Pasar Uang
Rupiah Masih Menanti Rapat The Fed, Berikut Pergerakan Rupiah Selama Sepekan Lalu
Penguatan rupiah tidak akan besar karena pemangkasan suku bunga The Fed sudah diprediksikan.
1. Senin 5 September 2019
Mengutip Bloomberg yang dilansir Kontan kurs rupiah menguat 0,47 persen ke level Rp 14.035 per dolar AS.
Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga terapresiasi 0,33 persen ke level Rp 14.092 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri, mengatakan, rupiah mendapat angin segar semenjak AS dan China sepakat untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi pada Oktober mendatang.
Selama periode tersebut, kedua negara juga sepakat tidak akan saling melontarkan ancaman kenaikan tarif impor.
“Setidaknya sepanjang September ini isu perang dagang dapat mereda,” ujarnya.
Di samping itu, rupiah mendapat sentimen positif dari melemahnya data non-farm payroll AS yang dirilis Jumat lalu.
Tercatat, jumlah tenaga kerja di luar sektor pertanian AS di bulan Agustus tumbuh 130.000 jiwa atau lebih rendah dari ekspektasi sebanyak 163.000.
Hasil ini dapat mempengaruhi arah kebijakan moneter Federal Reserve dalam waktu dekat.
Bukan tidak mungkin sikap The Fed akan semakin dovish.
Adanya sejumlah sentimen positif tadi membuat mayoritas mata uang di kawasan Asia mengalami penguatan terhadap dolar AS.
Reny menyebut, peluang rupiah untuk melanjutkan penguatannya masih sangat terbuka.
Apalagi, mata uang garuda juga mendapat sokongan dari dalam negeri berkat naiknya cadangan devisa Indonesia.
Namun, laju rupiah bisa saja terhambat oleh kekhawatiran para investor terhadap perlambatan ekonomi global.
Sentimen ini dapat membuat permintaan global turun, sehingga berdampak pada kinerja ekspor Indonesia.
Prediksi Reny, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.990—Rp 14.080 per dolar AS pada esok hari.
Berita ini sudah diunggah dengan judul Tekanan eksternal mereda, kurs rupiah menguat ke Rp 14.035 per dolar AS