa yang melempar petasan dan batu kepada polisi.
"Ada kelompok provokator yang lempar petasan dan batu," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko.
• Tersangka Aksi Mujahid 212 Ali Udin Bisa Mengobati Orang Sakit
Polisi menembakkan gas air mata hingga menyiram air melalui mobil meriam air untuk memukul mundur mahasiswa.
Mahasiswa yang sebelumnya memguasai Jalan Urip Sumoharjo dan Jalan Layang Makassar langsung berhamburan ketika gas air mata dan tembakan peringatan dilayangkan polisi.
Demo di Depan Gedung DPRD Sulsel Mahasiswa yang mulai terprovokasi lalu melempar batu ke arah polisi yang menggunakan tameng untuk menghalau.
"Ada banyak petugas yang terluka," kata Indratmoko.
• VIDEO: Gagal Ikut Demo, Ratusan Pelajar Malah Nyanyi Indonesia Pusaka Bareng Polisi dan TNI
Mahasiswa yang memilih lari lalu berhamburan menyusuri jalan A.P. Pettarani, Jalan Urip Sumoharjo, hingga Jalan Tol, Kecamatan Panakukang, Makassar.
"Tadi ada sebagian mahasiswa yang terprovokasi lalu melempar. Itu yang kami sayangkan," ujar salah seorang mahasiswa dari UIN.
Dalam aksi itu dua mobil polisi rusak berat dilempari batu oleh mahasiswa saat bentrok di depan Gedung DPRD Sulawesi Selatan.
• Polda Metro Melakukan Koordinasi dengan Pomal Terkait dengan Penangkapan Purnawirawan TNI AL
Aksi lempar batu yang dibalas dengan tembakan gas air mata oleh polisi Selain dua mobil polisi yang rusak parah, pagar besi di depan gedung DPRD Sulawesi Selatan juga dirusak.
Mahasiswa merusak dan membakarnya sewaktu hendak mengambil karangan bunga pelantikan anggota DPRD Sulawesi Selatan yang baru.
Hal ini membuat sekelompok pegawai di DPRD turut marah.
• Terduga Rencana Pembuat Chaos Gunakan Bom Sempat Sekantor dengan Luhut Binsar Pandjaitan
Sementara itu, di Jalan AP Pettarani Makassar dekat fly over, satu motor polisi dibakar massa aksi. Hingga kini, belum diketahui siapa yang membakar motor tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2 Remaja Ngaku Dibayar Pria Bertopeng Rp 50.000 agar Memanah Polisi Saat Demo", Penulis : Kontributor Makassar, Himawan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/demo-makassar-b.jpg)