Mbah Moen Meninggal
Mbah Moen, Jokowi, dan Puisi Doa yang Ditukar
Saat masa kampanye Pilpres 2019, nama Mbah Moen sempat menjadi bahan pemberitaan dan perbincangan publik.
di jalan amanah
Fadli Zon Zon, Bogor, 3 Feb 2019.
Puisi 'Doa yang Ditukar' karya Wakil Ketua DPR Fadli Zon itu lantas diprotes sejumlah pihak, salah satunya Majelis Ulama Indonesia Kota Sukabumi.
Mereka protes dan meminta Fadli Zon meminta maaf, karena menilai puisi itu telah menghina ulama Maimun Zubair alias Mbah Moen.
Meskipun demikian, Fadli Zon yang juga menjabat anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, tidak akan meminta maaf karena telah membuat puisi terebut.
• Jokowi Bersyukur Gempa Banten Tak Disusul Tsunami, Belum Pastikan Kapan Kunjungi Lokasi Terdampak
Menurut Fadli Zon, tidak ada yang salah dengan puisi yang dibuatnya itu.
"Ya untuk apa saya melakukan sesuatu yang tidak saya lakukan," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/2/2019).
Fadli Zon kembali menegaskan bahwa puisi Doa yang Ditukar tidak ada kaitannya dengan Mbah Moen.
• Isi Tas Anda dengan 10 Barang Ini, Dijamin Selamat dari Tsunami dan Gempa!
Menurutnya, puisi tersebut ditujukan kepada penguasa, bukan kepada Mbah Moen.
"Saya kira saya udah jelaskan beberapa kali bahwa puisi itu ekspresi dan enggak ada hubungannya dengan Mbah Maimun," kata Fadli Zon.
Dia menambahkan, "Saya kira bagi mereka yang memahami itu, di situ jelas, sangat jelas, bahkan dalam puisi itu disebutkan kaum penguasa, Mbah Maimun kan bukan penguasa."
• Ancaman Tsunami Mengintai, BNPB Bakal Gelar Ekspedisi Destana untuk Meminimalisasi Korban
Fadli Zon meminta puisi tersebut tidak terus digoreng atau dipelintir, seolah-olah ditujukan kepada Mbah Moen.
Baginya, Mbah Moen merupakan ulama yang sangat arif dan bijaksana.
"Jadi jangan dipolitisir, jangan digoreng maupun dipelintir, enggak ada sama sekali. Saya mengenal beliau adalah ulama yang baik, ulama yang humble, ulama yang arif," paparnya.
• Baiq Nuril: Jangan Pernah Berikan Ruang untuk Laki-Laki Nakal!
Sebelumnya, Ketua I Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi KH Apep Saefulloh menyayangkan adanya puisi yang dianggap menghina ulama senior KH Maimoen Zubair oleh Fadli Zon.
Hal itu diungkapkan Apep kepada wartawan, seusai dialog tertutup dengan Tim Kampanye Daerah Kota Sukabumi di Hotel Horison, Jumat (8/2/2019) malam.
Acara itu dilaksanakan secara tertutup, dalam rangkaian Safari Kebangsaan VII yang dipimpin Sekretaris TKN Jokowi-Maruf Amin Hasto Kristiyanto.
• Maafkan Kepala Sekolah Pelecehnya, Baiq Nuril: Tuhan Saja Maha Pengampun, Masa Manusia Enggak?
Menurut Kiai Apep, dalam pertemuan itu, dilakukan dialog soal bagaimana cara menepis hoaks dan fitnah yang saat ini bertebaran.
Satu di antara yang dibahas juga adalah soal puisi Doa yang Ditukar. Puisi itu menyangkut ulama senior KH Maimun Zubair.
"Dia sangat menghina ulama. Di mana kiai sepuh yang berdoa begitu ikhlas tapi dipelintir, bahwa itu merupakan doa yang dibayar."
"Padahal saya lihat Mbah Maimoen itu orang yang ikhlas dan sesepuh daripada satu partai Islam dan juga dia seorang ulama besar," beber Kiai Apep. (*)