Masih Tahap Sinergi Antara Uang Elektronik Berbasis Kartu dan Server
Industri uang elektronik Indonesia punya dua jenis yakni berbasis kartu dan server.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Industri uang elektronik Indonesia punya dua jenis yakni berbasis kartu dan server.
PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), pengelola uang elektronik LinkAja melihat kehadiran uang elektronik berbasis kartu dan server saling beriringan.
Direktur Utama LinkAja, Danu Wicaksana, mengatakan, saat ini kehadiran dua tipe uang elektronik saling bersinergi.
“Misalnya LinkAja bisa digunakan untuk penambahan saldo atau top up semua kartu uang elektronik bank Himbara seperti Mandiri emoney, BNI Tapcash, BRI Brizzi, dan BTN Blink. Prosesnya secara instan di aplikasi LinkAja asalkan handphone-nya ada teknologi NFC (near field communication),” kata Danu seperti dikutip Kontan baru-baru ini.
• Dampak Demo Terhadap Toko Ritel, Berikut Penjelasan dari Aprindo
Kendati demikian, ke depannya seiring dengan perkembangan teknologi, Danu melihat ada kecenderungan masyarakat lebih nyaman dengan uang elektronik berbasiskan server.
Lantaran lebih aman dan sederhana.
Aman karena menggunakan PIN transaksi dan ID pengguna bagi yang sudah menggunakan layanan penuh atau full service.
Memang secara fitur, uang elektronik berbasiskan server lebih kaya layanan karena berbentuk aplikasi.
Selain memiliki fitur top up untuk uang elektronik berbasis kartu milik Himbara.
• Mencari Rumah Mulai Rp 100 Jutaan di Pameran IIPEX 2019
Bahkan belum lama ini, LinkAja menggandeng PT Kredit Pintar Indonesia sebagai pemegang tanda daftar untuk memberikan layanan peer to peer lending.
Bahkan bagi pengguna yang sudah full service, LinkAja juga memberikan layanan pengiriman uang ke sesama pengguna atau ATM Himbara.
Bayar transaksi di berbagai merchant juga bayar tagihan listrik, air, gas, telepon, internet, asuransi, atau beli pulsa, paket data maupun voucher game.
Selain itu, bila handphone hilang, pengguna juga masih bisa menggunakan uang elektroniknya di handphone lainnya lantaran memiliki ID pengguna.
Berbeda dengan berbasis kartu, bila hilang maka uang juga hilang.
Namun Danu belum mau merinci jumlah transaksi dan pengguna LinkAja hingga saat ini.
Berdasarkan data yang dikutip dari Kontan.co.id, saat peluncuran resmi LinkAja pada Juni Lalu, LinkAja ingin mencapai 44 juta pengguna hingga akhir 2019.
• Hasil Survei APJII, Pengguna Internet di Indonesia Capai 171,2 Juta Orang
Sedangkan hingga Juni 2019 pengguna LinkAja telah mencapai 22 juta dengan rata-rata nilai transaksi lebih dari Rp 1 miliar per hari.
Sementara itu, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) yang dikutip dari Kontan.co.id terima hingga Juni 2019 penggunaan uang elektronik didominasi oleh berbasis server (server based).
Penyelenggara hanya server based menguasai 69 persen pangsa pasar uang elektronik atau sebanyak 137,2 juta pengguna.
Sedangkan penyelenggara berbasis kartu (card based) mengantongi 15,4 persen pangsa pasar dengan 30,3 juta pengguna.
Adapun penyelenggara server based dan card based punya 15,2 persen pangsa pasar atau sebanyak 30,02 juta pengguna.
Anggoro Eko Cahyo, Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), mengatakan, card based memang digunakan untuk transaksi ritel dengan nominal lebih kecil seperti jalan tol.
Sedangkan server based untuk belanja makanan.
• AFPI: Bunga Pinjaman Fintech Legal Adalah 0,8 Persen Per Hari
“Sesama server based saja bisa berbeda-beda. Namun emang uang tunai nantinya akan digantikan oleh uang elektronik. Namun perlu dilihat saat ini bagaimana kecepatan penerimaan teknologi ini. Ke depan bisa saja uang tunai tergantikan agar bisa efisiensi dan lebih aman,” kata Anggoro.
Ia mengakui kehadiran uang elektronik membuat perbankan tidak menambah jumlah mesin ATM.
Namun lebih memindahkan lokasi dari yang sepi transaksi ke tempat yang lebih ramai.
Sedangkan mesin EDC masih akan bertambah lantaran juga bisa berperan menggantikan agen.
• Ini 7 Makanan yang Bisa Membantu Menurunkan Kolesterol
Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul Hadirnya uang elektronik berbasis kartu dan server masih tahap bersinergi, dan ASPI akui uang elektronik berbasis kartu untuk transaki ritel kecil