Investasi

Suku Bunga BI Turun, Bagaimana Kinerja Reksadana Pasar Uang?

Para manajer investasi mengandalkan aset obligasi dengan tenor di bawah satu tahun untuk mendongkrak kinerja reksadana pasar uang.

thinkstockphotos
Ilustrasi. 

WARTA KOTA, PALMERAH--- Para manajer investasi mengandalkan aset obligasi dengan tenor di bawah satu tahun untuk mendongkrak kinerja reksadana pasar uang.

Apalagi setelah Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 5,25 persen.

Penurunan bunga BI tersebut membuat bunga deposito perbankan juga kian mengecil.

Artinya, instrumen deposito yang menjadi aset reksadana pasar uang berpotensi menekan kinerja reksadana pasar uang.

Namun, para manajer investasi optimistis dapat mempertahankan kinerja rekadana pasar uang dengan mengandalkan obligasi bertenor kurang dari satu tahun.

Kenapa UMKM Kopi Enggan Menjadi Badan Usaha?

Indra M Firmansyah, Director & Head of Investment Pinnacle Investment, mengatakan, penurunan bunga deposito tidak bisa dihindarkan bila suku bunga acuan sudah turun.

Namun, hal tersebut tidak serta merta membuat kinerja rekadana pasar uang juga ikut turun.

"Tergantung pada strategi yang dilakukan MI dalam meracik portofolio reksadana pasar uang tersebut. apakah banyak berinvestasi di deposito atau obliagsi kurang dari satu tahun?" kata Indra baru-baru ini.

Dapat dipastikan, jika banyak berinvestasi di deposito maka penurunan suku bunga acuan bisa berpengaruh besar pada kinerja reksadana pasar uang.

Indra mengatakan, saat ini porsi investasi di instrumen obligasi lebih banyak dibanding porsi di deposito.

"Jadi, pengaruh penurunan suku bunga mudah-mudahan tidak banyak berpengaruh," kata Indra.

Dengan begitu, reksadana pasar uang tetap menarik untuk dibeli.

Menurut Indra, reksadana pasar uang cocok bagi inevstor yang ingin mendapatkan bunga lebih tinggi atau setara dengan deposito.

Enaknya, dana investasi di reksadana pasar uang tidak akan dikunci seperti di deposito.

Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management, Eric Sutedja, optimistis setelah suku bunga acuan turun, prospek imbal hasil reksadana pasar uang bisa tetap optimal di tahun ini karena ada portofolio di obligasi.

"Proyeksi rata-rata reksadana pasar uang di Prospera 6,3 persen pa net di tahun ini," kata Eric.

Melihat Gairah Kopi Lokal Merajai Nusantara

Namun, untuk tahun depan, Eric memproyeksikan imbal hasil reksadana pasar uang berpotensi menurun.

Penyebabkan obliagsi yang sudah jatuh tempo harus kembali beli dengan obligasi baru dengan yield to maturity yang lebih rendah.

Dalam menjaga kinerja reksadana pasar uang tetap optimal di tahun ini, Eric mengatur porsi obligasi menjadi 70 persen-80 persen.

Hal ini dilakukan karena pajak atas kupon obliagsi hanya 5% jauh lebih kecil dari pajak deposito yang sebesar 20 persen.

Masih menarik

Eric mengatakan, tentunya reksadana pasar uang masih menarik, meski kini suku bunga turun.

Lihat saja, imbal hasil bersih setelah pajak bisa lebih tinggi dari deposito.

Sebagai perbandingan, berdasarkan data penawaran bunga deposito perbankan yang dihimpun Pusat Informasi Pasar (PIPU) Bank Indonesia per Kamis (19/9/2019), bunga deposito tenor 12 bulan, penawaran tertinggi datang dari Bank Mega dengan bunga 6,8 persen.

Penawaran tersebut belum termasuk potong pajak.

Berikut Persiapan yang Harus Dilakukan Jika Ingin Investasi Berlian

Sementara, berdasarkan data Infovesta Utama, produk reksadana Prospera Dana Lancar di periode yang sama memberikan imbal hasil 6,92 persen.

Sementara, produk reksadana Pinnacle Money Market Fund memberi imbal hasil 6,71 persen di periode yang sama.

Fitur lain yang membuat reksadana pasar uang menarik adalah tingkat likudiitas yang lebih tinggi dari deposito.

Investor bisa mencairkan dana investasinya di reksadana pasar uang dalam T+1 atau T+2.

Sementara, pencairan di deposito ada jadwalnya.

Dengan begitu, Eric mengatakan reksadana pasar uang cocok bagi inevstor yang ingin lebih mengoptimalkan dana simpanannya untuk mendapatkan imbal hasil sedikit di atas deposito dan mengharapkan imbal hasil yang terukur.

Kenapa Investasi Wine di Indonesia Belum Menarik? Berikut Penjelasannya

Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul Kinerja reksadana pasar uang tetap bisa optimal meski suku bunga BI turun

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved