Pencemaran Lingkungan
Langkah Kemenhub Tangani Tumpahan Minyak dari Anjungan ONWJ
Tumpahan minyak itu dari anjungan yang dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
Penulis: Mohamad Yusuf |
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubla Kemenhub) terus melakukan upaya menanggulangi musibah tumpahan minyak di Pantai Utara Jawa yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Tumpahan minyak itu dari anjungan yang dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
"Langkah pertama adalah mengaktifkan Posko Penanggulangan Tumpahan Minyak (PTM) Kantor KSOP Kelas IV Kepulauan Seribu yang memantau proses penanganan tumpahan minyak tersebut selama 24 jam," kata Ahmad,
Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Ditjen Hubla, Jumat (9/8/2019).
Data per Jumat (9/8/2018) dari posko tersebut, 4.380,85 barrel tumpahan minyak telah berhasil dikumpulkan dan diangkat ke darat.
Area pencemaran tumpahan minyak yang meliputi area offshore (lepas pantai), seperti di Blok+ Offshore North West Java, dan area onshore (pantai/darat) meliputi Sungai Buntu, Pusakajaya Utara, Cemarajaya, dan Sedari.
• Gara-Gara Sumur Pertamina Bocor, Terkumpul Ribuan Karung Berisi Limbah Minyak di Pulau Untung Jawa
• Limbah Minyak PT Pertamina Tumpah di Tujuh Pulau, Ini yang Dilakukan Pemkab Kepulauan Seribu
"Selain melakukan pemantauan secara aktif dan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait. Posko tersebut juga berkoordinasi dengan Distrik Navigasi kelas I Tanjung Priok untuk secara rutin memancarkan navigational warning (NAVTEX dan VHF) melalui Stasiun Radio Pantai," jelasnya.
Mengerahkan Kapal Pengangkut
Langkah kedua, untuk penanganan offshore secara keseluruhan telah dikerahkan sebanyak 46 unit kapal. Dengan 926 orang personil yang terlibat menggunakan sepanjang 5.700 meter oil boom.
"Kementerian Perhubungan juga mengerahkan kapal negara yang terdiri dari kapal patroli Sea and Coast Guard, yaitu KN Alugara milik pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok, kapal negara KNP 355, KN V054, dan KNS 017 milik KSOP Kelas IV Kepulauan Seribu, serta Kapal Negara Kenavigasian KN Edam milik Kantor Distrik Navigasi kelas I Tanjung Priok," jelas Ahmad.
Sedangkan di area onshore, lanjut Ahmad, sudah sepanjang 2.700 meter oil boom terpasang dengan melibatkan sebanyak 1.805 personil yang terdiri dari Ditjen Perhubungan Laut, OSCT, Masyarakat sekitar, Pokwasmas, serta TNI dan Polri.
“Untuk area onshore, sudah sebanyak total 1.113.082 karung limbah yang terkumpul dan dikirim ke darat,” jelas Ahmad.
• Gerebek Sampah Kumpulkan 730 Karung Limbah Minyak Mentah di Pulau Untung Jawa Kepulauan Seribu
• Lima Karung Limbah Minyak Diangkut dari Pulau Jukung
Laporan dari posko juga menyebutkan mobile oil boom sepanjang 2x200 meter disiagakan di Teluk Jakarta saat ini.
Selain itu, tersedia static oil boom sepanjang 2x200 meter di FSRU (Floating Storage Regastification Unit) Nusantara Regas.
"Kami terus berupaya untuk memberikan dukungan secara penuh dalam menanggulangi pencemaran tumpahan minyak dan gas ini. Misalnya, dengan mengerahkan tambahan oil boom, kapal patroli ataupun tambahan buoy atau rambu suar jika dibutuhkan," kata Ahmad.
Penanganan Dampak