Kesehatan

Ini Pentingnya Medical Check Up dan Asuransi Kesehatan

Kapan terakhir Anda melakukan Medical Check Up (MCU)? Apakah rutin melakukan MCU?

Penulis: Budi Sam Law Malau |
Istimewa
ILUSTRASI Pemeriksaan MCU (Medical Check Up) secara berkala 

Soal biaya MCU, jika akan mengajukan asuransi yang mengharuskan MCU dan terkendala soal biaya MCU maka biaya MCU yang terkait proses pengajuan asuransi akan ditanggung oleh perusahan asuransi selama SPA diterima, tetapi biaya medis yang timbul karena calon nasabah tidak setuju pada keputusan underwriting (appeal), ada pemulihan polis, ada penambahan manfaat polis, permintaan peninjauan ulang akan keputusan polis yang sudah berjalan akan menjadi tanggung jawab nasabah.

Jika Anda sudah memiliki polis asuransi dan harus melakukan MCU sebelum, saat, dan sesudah rawat inap juga akan ditanggung jika ada indikasi penyakit yang dinyatakan oleh dokter misalnya, untuk kebutuhan investigasi, diagnosa atas penyakit, atau cedera yang berkaitan dengan perawatan medis.

Artinya, jika sebelum masuk rumah sakit, pasien diminta melakukan pemeriksaan EKG, X-Ray, dan laboratorium untuk kepentingan diagnosa lalu pasien menjalani rawat inap sesuai rekomendasi dokter, perusahaan akan menanggung biaya MCU.

Pentingnya menjaga kesehatan dan melengkapi diri dengan asuransi kesehatan juga diamini oleh Vice President of Life Operation Division Sequis Eko Sumurat karena penyakit dapat datang kapan saja dan anggaran kesehatan harus dipersiapkan jauh sebelum penyakit datang.

Masalahnya, biaya kesehatan selalu lebih tinggi dari kemampuan kita apalagi, biaya kesehatan di Indonesia diperkirakan meningkat sebesar ±11,8% per tahunnya (Sumber: Mercer Marsh Benefits,2016).

Selain menyarankan untuk memiliki asuransi kesehatan, Eko juga memberikan tips mengenai cara memilih asuransi kesehatan yang tepat.

Ia berpendapat bahwa produk asuransi yang baik adalah yang membantu nasabahnya merasa nyaman tanpa repot soal administrasi rumah sakit.

Selain itu, pertimbangan lain untuk memilih asuransi kesehatan, seperti besarnya premi haruslah sebanding dengan fasilitas yang disediakan oleh produk tersebut, berapa nilai klaim yang ditanggung per tahunnya, bagaimana prosedur pada rawat inap dan pasca rawat jalan, tersedia pilihan rumah sakit rekanan yang mudah dijangkau dari lokasi pasien, layanan service center terutama saat produk asuransi akan digunakan, dan ada ketentuan yang tercantum pada polis.

Maksudnya, agar saat menggunakan manfaat polis, nasabah tidak mengalami kesulitan dan tidak mengalami hambatan.

Di awal tahun 2019, Sequis menambahkan fasilitas limit booster yang dapat meningkatkan nilai batas tahunan (annual limit) sampai dengan Rp90 miliar per tahunnya pada Asuransi Kesehatan Tambahan Sequis Q Infinite MedCare Rider (SQIMC).

Artinya, manfaat kesehatan yang akan diterima nasabah akan lebih komprehensif untuk rawat inap dan rawat jalan sebelum dan sesudah rawat inap di semua rumah sakit di seluruh dunia.

Produk ini disiapkan Sequis mengingat rawat medis untuk penyakit tertentu membutuhkan biaya tinggi.

“Kami menilai limit sebesar Rp50 miliar pun bisa jadi tidak cukup untuk biaya pengobatan apalagi jika dilakukan di rumah sakit luar negeri, padahal menurut McKenzie&Company pada tahun 2018, hampir 1 juta orang Indonesia berobat ke luar negeri setiap tahunnya dan biaya kamar rumah sakit per malam di Malaysia dan Singapura diperkirakan bisa mencapai lebih dari Rp2 juta per malamnya,” tambah Eko.

Katanya lagi, bagi nasabah Sequis yang akan berobat ke rumah sakit di Indonesia dan Malaysia dengan anggaran minim, terdapat Plan 0 pada Sequis Q Infinite MedCare Rider, yaitu perlindungan kesehatan non tunai (cashless) di rumah sakit rekanan Sequis di Indonesia dan Malaysia dengan premi terjangkau, mulai dari Rp850 ribu per bulan. SQIMC dapat digunakan di lebih dari 650 rumah sakit di Indonesia, dan lebih dari 50 rumah sakit di Malaysia dan Singapura dengan fasilitas cashless.

Selain limit booster, terdapat banyak manfaat unggulan lainnya pada produk SQIMC seperti terapi okupasi (latihan fisik untuk meningkatkan kualitas hidup bagi pasien gangguan fisik dan mental), terapi wicara (terapi agar penderita ganggguan komunikasi dapat berinteraksi dengan lingkungannya secara wajar), dan pengobatan tradisional Tiongkok.

Pada tahun 2018, Sequis telah membayar biaya klaim kesehatan untuk produk SQIMC dengan nilai tertinggi senilai lebih dari Rp282 juta dengan sistem cashless untuk pengobatan nasabahnya yang mengalami kista indung telur.

Sequis juga membayar lebih dari Rp561 juta sebagai pembayaran tertinggi untuk produk SQIMC dengan sistem reimbursement untuk penyakit Osteoarthritis panggul (OA Hip) yang merupakan peradangan pada sendi panggul yang menyebabkan kerusakan pada tulang rawan sendi panggul dan menyebabkan rasa sakit dan kaku.

Prosedur pengobatannya adalah non-bedah, dengan bedah (bedah endoskopi), dan operasi penggantian sendi panggul dengan sendi panggul artificial (prothesa).

Menutup penjelasannya, Eko berpesan agar masyarakat Indonesia peduli kesehatan karena sakit butuh biaya yang mahal maka lakukan cek kesehatan secara berkala.

“Setelah mengetahui manfaat MCU dan pentingnya memiliki asuransi kesehatan, kami berharap hal ini dapat menjadi bagian gaya hidup masyarakat karena menjaga kesehatan tidak cukup dengan olah raga dan makanan bergizi saja tetapi perlu mempersiapkan diri jika terjadi risiko, seperti sakit yang dapat terjadi pada siapa saja. Selagi masih sehat, rutinlah melakukan MCU dan segera lengkapi perlindungan keluarga Anda dengan asuransi kesehatan dari Sequis,” ujarnya. (bum)

Sumber: Warta Kota
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved