Artis
Sutradara Hanung Bramantyo Kecewa Mendengar Sekelompok Orang Melakukan Razia Buku
Sutradara Hanung Bramantyo ikut kesal ketika mengetahui informasi sejumlah orang dari ormas keagamaan melakukan razia buku kiri beberapa waktu lalu.
Penulis: Irwan Wahyu Kintoko | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Sutradara Hanung Bramantyo (43) ikut kecewa saat mengetahui pemberitaan sejumlah orang tiba-tiba mendatangi toko buku dan mengambil buku-buku yang dituding menyebarkan ideologi komunisme.
"Jangan membaca buku hanya dari cover-nya," kata Hanung Bramantyo disela Gala Premier film Bumi Manusia dan Perburuan di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (10/8/2019) dini hari.
Film Bumi Manusia adalah garapan terbaru Hanung Bramantyo bersama rumah produksi Falcon Pictures, sementara Perburuan digarap sutradara Richard Oh.

Kedua film yang kisahnya diangkat dari Novel Bumi Manusia (1980) dan Perburuan (1950) tulisan Pramoedya Ananta Toer itu mulai ditayangkan di seluruh bioskop Indonesia pada 15 Agustus 2019.
Soal aksi pengambilan paksa buku-buku di toko buku tersebut, Hanung Bramantyo tidak sependapat dengan cara-cara tadi.
"Kalau kata orang, jangan melakukan justifikasi. Tiba-tiba ada razia buku yang mentang-mentang ada tulisan Marxisme, Lenin, terus kemudian asal diambil," ujar Hanung Bramantyo.
• Bermain Peran Ibu-Anak di Film Bumi Manusia, Ine Febriyanti Sampai 30 Kali Menampar Giorgino Abraham
• Memainkan Peran Hardo di Film Perburuan, Adipati Dolken: Ini Jodoh dan Berkah Buat Gue
Padahal, lanjut suami bintang film Zaskia Adya Mecca tersebut, isi dari buku-buku yang dimbil orang yang tidak bertanggung-jawab itu sebenarnya membicarakan tentang kritikan ajaran Marxisme.
"Mengapa harus ada Marxis atau Lenin. Ideologi itu dikupas di buku-buku itu. Pembaca jadi tahu. Oh Leninisme dan Marxisme itu ternyata begini dampaknya. Saya juga anti sama ajaran itu," ujarnya.
Hanung Bramantyo semakin gemas melihat aksi sejumlah orang di toko buku yang kemudian menjadi viral dan menggunakan isu agama sebagai tamengnya.

"Agama orang-orang yang mengambil buku itu kebetulan agama saya lagi. Nggak enak banget saya beragama itu. Saya jadi risih," jelas Hanung Bramantyo.
Agama yang sejak lahir dianut dan dipuja hingga dijunjung tinggi Hanung Bramantyo, justru dinodai aksi sejumlah orang yang memakai atribut agama itu untuk mengambil buku-buku yang didalamnya banyak dituliskan tentang informasi penting.
Teringat Masa Lalu
Hanung Bramantyo seolah kembali masa lalu ketika membaca informasi itu.
Ketika masih duduk di bangku SMA, pada pertengahan 1990-an, Hanung Bramantyo juga harus bersembunyi saat membaca buku-buku tulisan Pramoedya Ananta Toer.
Buku-buku tulisan sastrawan legendaris tersebut sering di cap Pemerintahan Orde Baru sebagai informasi yang berbahaya.

Tidak hanya menarik buku dari peredaran, karya sastra Pramoedya Ananta Toer bahkan membuat pemerintah kala itu menjadi represif.
Siapapun yang diketahui membaca buku sastra Pramoedya Ananta Toer akan diambil paksa polisi dan menjalani penahanan.