Proyek Pelebaran Trotoar di Kemang Selatan Telan Korban, Seorang Pengendara Motor Tewas Terpeleset
Seorang pengendara motor tewas setelah terpeleset jatuh dekat proyek pelebaran trotoar di Kemang Selatan yang sembrono pengerjaannya.
Seorang pengendara motor tewas setelah terpeleset jatuh dekat proyek pelebaran trotoar di Kemang Selatan yang sembrono pengerjaannya.
Edy Purwanto (57), warga Jalan Kemang Selatan XII, Gang Minatu RT 06/01 Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan tewas setelah menabrak trotoar di kawasan Jalan Kemang Selatan pada Kamis (18/7/2019) lalu.
Edy yang bekerja serabutan meninggalkan seorang istri dan empat anak yang kini telantar.
Tak ada santunan sama sekali dari Jasa Raharja maupun Pemprov DKI yang dibutuhkan keluarga yang tak siap mengantisipasi kejadian tersebut.
• Proyek Pembangunan Trotoar Interaktif Anies Ancam Keselamatan Warga
Hal itu diungkapkan Rico, warga Jalan Puri Mutiara Ilir RT 04/01 Cipete Selatan, Cilandak, yang merupakan tetangga Edy.
"Kalau dari saksi satpam BCS saat melintas dekat lokasi, dia menginjak pasir lalu terpeleset jatuh dan kepalanya membentur trotoar. Sempet lumayan lama di pos karena memang almarhum nggak bawa identitas, sampai salah satu tetangga kita lihat almarhum," tutur Rico yang ditemui di kediamannya Kamis (8/8/2019).
Peristiwa kecelakaan itu terjadi seusai Edi mengantar anaknya ke sekolah.
Ketika hendak pulang ke rumah, Edi yang mengendarai sepeda motor sempat terjebak kemacetan arus lalu lintas.

Saat melintas dekat gundukan pasir proyek trotoar yang ditempatkan di pinggir badan jalan, Edi terpeleset dan terjatuh, kepalanya membentur trotoar.
Edi yang terkapar di sisi jalan segera ditolong warga untuk dievakuasi ke pos jaga komplek Bangun Cipta Sarana (BCS) yang berlokasi di depan titik jatuh.
• Anies Lakukan Penataan Trotoar Interaktif, DPRD Minta Perbaikan Jalan Lingkungan Jadi Prioritas
Korban yang dikenali oleh salah satu tetangganya kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu untuk mendapatkan perawatan.
Namun nyawanya tidak terselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (19/7/2019) pukul 00.30 WIB.
Edi lalu dibawa pulang ke kediamannya pada pukul 05.00 WIB. Usai
disemayamkan sesaat, jenazah bapak empat orang anak itu kemudian yang dibawa pulang untuk dimakamkan di kampung halaman Yogyakarta.
Santunan
Kematian Edy yang mendadak diungkapkan Rico mengejutkan istri dan anaknya.
Terlebih tulang punggung keluarga itu tidak meninggalkan tabungan untuk mereka.
Harapan untuk mendapatkan santunan yang semula diharapkan dari Jasa Raharja ataupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak terwujud.
Bahkan biaya pemakaman berasal dari swadaya tetangga korban.
"Soal santunan sama sekali nggak ada, padahal seharusnya itu yang namanya kecelakaan di jalan kan ada dari Jasa Raharja, tapi sampai sekarang nggak ada. Apalagi dari Pemprov DKI, sama sekali nggak ada," ungkapnya.
• Belum Terima Ganti, Warga Marunda Kembali Demo di Lokasi Proyek Tol Cibitung-Cilincing
Rico berharap agar pihak Jasa Raharja maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ikut memperhatikan nasib istri dan anak almarhum.
"Kasihan kondisinya sekarang, dia nggak punya pekerjaan, anaknya juga masih kecil-kecil. Saya mewakili warga minta kebijaksanaan Pemprov DKI untuk mereka," ungkapnya.
Proyek sembrono
Warga mengkritik pengerjaan proyek revitalisasi trotoar di kawasan Kemang, Bangka, Mampang, Jakarta Selatan dilakukan secara sembrono sehingga membahayakan pengguna jalan.
Kondisi tersebut seperti yang terlihat di revitalisasi trotoar segmen Jalan Kemang Selatan, tepatnya mulai dari Simpang Jalan Benda berbelok hingga Jalan Kemang VI pada Rabu (7/8/2019).
Proyek perluasan trotoar sepanjang satu kilometer itu mengubah lebar trotoar yang semula hanya selebar 1-1,5 meter menjadi 3-4 meter.
Material proyek seperti pasir digeletakkan di pinggir jalan dan tidak dipagar sehingga pengguna jalan yang akan melintas terganggu.

Badan jalan yang memisahkan wilayah Cilandak dengan Mampang itu pun menyempit, khususnya di ujung Jalan Benda hingga Jalan Kemang Selatan XII, akses alternatif menuju Jalan Antasari Raya.
Pada beberapa titik lokasi, sejumlah pekerja terlihat tengah melakukan pengecoran dengan menggunakan beton sebagai lapisan dasar, sedangkan di lokasi lainnya pekerja sudah memasang tegel utama maupun tegel kuning bermotif sebagai petunjuk jalan bagi penyandang tuna netra.
• Kotor Dijadikan Lapak Dagangan Kuliner saat Malam, Trotoar Tanah Abang Disikat Petugas
Namun, pada sejumlah titik lainnya, trotoar idaman yang digagas oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan itu masih berupa galian yang dipenuhi beragam material bangunan.
Pada beberapa titik proyek, terlihat tumpukan beton separator ataupun gundukanan pasir tercecer hingga ke sisi jalan.

Belum lagi sejumlah alat berat dan genset berukuran besar terparkir di sisi Jalan tanpa rambu ataupun penghalang.
Pengguna jalan, khususnya pejalan kaki maupun pengendara sepeda motor yang melintas harus bermanuver menghindari rintangan.
Aksi tersebut berujung pada pelambatan laju kendaraan yang menyebabkan kemacetan.