Kuartal Ketiga Akan Berakhir, Bagaimana Peluang IHSG Bulan Ini: Saham yang Bisa Dicermati

Kurun waktu dua bulan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,47 persen. Diperkirakan IHSG pada bulan September masih tertekan.

thinkstockphotos
Ilustrasi. 

WARTA KOTA, PALMERAH--- Kurang satu bulan lagi, kuartal ketiga 2019 akan berakhir.

Kurun waktu dua bulan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,47 persen.

Diperkirakan IHSG pada bulan September masih tertekan.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengatakan, imbal hasil IHSG pada bulan September selama lima tahun terakhir cenderung negatif.

Menurut dia, secara teknikal, akan sulit bagi IHSG untuk naik jika tidak mampu menembus level 6.330. 

“Kalaupun bisa tembus, penguatan yang terjadi hanya terbatas pada area 6.400-6.450 saja,” kata Herditya seperti dikutip Kontan baru-baru ini.

Sengketa Industri Fintech, OJK Sedang Siapkan Lembaga Penyelesaian Sengketa

Sebagai informasi, per perdagangan Jumat (30/8/2019), secara year to date IHSG telah menguat 2,19 persen ke level 6.328,47.

Menurut Herditya, penyebabnya adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih cenderung moderat.

Maklum saja, tingkat produk domestik bruto (PDB) Indonesia masih dominan digerakkan oleh konsumsi masyarakat.

Sayangnya, momen Hari Raya Idul Fitri yang bisa meningkatkan konsumsi masyarakat sudah berlangsung pada kuartal II-2019.

Melihat Kondisi Kampung Nelayan di Cilincing, Ini Cerita Pepang dan Sukardi Selama Jadi Nelayan

Alhasil, menurut Herditya, tidak ada lagi katalis yang dapat membuat konsumsi masyarakat meningkat.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2019 hanya 5,05 persen secara tahunan.

Dengan begitu, terjadi perlambatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada periode sama tahun lalu yang sebesar 5,27 persen.

Bahkan, pada kuartal I-2019, pertumbuhan ekonomi Tanah Air masih sebesar 5,07 persen.

Sementara itu, Associate Director Research and Investmenet Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilanus Nico Demus, mengatakan, IHSG pada September masih memiliki dua kemungkinan, yaitu  turun atau naik. 

Pasar Kopi Masih Besar, Kembangkan Bisnis Kopi Melalui Jaringan Minimarket

Pasalnya, ada pertemuan antara Amerika Serikat (AS) dan China untuk negosiasi perang dagang pada bulan ini.

Menurut Nico, apabila hasil dari pertemuan itu positif, maka IHSG dan indeks global lainnya akan menghijau.

“Sebaliknya, jika tidak IHSG akan melemah hingga 6.185-6.270,” kata Nico.

Hingga akhir tahun, Nico memperkirakan IHSG bisa mencapai level 6.550.

Sebaliknya, Herditya memprediksi IHSG akan cenderung bearish degan target akhir tahun di level 6.334. 

Pasalnya, menurut Herditya, banyak sentimen yang cenderung dapat menurunkan IHSG, seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi China dan ekonomi global, serta isu resesi AS.

Oleh karena itu, Herditya mengatakan, investor bisa mengambil dua sikap, yaitu wait and see atau mengoleksi saham-saham defensif dengan kapitalisasi pasar yang besar, terutama untuk investasi jangka panjang.

Ia merekomendasikan investor buy on weakness saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Peluang Bisnis dari PLN, Syarat Membuka Bisnis Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum

Ia juga merekomendasikan investor untuk mulai membeli saham-sahm perbankan yang memiliki kapitalisasi pasar besar.

Alasannya, saham-saham ini masih berpotensi tumbuh karena adanya penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia sebanyak dua kali dalam dua bulan ke belakang, dari 6 persen ke 5,57 persen kemudian turun lagi ke 5,5 persen.

Di sisi lain, Nico merekomendasikan investor untuk fokus trading jangka pendek pada saham-saham yang memiliki pendapatan stabil dan liabilitas dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (blue chip).

“Kalaupun untuk jangka panjang, berarti fokusnya adalah membeli di harga terendah dan itu merupakan saat yang tepat saat ini,” kata Nico.

Ia merekomendasikan: buy saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan target jangka panjang Rp 10.047 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 4.674, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) Rp 6.444, TLKM Rp 4.713, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 9.005, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Rp 2.832, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) Rp 2.305.

Bulan Agustus 2019 IHSG Turun 0,18 Persen, Ini 10 Saham yang Bikin IHSG Tertahan Naik

Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul IHSG berpeluang tertekan di bulan September, cermati saham-saham berikut

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved