Kesehatan
Siswi Bunuh Diri karena Terhina Saat Guru Menyebutnya Kotor dan Mengusir Akibat Tidak Pakai Pembalut
Dia tidak menggunakan apa pun sebagai pembalut. Ketika darah haid menodai pakaiannya, dia disuruh meninggalkan ruang kelas dan berdiri di luar.
PERISTIWA tragis dialami siswi sekolah setingkat SMP yang memilih untuk mengakhiri hidupnya karena tidak kuat merasa dipermalukan di sekolahnya.
Diduga perlakuan menghina itu dilakukan oleh gurunya.
Dia tidak kuat dan merasa malu dipanggil kotor karena pakaiannya yang kurang layak terkotori oleh darah haid karena dia tidak mampu membeli pembalut akibat kemiskinan yang dideritanya.
Dikutip Warta Kota dari Daily Mirror, Kamis (12/9/2019), siswi tersebut memilih bunuh diri.
Siswi tersebut gantung diri setelah dia diduga merasa dipermalukan dan sangat terhina oleh guru yang memanggilnya si kotor.

Hal itu dialami Jackline Chepngeno (14) dilaporkan telah diminta untuk segera meninggalkan ruangan kelas, ketika darah haid tampak melalui pakaiannya yang dikenakannya.
Seorang anak sekolah berusia 14 tahun itu menggantung diri setelah dia dipermalukan dan terhina oleh gurunya yang menyebutnya kotor.
Jackline Chepngeno dilaporkan diminta untuk meninggalkan ruang kelas, ketika darah haid tampak membekas melalui pakaian yang dikenakannya.
Ibu siswi, Beatrice Koech mengatakan, putrinya tidak punya apa-apa untuk digunakan sebagai bantalan atau pembalut, sebelum dia tetap berangkat ke sekolah di sebuah desa di Kenya.
• Selamat Jalan Mister Crack Ungkap Jokowi Saat Memberikan Pernyataan di Pemakaman BJ Habibie
Setelah pulang ke rumah, hari itu, dia memberi tahu ibunya, gurunya menghina dirinya, sebelum dia beranjak pergi untuk mengambil air.
Tragisnya dia tidak pernah kembali dari mengambil air, dia memilih untuk bunuh diri dan mengakhiri nyawanya sendiri.
Jackline Chepngeno dikabarkan mengambil nyawanya sendiri setelah dihina oleh gurunya yang dinilai tidak mempunyai perasaan dan kepekaan.
Bukannya menolong siswi yang sedang mengalami haid, dia malah mengusirnya dari sekolah karena dianggap menjijikkan.
Akibat perlakukan itu, warga desa tidak bisa menerimanya.
Mereka segera mendatangi sekolah itu dan dengan kemarahannya, mereka yang terdiri dari kaum ibu merusak pagar sekolah tersebut.
• Amien Rais Ungkap BJ Habibie sebagai Berlian Besar dari Tubuh Bangsa Indonesia
Insiden itu memicu protes kemarahan di luar sekolah.
Sekitar 200 orang menyerukan agar guru yang melontarkan penghinaan itu untuk segera dipecat.
Beatrice mengatakan kepada media lokal:
"Dia tidak menggunakan apa pun sebagai pembalut."
"Ketika darah menodai pakaiannya, dia disuruh meninggalkan ruang kelas dan berdiri di luar."
Sangat menyedihkan ungkapan ibu yang kehilangan putri tercintanya itu.
Penduduk desa menyerbu sekolah setelah Jackline Chepngeno yang berusia 14 tahun yang gantung diri karena dipanggil kotor oleh gurunya.
Sebuah laporan PBB tahun 2014 mengatakan satu dari 10 anak perempuan di Afrika sub-Sahara tidak masuk sekolah karena mereka berada di masa haid mereka akibat kemiskinan mereka tidak mampu membeli pembalut.
Pada 2017 Kenya mengesahkan undang-undang untuk menyediakan handuk sanitasi gratis untuk anak-anak sekolah dari desa-desa yang dilanda kemiskinan, tapi program itu belum diluncurkan ke sekolah remaja.
• Diungkap Dugaan Pelanggaran Firli Meski Kasus yang Diduga Menjerat TGB Tidak Jelas Kelanjutannya