Hoax

Kominfo Catat 270 Ribu URL Sebarkan Hoax Usai Kerusuhan di Papua, Kapan Dibuka Lagi Belum Diputuskan

Kominfo Catat 270 Ribu URL Sebarkan Hoax Usai Kerusuhan di Papua, Kapan Dibuka Lagi Belum Diputuskan

Penulis: Zaki Ari Setiawan |
Warta Kota/Zaki Ari Setiawan
Kominfo Catat 270 Ribu URL Sebarkan Hoax Usai Kerusuhan di Papua, Kapan Dibuka Lagi Belum Diputuskan. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di Atrium Hotel, Tangerang, Rabu (28/8/2019). 

Setidaknya 270 ribu URL atau alamat di internet kedapatan menyebarkan hoax atau hoaks setelah kerusuhan di Papua akibat isu rasisme yang ditujukan ke mahasiswa Papua.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara berdasarkan data yang dihimpun oleh pihaknya per hari Minggu (25/8/2019) lalu.

"Jumlah URL-nya artinya jumlah kanal untuk menyebarkan hoaxnya itu sampai dengan akhir minggu kemarin sudah lebih dari 270 ribu," kata Rudiantara di Atrium Hotel, Tangerang, Rabu (28/8/2019).

Polres Metro Jakarta Selatan Diserbu Nyamuk, Camat Kebayoran Baru : Mandiri Saja

Rudiantara menduga, isu rasisme yang menyasar masyarakat Papua dimanfaatkan banyak orang untuk membuat keadaan semakin panas di dunia maya, khususnya medis sosial Twitter.

"Artinya memang orang sengaja menggunakan isu ini, mem-blow up isu ini, paling banyak di Twitter," ungkapnya.

Meski kerusuhan yang terjadi di sejumlah daerah di Papua sempat membesar, namun kondisinya berangsur-angsur kondusif.

VIRAL, Begini Cerita Bule Austria, Arzum Balli Jatuh Cinta ke Petugas PPSU DKI: Duet di Smule

Kendati demikian, kata Rudiantara, kabar hoax maupun kabar yang dapat memecah belah masyarakat masih beredar luas di dunia maya.

"Kalau di dunia nyata sudah lebih kondusif, namanya demo kerusuhan secara fisik jauh berkurang.

Namun, dari sisi dunia maya justru sebaliknya, orang tidak secara fisik di lapangann mainnya di dunia maya," ujarnya.

Ketua RT Lumpuhkan 1 Pencuri Sepeda Motor dengan Senjata Api, 3 Pelaku Lainnya Ditangkap Warga

WAKTU PEMBATASAN AKSES INTERNET BELUM DIPUTUSKAN

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara belum dapat memastikan kapan akan mencabut pembatasan informasi yang dilakukan pihaknya di Papua.

Pembatasan informasi dilakukan menyusul adanya gejolak di daerah Papua Barat dan Papua akibat isu rasisme terhadap mahasiswa Papua di daerah Surabaya, Semarang, dan Malang.

"Saya belum tau (sampai kapan dibatasi), daripada nanti saya salah," kata Rudiantara di Atrium Hotel, Tangerang, Rabu (28/8/2019).

WOW! Warga Tangkap Ikan Pari Raksasa di Sungai Ogan OKU, Bobotnya 100 Kilogram!

Pembatasan informasi di Papua, kata Rudiantara, itu tidak dilakukan oleh Kominfo saja melainkan melibatkan sejumlah instansi lainnya.

"Karena kan harus koordinasi dengan pihak-pihak lain, instansi lain di pemerintah, jadi Kominfo tidak sendiri. Melihat ini langsung batasi atau langsung buka, tidak bisa," jelasnya.

Setelah perbuatan rasisme yang dilakukan sejumlah oknum, warga Papua pun menggelar unjuk rasa besar-besaran hingga berakhir ricuh di beberapa daerah sejak Senin (19/8/2019) lalu.

Sebelum Ditemukan Tewas, Suami Rosiddah Datang ke Kamar Kos

Beredarnya kabar hoax di wilayah Papua pun menjadi alasan pemerintah melakuan pembatasan informasi.

Menurut Rudiantara, pembatasan yang dilakukan bukanlah pemblokiran total untuk berkomunikasi, melainkan hanya penggunaan data, sehingga masyarakat tetap berhubungan lewat telepon dan SMS.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved