Kesehatan
Ini Pentingnya Medical Check Up dan Asuransi Kesehatan
Kapan terakhir Anda melakukan Medical Check Up (MCU)? Apakah rutin melakukan MCU?
Penulis: Budi Sam Law Malau |
Hal ini terkait dengan keselamatan kerja terutama pekerjaan yang rentan pada bahaya kesehatan, bekerja dengan mesin, kontak dengan zat kimia, atau berada dalam ruangan dengan kebisingan dan getaran tinggi.
Biasanya, golongan pekerja yang berhubungan dengan kesehatan banyak terjadi pada dokter dan tenaga kesehatan, pekerja offshore, pilot, atau commercial driver.
• Ini Penyebab Timnas Indonesia Selalu Tampil Buruk di Babak Kedua pada Ajang Kualifikasi Piala Dunia
Jika MCU pada orang sehat dilakukan untuk menentukan status kondisi kesehatan atau mendeteksi dini gangguan atau penyakit yang tidak disadari agar dapat dilakukan pencegahan perkembangan penyakit maka MCU juga dapat dilakukan juga pada orang sakit.
“MCU pada orang sakit dilakukan dengan tujuan khusus, yaitu memantau pengobatan dan mengetahui perjalanan penyakit apakah ada perbaikan atau sebaliknya malah semakin parah” ujarnya.
Ia juga menyarankan agar ketika melakukan MCU, pasian sebaiknya memberikan data yang relevan, misalnya riwayat penyakit pada keluarga dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
Bagaimana jika sudah selesai MCU dan ingin membaca hasilnya?
Membaca hasil MCU dapat dilakukan sendiri karena terdapat nilai rujukan normal.
• UPDATE Akhirnya Poppy Kelly Minta Maaf dan Ingin Elza Syarief dan Hotman Paris Hutapea Berdamai
Misalnya, untuk gula puasa normal rujukannya adalah 50-100 dan jika pada hasil tertulis 200 berarti gula kita tidak normal.
Demikian juga jika tertulis kolesterol total normal <200 dan pada hasil 150 berarti kolesterol kita dalam keadaan normal.
Namun demikian, dr. Nesya berpendapat, sebaiknya hasil tidak diinterpretasikan sendiri oleh pasien/keluarga, pasien dapat menghubungi dokter umum terutama jika ada tanda bintang, warna merah, atau hasil yang tidak normal.
Selain dokter umum, ada beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan dan dibaca oleh dokter ahli.
Seperti dokter spesialis radiologi untuk hasil USG dan rontgen, dokter spesialis penyakit dalam dan spesialis jantung untuk hasil rontgen dan tes EKG (Elektrokadiogram), yaitu pemeriksaan jantung dengan mengukur aktivitas listrik yang dihasilkan jantung untuk mendeteksi jika ada kelainan dan pemeriksaan lainnya yang memerlukan keahlian khusus, serta EEG (Elektroensefalogram) yaitu rekam otak dengan mengukur aktivitas kelistrikan dari otak untuk mendeteksi adanya kelainan dan tes EMG (Elektromiografi) atau rekam otot dengan merekam aktivitas listrik yang dihasilkan otot rangka untuk mengevaluasi fungsi saraf dan otot.
MCU dan Asuransi Kesehatan
Memiliki asuransi berarti Anda menyiapkan diri terhadap berbagai risiko kehidupan misalnya, saat mengalami sakit dan memerlukan rawat inap, tentu memerlukan sejumlah biaya yang tidak hanya untuk pengobatan tetapi juga ada biaya lain yang harus disediakan, seperti transportasi dan makan bagi yang menjaga, belum lagi terpaksa menunda rencana lainnya karena anggaran dialihkan untuk membiayai pengobatan.
Beda halnya jika kita memiliki asuransi, dengan sejumlah uang yang kita siapkan untuk membayar premi secara periodik mungkin terasa berat, tetapi ketika terjadi risiko sakit, manfaatnya akan sangat terasa karena biaya rumah sakit tentu tidak murah dan saat harus di rawat inap kita pasti berharap bisa mendapatkan perawatan kesehatan yang berkualitas untuk menunjang kesembuhan tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.
Tentu saja, hal ini bisa kita dapatkan karena kita sudah mengalihkan biaya perawatan rumah sakit pada perusahaan asuransi sebagai penanggung dengan jumlah yang sesuai ketentuan yang tercantum dalam buku polis.
Untuk itu, selagi sehat segera lengkapi dengan asuransi kesehatan bagi diri dan keluarga.
Menurut dr. Fridolin, beberapa produk asuransi kesehatan memang mewajibkan adanya MCU.
Biasanya hal ini bergantung pada besaran Uang Pertanggungan (UP), usia Tertanggung (orang yang ditanggung biaya perawatannya oleh pihak asuransi) saat pengajuan asuransi, pernah mengajukan klaim sebelumnya baik di produk asuransi yang sama atau berbeda, pernah terdapat keputusan tidak standar dalam riwayat polis sebelumnya, seperti ekstra premi dan atau ada pengecualian.
“Ekstra premi biasanya dikenakan bagi mereka yang telah mengambil produk asuransi kesehatan tetapi dari hasil kesehatan ada beberapa hal khusus, seperti kelebihan berat badan atau memiliki riwayat kesehatan lainnya, seperti ada hipertensi, kolesterol tinggi, atau diabetes. Namun, jika hasil MCU yang abnormal berada dalam ambang batas maka penyakit yang diakibatkannya atau komplikasi dari penyakit tersebut tidak dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi. Misalnya, dari hasil MCU diketahui kadar kolesterol 250 sedangkan kadar normal berada pada nilai <200 maka SPA (Surat Permintaan Asuransi), masih dapat diterima, tetapi jika kadar kolesterol 500 maka SPA dapat ditunda sampai terkontrol atau ada pengobatan,” imbuh dr. Seto.
Tambahnya lagi, jika calon nasabah belum memiliki polis dari perusahaan asuransi tersebut dan pada saat mengisi SPA seluruh pertanyaan kesehatan dinyatakan sehat atau tidak memiliki riwayat penyakit dan berdasarkan tabel tes medis bahwa calon Tertanggung tidak perlu melakukan tes MCU maka dapat membeli produk asuransi tersebut tanpa tes MCU.