Kasus Mobil Terguling di Jagorawi, Ini Tips Hindari Kecelakaan Saat Ban Pecah, Juga Penyebabnya
“Paling aman dengan membiarkan mobil berhenti dengan sendirinya lantaran kehabisan momentum, sambil mengarahkan ke bahu jalan,”
Minggu (15/9/2019) pagi, Suzuki APV bernomor polisi F 1195 DH terguling di Tol Jagorawi Km 36.
Kecelakaan tunggal tersebut mengakibatkan 9 orang menjadi korban, 3 orang meninggal di tempat dan 6 orang mengalami luka ringan hingga berat.
Sebelumnya, Kasat Lantas Polres Bogor AKP M Fadli Amri, mengatakan, peristiwa itu berawal ketika mobil berada di lajur 3, dari Bogor mengarah ke Jakarta.
• Kecelakaan Tunggal di Tol Jagorawi, Tiga dari 9 Korban Tewas di Tempat
• VIDEO: Mobil APV Kecelakaan di Jagorawi, Tiga Penumpang Tewas
• Penumpang Pejero Tewas,Akibat Terguling di Tol Sumo Dugaan Ban Pecah
Namun di tengah perjalanan, mobil mengalami pecah ban sebelah kanan belakang.
Seketika pengemudi kehilangan kendali, hingga membuat mobil oleng ke kiri.
Kecelakaan tak bisa terhindarkan, mobil pun terguling di lajur 1 menjelang masuk gerbang Tol Sentul.
• Wolfgang Pikal Waspadai Pemain Baru PSIS Semarang, Jelang Bentrok Laskar Mahesa Jenar vs Bajol Ijo
“Akibat dari pecah ban itu, pengemudi tidak bisa menguasai kendaraan sehingga mobil out of control dan terguling lalu terseret sejauh kurang lebih 50 meter,” ungkap Fadli dalam laporan Kompas Regional.
Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan, berujar kalau pecah ban merupakan kejadian berbahaya.
Meski begitu, pengemudi dapat memperkecil risiko kecelakaan dengan teknik berkendara yang benar.
• VIDEO : Viral, Seekor Hiu Paus Terjbak di Kanal PLTU Paiton, Sudah 4 Hari dan Luka-Luka
Jika Pecah Ban Depan
Menurutnya, ada perlakukan yang berbeda saat mengatasi pecah ban depan atau belakang.
Walau demikian ada beberapa hal penting yang wajib diperhatikan.
“Tetap tenang dan jangan mengurangi kecepatan dengan pengereman,” kata Marcell kepada Kompas.com (16/9/2019).
• Begini Ekspresi Kaget Raline Shah, Buat Pria Ingin Jadi Burung
Sesaat setelah ban pecah, pengemudi disarankan untuk mengurangi kecepatan dengan melepas gas.
Nyalakan juga lampu sein kiri untuk memberikan tanda pada mobil di sekitar, tetap waspada dan jangan lakukan manuver mendadak.
"Jika ban pecah ada di depan, ketika rem diinjak, maka bobot mobil akan cenderung pindah ke depan.
Setir pun akan semakin berat dan gerak mobil bakal sulit diprediksi,” jelasnya.
• DKI Ganti Buku Kir dengan Kartu Pintar
“Kalau sudah begini, kuncinya jangan mengerem dan tahan kemudi sekuat tenaga jangan sampai membuang ke kanan atau kiri,” lanjut Marcell
Jika Pecah Ban Belakang
Sementara jika pecah ban terjadi pada roda bagian belakang, usahakan tidak melakukan penurunan gigi secara tiba-tiba.
Sebab engine brake memberikan reaksi pada daya cengkeram ban yang lebih menggigit.
Hal ini bisa memperlebar sayatan pada roda, hingga berakibat mobil susah dikendalikan.
• Skybridge Bandara Soetta Diresmikan, Penumpang Kini Punya Akses Langsung ke Skytrain - Terminal 2
“Paling aman dengan membiarkan mobil berhenti dengan sendirinya lantaran kehabisan momentum, sambil mengarahkan ke bahu jalan,” terang Marcell.
Kalau sudah cukup lambat, silakan mengerem secara perlahan sampai mobil berhenti.
Nyalakan lampu hazzard sebagai tanda keadaan darurat.
• Link Live Streaming dan Live SCTV, Inter Milan vs Slavia Praha, Berharap Imbas Positif Laga Domestik
Kemudian pasang segitiga pengaman, dan lakukan prosedur penggantian ban agar mobil dapat digunakan kembali.
Penyebab Ban Pecah
Selain itu untuk mengurangi risiko karena pecah ban, penting bagi para pemilik dan pengguna kendaraan bermotor untuk menjaga dan mengecek kondisi ban-ban kendaraannya sebelum digunakan.

Berikut ini 5 faktor yang dapat menyebabkan kendaraan Anda mengalami pecah ban:
1. Perlakuan keras
Alasan pertama adalah perlakuan keras terhadap ban yang sering diberikan oleh pengguna kendaraan.
Perlakuan keras, misalnya sering digunakan untuk pengereman mendadak, melakukan manuver kasar, melaju di kecepatan terlalu tinggi, dan sebagainya.
Hal-hal seperti itu sering terjadi namun jarang disadari oleh pengguna, sehingga kerap kali terabaikan dan membuat kondisi ban menjadi buruk lebih cepat dari yang seharusnya.
2. Semir Ban
Faktor kedua adalah penggunaan semir ban yang tidak diketahui apa saja bahan pembuatannya.
Mungkin saja, ada kandungan-kandungan yang tidak sesuai dengan kondisi ban kendaraan Anda.
Sehingga akan menyebabkan reaksi tersendiri yang menyebabkan kondisi ban menjadi buruk.
3. Tekanan udara
Selanjutnya, masalah yang paling umum terjadi sehingga menyebabkan pecah ban adalah terkait dengan tekanan udara.
Jika tekanan udara tidak sesuai, maka saat digunakan kerja dinding ban akan menjadi lebih berat.
Apalag, jika udara di dalam ban terlalu sedikit, itu dapat menyebabkan akibat yang fatal.
4. Kondisi fisik ban
Di urutan keempat, alasan yang membuat ban bisa mengalami pecah tiba-tiba adalah kondisi ban itu sendiri secara fisik. Misalnya ban sudah aus atau tipis.
Contoh lain, ban yang di sela-sela alurnya terdapat kerikil kecil yang mengganjal.
Jika hal itu didiamkan untuk waktu yang lama juga bisa merusak fisik si ban dan jika kerusakan-kerusakan ini terakumulasi bisa menyebabkan ban pecah.
5. Modifikasi
Alasan terakhir ban pecah adalah adanya modifikasi yang dilakukan, namun tidak sesuai dengan spesifikasi yang seharusnya atau tidak sesuai.
Misalnya mengganti dimensi pelek tanpa mempertimbangkan kecepatan dan beban fisik kendaraan yang harus ditanggung.
Jadi mulai sekarang, perhatikanlah hal-hal tersebut agar kondisi ban kendaraan Anda lebih terjaga sehingga bisa tampil prima saat digunakan.
Lebih dari itu, kondisi ban yang baik juga akan mendukung perjalanan Anda dengan lebih aman.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belajar Dari Kecelakaan Tol Jagorawi, Begini Antisipasi Ban Pecah", Penulis : Dio Dananjaya. Juga dengan judul "Kecelakaan Tol Jagorawi, Kenali 5 Faktor Penyebab Ban Mobil Pecah", Penulis : Luthfia Ayu Azanella