Kecelakaan

Ditinggal Ayah, Putra Aiptu Imran Yasin Terlihat Tegar

Ditinggal Ayah, Putra Aiptu Imran Yasin Terlihat Tegar Berbeda dengan ibu dan kakak perempuannya.

Warta Kota/Rangga Baskoro
Kakak Aiptu Imran Yasin, Iwan saat memeluk Pipih di TPU Malaka I, Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (4/9/2019). 

Kepergian mendadak Aiptu Imran Yasin, anggota Patroli Jalan Raya (PJR) Ditlantas Polda Metro Jaya membawa duka mendalam bagi keluarga. Walau begitu putra semata wayang almarhum, Rafip (15) terlihat tegar.

Aiptu Imran Yasin tewas tertabrak truk Hino ketika bertugas di Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road West 2 (JORR W2) Ciledug, tepatnya di KM 13.200B Pesanggrahan Jakarta Selatan pada Selasa (3/9/2019) malam.

Kesedihan yang mendalam masih terlihat di wajah Rafip yang terduduk memandangi ponselnya di teras depan rumah.

Kali Jambe Bekasi Penuh Tumpukan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup Sudah Tahu

Tidak ada kata yang terucap, dirinya hanya membolak balikan pesan whatsapp yang tersimpan dalam ponselnya.

Berbeda dengan sang ibu, Pipih Munihati (50) serta kakak perempuannya, Indira (19) yang lemas karena terus menerus menangis,

Rafip terlihat tenang. Tidak ada air mata yang keluar, hanya tatapan murung karena tidak percaya ayahnya telah tiada.

Helmalia Putri Berharap Berjodoh dengan Indra Bruggman Sampai Menikah

Anang (48) adik kandung Pipih menyebut Rafip merupakan anak yang tegar. Diketahuinya, Rafip sangat dekat dengan ayahnya. Sehingga, kepergian sang ayah menurutnya sangat memukul hatinya saat ini.

"Dia memang anaknya pendiam, bukan sekarang ini aja, basanya juga begitu. Tapi Alhamdulillah-nya dia kuat, padahal kalau dibandingin sama kakaknya itu dia yang paling deket sama almarhum," ungkap Anang di rumah duka, Jalan Kebagusan Kecil RT 08/08 Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Rabu (4/9/2019).

Kemurungan yang semula terlihat di wajah Rafip berangsur pudar, setelah belasan teman sekolahnya tiba di rumah duka.

Mereka kemudian diajak Rafip untuk berbincang belakang rumah, meninggalkan kesan duka dari jejeran karangan bunga yang terpasang di depan rumah.

Ibu yang Diduga Suruh Yayan Buka Kandang Sparta Akan Diperiksa Polisi Esok

Kaus Polisi 

Amran (48) tetangga sebelah rumah mengaku memiliki kenangan berkesan dengan almarhum.

Tepatnya sekitar tiga minggu lalu, Amran mengaku dipanggil oleh Aiptu Imran untuk duduk di depan teras rumah.

Layaknya sore selepas Aiptu Imran bertugas, dirinya bersama almarhum menikmati segelas kopi dan rokok sembari memandangi ikan dan taman kecil di depan rumah Aiptu Imran.

Namun entah mengapa, Aiptu Imran memintanya untuk menunggu sebentar, sementara almarhum katanya masuk ke dalam rumah.

Bupati Tangerang Lepas Bocah Ajaib Ikut Olimpiade Matematika di India

Beberapa saat menanggung, Aiptu Imran yang terlihat keluar dan menyerahkan sebuah kantong plastik berukuran besar kepadanya.

Terheran, dirinya kemudian melongok isi kantong plastik yang diketahui berisi kaus polisi milik Aiptu Imran. Dirinya kemudian diminta untuk menjajal kaus polisi yang diberikan.

"Saya diminta pakai, saya tanya, 'emang nggapapa ya pak? kan ini kaus polisi'. Nah almarhum bilang nggak apa-apa. Malahan saya disuruh pakai terus itu kaus kalo pergi-pergi," ungkap Amran.

Kaus yang diberikan Aiptu Imran kemudian dibawanya pulang, dihitungnya ada sebanyak 20 potong. Keesokan harinya dirinya mengenakan kaus tersebut dan diacungi jempol oleh Aiptu Imran.

"Saya nggak tahu, mungkin itu kali pertandanya ya," celotehnya.

Baru Berjalan Beberapa Langkah dari Liang Lahat, Istri Aiptu Imran Berbalik dan Kembali Menangis

Jadi Polisi

Kepergian Aiptu Imran diakui oleh Ahmad Barliansyah adik ipar sekaligus Ketua RT 08/08 Kebagusan memukul keluarga.

Walaupun diakui istri dari Aiptu Imran masih bekerja di PT Citra Waspphutowa, tulang punggung keluarga itu menurutnya tidak tergantikan.

Oleh karena itu, dirinya berharap agar putra dari Aiptu Imran dapat meneruskan jejak pengabdian kakak iparnya sebagai anggota Kepolisian. Sebab, diketahui Aiptu Imran gugur ketika bertugas.

Masih Mahasiswa, Ini Cara Anggota DPRD Berusia 22 Tahun Mengatur Waktu Kuliahnya

"Kalau harapan keluarga anaknya bisa direkomendasi daftar polisi dan diterima. Supaya bisa seperti bapaknya, polisi juga. Mungkin itu juga keinginan dari almarhum," ungkapnya.

Beranjak petang, suasana rumah duka terlihat semakin sepi pelayat, berbeda ketika prosesi pengantaran jenazah menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Kelapa.

Tidak ada aparat Kepolisian yang terlihat, hanya belasan karangan bunga yang berjejer menghiasi persiapan tahlilan di rumah duka. 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved