Berita Jakarta

Anies Lakukan Penataan Trotoar Interaktif, DPRD Minta Perbaikan Jalan Lingkungan Jadi Prioritas

Sekretaris Komisi D DPRD DKI meminta agar perbaikan jalan yang bersinggungan dengan penataan trotoar interaktif diprioritaskan pada jalan permukiman.

Warta Kota/Adhy Kelana
Sejumlah pekerja terlihat tengah mengerjakan pelebaran trotoar di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Kamis (4/7/2019). 

Sekretaris Komisi D DPRD DKI Padapotan Sinaga meminta agar perbaikan jalan yang bersinggungan dengan penataan trotoar interaktif diprioritaskan pada jalan permukiman masyarakat.

Peningkatan sejumlah ruas jalan di Ibu Kota yang bersinggungan dengan penataan trotoar interaktif yang digagas Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan diakui baik oleh Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta, Padapotan Sinaga.

Hanya saja, dirinya meminta agar perbaikan jalan diprioritaskan pada jalan permukiman masyarakat.

"Kalau jalan yang tidak ada trotoar itu tidak akan diperbaiki dong? banyak kan jalan yang belum dilengkapi trotoar," ungkapnya dihubungi pada Kamis (1/8/2019).

Oleh karena itu, dirinya meminta agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat melakukan pembangunan merata.

Sehingga, bukan hanya pusat kota semata, wilayah permukiman di pelosok pun turut merasakan adanya pembangunan.

 Warga Twitter BLOKIR Atta Halilintar Ramai-ramai, Tolak #Atta Jadi Trending Topic Hari Ini

 Viral, Pria Curhat Setelah Istrinya Meninggal Lahirkan Anak Kedua, Fotonya Masih Tersenyum

 Sambil Terisak, Isa Bajaj Menceritakan Detik-detik Meninggalnya Agung Hercules

Dihubungi terpisah, Pengamat Perkotaan Universitas trisakti, Nirwono Joga menyebutkan perbaikan jalan yang tengah dikerjakan tidak akan bertahan lama apabila tidak disertai dengan kualitas saluran air di sekitar jalan.

"Artinya, apapun sistem dan kualitas aspal yang dipilih untuk memperbaiki jalan, apabila tidak dibarengi dengan perbaikan saluran, jalan di Jakarta tidak akan bertahan hinga lima-tujuh tahun seperti yang terdapat dalam konsep jalan sebenarnya," jelasnya.

Nirwono meminta agar pembangunan jalan disesuaikan dengan tonase kendaraan yang umumnya melintas serta konsep daur ulang aspal dapat diterapkan.

Tujuannya agar adanya penghematan dari sisi anggaran belanja.

"Konsep penghematan murni yaitu dengan mendaur ulang aspal yang dikelupas dari dasar itu. Memang usianya berbeda dengan aspal baru. Tapi Penelitian terakhir menyebutkan bila kekuatanya bisa sampai tujuh tahun kalau campuranya dibuat sebaik mungkin," jelas Nirwono.

"Yang terjadi saat ini, setelah aspal dikelupas, DKI membuangnya dan menggantinya dengan beli di e-katalog. Padahal konsep ini bisa hemat 30 persen," tutupnya.

Mulus

Diberitakan sebelumnya, perbaikan jalan yang terlihat dilakukan Dinas Bina Marga DKI Jakarta pada sejumlah ruas jalan Ibu Kota dipertanyakan para pengguna jalan.

 Agung Hercules Meninggal karena Kanker Otak, Orang yang Bekerja di Tempat Ini Sangat Beresiko

 Sopir Truk Kecelakaan Maut Diamankan Polisi, Berikut Hasil Test Urinenya

 Calon Dokter Spesialis Bedah Saraf di Bandung Jadi Pemasok Ganja ke Aktor Jefri Nichol

Pasalnya, kondisi jalan dalam mulus keadaan mulus justru dikeruk, padahal tidak terlihat adanya lubang atau tambal sulam aspal.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved