Kesehatan
Alasan Denyut Jantung yang Berdebar Tidak Beraturan Jangan Dianggap Remeh dan Jangan Diabaikan
Pasalnya, jantung yang berdebar tidak beraturan merupakan pertanda Fiblirasi Atrium (FA).
Penulis: |
Bila ada orangtua, saudara baik dekat atau jauh yang mengalami kematian mendadak.
Artinya, kita pun akan punya risiko yang sama.
“Kebanyakan bila kematian akibat jantung diusia dibawah 35, karena FA,” kata Dokter Reynold Agustinus SpJP, saat konferensi pers Kampanye Fiblirasi Atrium 2019 di RS Harapan Kita belum lama ini.
kematian mendadak ini bisa terjadi ketika tidur, atau saat beraktivitas contohnya lari.
Bila sudah ada riwayat keluarga, tidak harus menunggu ada gejala dulu, segera lakukan pemeriksaan.
Terutama, saat usia 35 tahun ke atas, harus lakukan medical check up secara rutin, melaukan EKG atau Elektrokardiogram.
Bila hasil EKG masih ragu sementara ada riwayat keluarga, lakukan uji echocardiogram, yaitu pemeriksaan noninvasif dengan gelombang suara untuk merekam gambaran jantung.
“Mau lomba lari tapi punya riwayat keluarga dengan kematian mendadak diusia muda walaupun merasa sehat, perlu awareness."
"Mulai dengan melakukan pengukuran tensi, denyut nadi dulu,” ujar dokter dari RS Harapan Kita ini.
Menari
Upaya deteksi FA perlu dilakukan setiap saat dan sedini mungkin.
Pada kampanye FA tahun 2019 ini mengambil tema Waspada Bahaya FA, Stroke, dan Sudden Death, yang dilakukan Indonesia Heart Rhythm Society (InaHRS).
Dalam kampanye tersebut, ditekankan MeNaRI (Meraba Nadi Sendiri). Prof Dr dr Yoga Yuniadi mengatakan, menari merupakan salah satu cara mudah untuk mengenali FA serta gangguan irama lainnya.
Masyarakat perlu mewaspadai ketika denyut jantung menjadi lebih cepat dari normal (60-100 denyut per menit) menjadi sekitar 100-175 denyut per menit.
Deteksi dini penting untuk menghindari kematian mendadak serta komplikasi yang fatal serta memerlukan biaya pelayanan kesehatan yang cukup tinggi.