Demokrasi

Versi Bambang Soesatyo Kalangan yang Membuat Onar dan Kerusuhan Bukan dari Kalangan Mahasiswa

Bambang Soesatyo meyakini bahwa kericuhan yang terjadi di depan gedung DPR RI, semalam, bukan dilakukan oleh para mahasiswa.

Penulis: Joko Supriyanto |
Warta Kota
Ketua DPR menjenguk korban dari kalangan mahasiswa dan polisi di RS Polri. 

"Saat ini kami sudah mengamankan sebanyak 17 orang terkait kasus pengrusakan dan pembakaran pos lantas Slipi. Mirisnya, dari para pelaku yang berhasil diamankan rata-rata mereka masih dibawah umur," kata Hengki, Rabu (25/9/2019).

Hengki mengungkapan jika melihat dalam pola yang dilakukan para pelaku ini, hampir mirip ketika kericuhan yang terjadi pada saat 21-21 Mei lalu, dimana pelakunya merupakan anak-anak dibawah umur.

Anies Baswedan Mengungkap Banyak Korban Luka Pasca Bentrok Didominasi Kalangan Mahasiswa

Apalagi barang bukti yang diamankan berupa bom molotov, gir, batu, dan petasan. Kini pihaknya mengaku masih mendalami pola yang digunakan para pelaku ini.

"Kami mencurigai aksi anarkis tersebut ditunggangi oleh oknum yang ingin memanfaatkan situasi dan kondisi saat ini," ujarnya.

Selain itu Polres Metro Jakarta Barat bersama Polda Metro Jaya masih terus berusaha mendalami kejadian ini, apalagi para pelaku yang diamankan berasal dari luar Jakarta.

"Para pelaku yang diamankan juga berasal dari luar daerah atau luar Jakarta, ini yang patut kita curigai dan akan terus kita dalami," ucapnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkapkan, mayoritas yang masuk di 24 rumah sakit, saat kericuhan unjuk rasa di gedung DPR pada Selasa (25/9/2019) malam, adalah dari kalangan mahasiswa.

Mereka mengalami luka dan cidera di bagian luar maupun di dalam tubuh.

“Kebanyakan korban memang berstatus mahasiswa. Tapi, harus dicek lagi satu-satu. Kalau yang saya temui, tadi malam (Selasa, 24/9/2019), mayoritas (korban yang dirawat di RS) adalah mahasiswa,” kata Anies di Balai Kota DKI, pada Rabu (25/9/2019).

Saat kunjungan itu, Anies mendapati mahasiswa banyak yang mengeluh sesak nafas akibat terpapar gas air mata petugas.

 MENGERIKAN Dokter Melakukan Aborsi pada Pasien yang Keliru yang Mengakibatkan Janin Tidak Tertolong

Kemudian, saat dilakukan pemeriksaan darah, tingkat kadar gula darah mereka rendah karena kelelahan saat berunjuk rasa.

“Tapi mayoritas sudah bisa pulang setelah mendapat perawatan dokter,” ujar Anies.

Berdasarkan catatannya, hingga Rabu (25/9/2019) pukul 10.00, tercatat ada 19 orang yang masih menjalani rawat inap. Angka ini berkurang dibanding saat bentrokan terjadi antara mahasiswa dengan aparat dengan mencapai 273 orang yang masuk rumah sakit.

“19 orang itu berada di beberapa rumah sakit, misalnya untuk di RS TNI AL Mintohardjo ada 11 orang, Rumah Sakit Pertamina ada tiga orang dan yang lainnya jumlahnya satu-satu, di RS Pelni, di RS Pasar Minggu, di RS Bhakti Mulia, RS Pasar Rebo, dan RSCM,” jelasnya.

Hingga kini, kata Anies 40 ambulan dan 100 tenaga medis yang dikerahkan pada Selasa (24/9/2019) malam masih disiagakan DKI. Tujuannya untuk mempercepat penanganan mereka dalam memperoleh pengobatan tim dokter.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved