Berikut Sentimen yang Diperkirakan Masih Mempengaruhi Pergerakan Rupiah Sepekan Mendatang

Rupiah masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga penutupan perdagangan Jumat (27/9/2019).

thinkstockphotos
Ilustrasi. 

WARTA KOTA, PALMERAH--- Rupiah masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga penutupan perdagangan Jumat (27/9/2019).

Tren koreksi ini diperkirakan masih membayangi pergerakan rupiah di awal pekan depan.

Berdasarkan data Bloomberg yang dilansir Kontan. rupiah ditutup melemah 0,05 persen ke level Rp 14.172 per dolar AS pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah juga melemah 0,25 persen ke Rp 14.197 per dolar AS.

Analis Monex Investindo, Andian Wijaya, mengatakan, pelemahan yang terjadi pada Jumat (27/9/2019) masih dipengaruhi oleh aksi unjuk rasa mahasiswa yang menolak beberapa revisi undang-undang.

Bagaimana Proyeksi IHSG Selama Sepekan Mendatang?

Meskipun aksi tersebut sudah mereda dalam waktu dekat ini, Andian menilai rupiah masih akan melemah.

“Isunya masih akan terus melemah jika demonstrasi masih akan berlanjut hingga 20 Oktober pada saat pelantikan,” kata Andian.

Selain itu, Andian juga mengatakan pelemahan rupiah dikarenakan dolar AS yang juga menguat di akhir pekan.

Hal ini dikarenakan harapan negosiasi dagang antara AS dan China kembali muncul menjelang pertemuan kedua kepala negara tersebut yang rencana dilakukan pada bulan depan.

"Lihat hasilnya nanti bagaimana, jika membaik akan menguatkan dollar AS kembali," ujar Andian.

Ingin Mencoba Jadi Investor di Layanan Urun Dana? Simak Penjelasannya

Ekonom Bank Mandiri, Reny Eka Putri, mengatakan, aksi unjuk rasa masih menjadi pemicu utama terkoreksinya rupiah di akhir pekan.

Ia mengatakan, hal ini ditambah data-data ekonomi yang minim di akhir bulan sehingga belum ada sentimen positif yang menghambat pelemahan rupiah.

"Aksi unjuk rasa di beberapa wilayah akhir-akhir ini menjadi katalis negatif yang menurunkan kepercayaan investor. Total ada lebih dari Rp 1,5 miliar aliran dana asing di pasar saham yang keluar selama aksi unjuk rasa terjadi belakangan," kata Reny.

Reny mengatakan, rupiah masih akan tertekan pada awal pekan depan.

Menekan Fraud, Lembaga Keuangan Kerjasama dengan Dukcapil

Ia mengatakan, aksi unjuk rasa yang isunya akan terjadi lagi masih menjadi fokus pasar saat ini.

Selain itu, pelemahan rupiah juga didukung oleh kondisi ketidakpastian negosiasi dagang antara AS dan China yang menyebabkan investor kembali beralih ke aset-aset safe haven.

Sependapat, Andian juga bilang kondisi politik dalam negeri terkait unjuk rasa masih membayangi rupiah pada Senin (30/9/2019) pekan depan.

Meskipun demikian, ia mengatakan pelemahannya terhitung tipis.

Untuk di awal pekan, Andian memperkirakan rupiah melemah di kisaran Rp 14.200 - Rp 14.250 per dolar AS.

Sedangkan Reny memperkirakan mata uang garuda akan bergerak pada rentang Rp 14.160 - Rp 14.230 per dolar AS.

Indonesia Penghasil Singkong Nomor Empat di Dunia, Kenapa Masih Impor?

Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul Masih dibayangi aksi unjuk rasa, berikut prediksi pergerakan rupiah pekan depan

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved