Transfer Pemain
Inilah 6 Kejutan yang Membuat Deadline Day Seperti Liverpool vs Arsenal
Hari terakhir bursa transfer di Inggris tahun ini menyajikan kejutan, yang tidak kalah seru dari kejutan dalam pertandingan sepak bola.
Hari terakhir bursa transfer pemain di Inggris, atau disebut Deadline Day oleh media setempat,
memang menyajikan banyak kejutan.
Banyak intrik dan tikung-menelikung sampai di detik-detik akhir, yang membuat Deadline Day semakin
penuh drama yang sangat menghibur pemirsa.

Ibarat kata, Deadline Day musim panas ini ibarat pertandingan Liverpool versus Arsenal, yang selalu
menyajikan gol di masa injury time.
Apa saja sih kejutan yang muncul di hari terakhir ini?
Alex Iwobi ke Everton
Tidak pernah ada cerita selama 85 hari bursa transfer pemain Inggris dibuka, Alex Iwobi akan dijual
oleh Arsenal.
Tak pernah pula ada omongan bahwa Everton menginginkan Iwobi, karena klub dari kota Liverpool selalu dikaitkan dengan Wilfried Zaha dari Crystal Palace.
Namun satu hari sebelum Deadline Day, sebagaimana dilansir Daily Mail, Everton rupanya menghubungi Arsenal ingin membeli Iwobi. Mereka mengajukan harga 30 juta poundsterling untuk gelandang produk Akademi Arsenal tersebut.
Sepertinya mereka kewalahan menghadapi Crystal Palace, yang bergeming di harga 80 juta poundsterling jika ada klub yang ingin membeli Zaha.
Upaya Everton membeli Iwobi ini tak terdeteksi oleh para jurnalis Inggris, karena tenggelam oleh
drama antara Romelu Lukaku dan Manchester United, serta perburuan Tottenham Hotspur terhadap Paulo Dybala, Giovani Lo Celso, dan Philippe Coutinho.
Apalagi Arsenal menolak permohonan beli tersebut, karena memang tak ada dalam rencana mereka melepas Iwobi.
Hanya saja Marco Silva, Pelatih Everton, sepertinya sudah kepepet harus memperoleh gelandang
mumpuni, sehingga pihaknya mengajukan penawaran kedua dengan nilai pembelian 5 juta poundsterling lebih besar dari penawaran pertama.
Tawaran kedua ini dimasukkan ke sistem transaksi pukul 16.30 waktu setempat, atau 30 menit sebelum
tenggat waktu bursa.
Ternyata 35 juta poundsterling membuat Arsenal goyah, dan mereka setuju menjual Iwobi. Maklum,
sampai kemarin klub London Utara ini belanja cukup banyak, dan hanya memperoleh 25 juta
poundsterling dari penjualan beberapa pemain.
Karena dimasukkan ke sistem mepet dengan waktu penutupan, maka pengumuman transaksi Iwobi belum muncul saat bursa ditutup pukul 17.00.
Bahkan sampai pukul 19.00 waktu Inggris, atau pukul 01.00 dini hari WIB, kedua klub belum
mengumumkan perpindahan Iwobi, sehingga banyak yang mengira transaksi ini batal.
Ternyata membutuhkan waktu sekitar 4 jam lebih untuk memproses perpindahan itu. Dia dikontrak selama 5 tahun oleh Toffees, julukan Everton.
Dalam wawancara dengan media inggris, Silva menyatakan bahwa Iwobi selalu masuk dalam radarnya.
"Dia masih muda tapi sudah memiliki pengalaman pertandingan besar. Lebih dari 100 pertandingan di
Liga Inggris dan kompetisi Eropa," kata Silva soal pemain barunya itu.
Iwobi sendiri sepertinya juga kaget dia dijual ke Everton. Kalau melihat air mukanya, pemuda berusia
23 tahun ini tampak sedih berpisah dari Arsenal.
Namun di Everton dia akan bertemu kembali mantan seniornya di Gunners, yakni Theo Walcot, yang
dijual Arsenal ke Everton pada Januari 2018.
Giovani Lo Celso si pilihan kedua
Kabar bahwa Tottenham Hotspur sedang mengejar Lo Celso memang tidak setemaram Everton menginginkan Iwobi.
Namun gelandang berkebangsaan Argentina itu hanya pilihan kedua Mauricio Pochettino, Pelatih
Tottenham yang juga berasal dari Argentina.
Pilihan pertama Pochettino adalah Paulo Dybala, gelandang berpaspor Argentina yang bermain untuk
Juventus.
Hari Kamis sore WIB beredar kabar bahwa Tottenham dan Juventus tak mencapai kata sepakat untuk
pembelian Dybala. Klub Italia berjuluk Il Bianconeri itu tak mau melepas pemain berusia 25 tahun
tersebut.
Dengan begitu, sasaran diarahkan ke pilihan kedua. Hanya saja, negosiasi antara Tottenham dnegan
Real Betis, sebagai pemilik Lo Celso, sangat senyap.
Apalagi begitu bursa ditutup, tak ada pengumuman dari kedua klub soal gelandang berusia 23 tahun
ini.
Rupanya butuh waktu 30 menit untuk membuatnya semuanya tuntas. Tottenham mengumumkan mereka meminjam Lo Celso dari Betis selama satu musim, dengan opsi beli di harga 55 juta poundsterling.
Kehadiran Lo Celso ibarat sebuah sinyal bahwa klub London Utara ini akan melepas Christian Eriksen
dalam beberapa hari sampai akhir Agustus.
Gelandang berpaspor Denmark itu sudha tidak betah bermain untuk Tottenham, dan ingin mencari
pengalaman baru di luar Liga Inggris.
Ryan Sesegnon ke Tottenham
Kabar bahwa Tottenham tertarik merekrut Sessegnon sebenarnya bukan cerita baru, sebab sejak bursa
dibuka sudah santer terdengar soal itu.
Hanya saja, dibutuhkan waktu 85 hari untuk mewujudkan keinginan itu.
Sudah begitu, pergerakan Tottenham untuk pembelian pemain sayap muda Inggris ini berlangsung senyap. Bisa jadi tenggelam oleh rumor transfer yang berkeliaran denganliar dan berisik.
Namun, dalam kesenyapan itu akhirnya Pochettino bisa memperoleh pemain berusia 19 tahun ini dengan harga 25 juta poundsterling.
Lamanya proses transaksi tampaknya karena kedua klub berkutat dia soal harga untuk Sessegnon.
Kesepakatan tercapai di angka 26 juta poundsetrling itu, plus gelandang muda Tottenham, Josh Onomah.
Kontroversi David Luiz
Kejutan yang muncul dari perpindahan David Luiz ke Arsenal adalah kontroversinya. Maklum, meski
Arsenal dan Chelsea bertetangga di London, namun mereka bukan tetangga yang ramah satu kepada yang lain.
Masuk akal, sebab kedua klub ini bersaing memperbutkan gelar "Kebanggaan kota London".
Kejutan lainnya dari transfer ini adalah tak ada ramai-ramai sebelumnya. Luiz terlihat nyaman di
Chelsea dan sedang mempersiapkan musim depan, di bawah asuhan pelati baru, Frank Lampard.
Namun publik sepertinya memang belum mengenal David Luiz secara mendalam. Melihat sejarah kariernya, bek tengah berpaspor Brasil ini adalah seorang "kutu loncat".
Hal ini diakuinya sendiri dalam wawancara dengan laman Arsenal. "Saya mencintai tantangan. Jika ada
peluang untuk mencoba tantangan baru, saya akan mengambilnya. Saya rasa tak ada pemain lain yang
seberani saya," katanya.
Luiz sepertinya melihat ada tantangan yang muncul dari peristiwa "cabutnya" Laurent Koscielny dari
Arsenal, dan gaglnya negosiasi antara Arsenal dengan Juventus untuk membeli Daniele Rugani.
Entah siapa yang memulai duluan, yang pasti pada akhirnya Luiz bertransformasi dari London Biru ke
London Merah.
Kieran Tierney sampai lupa
Kasus Tierney ini mirip dengan Sessegnon dan Tottenham. Sudah ramai tapi tidak ada action selama 84
hari. Baru mnjelang penutupan bursa terjadi aksi.
Tierney saja sampai mengira dia tak lagi diinginkan oleh Arsenal, sampai datang perintah untuk
segera datang ke bandara di glasgow, dan terbang ke London.
Uniknya, Tierney sebenarnya sudah mencapai cita-citanya bgitu dia bermain di tim inti Glasgow
Celtic. Nmaun, atas saran banyak orang, dia harus pindah ke klub besar dan bermain di kompetisi
bergengsi untuk mengembangkan kariernya.
Andy Carroll kembali ke asal
Si "kaki kaca" Andy Carroll akhirnya kembali ke Newcastle United, klub masa mudanya.
Hal ini merupakan berkah bagi Carroll, yang tidak mendapat perpanjangan kontrak dari West Ham
United. Masuk akal, sebab slama 6 tahun berada di klub London Timur itu, Carroll terlalusering
cedera.
Meski permainannya hebat, tapi kakinya yang rapuh itu membuatnya tak bisa sering-sering menampilkan kehebatannya.
"Bagi saya, kembali ke tempat saya berasal adalah mimpi yang dibuat. Tempat ini memang rumah saya," kata Carroll di Stadion St James Park, sebagaimana dikutip BBC.
Kembalinya Carroll ke Newcastle memang cukup mengejutkan, mengingat klub di tepi Sungai Tyne itu
seperti tidak tertarik membeli pemain baru.
Nmaun Carroll memang tak perlu dibeli, sebab dia adalah pemain tanpa klub sehingga Newcastle tak
perlu membayar ke siapa-siapa.
Carroll debut di Newcastle tahun 2006, dan selama 5 tahun berada di sana, striker yang saat ini
berusia 30 tahun itu menctak 33 gol.