Kuliner
Berbincang Bersama Inul Sambil Menyantap Masakan Sunda di Restoran Ceu Kokom Bendungan Hilir
Sore hari ketika perut terasa lapar, mendadak ada ajakan seorang teman untuk menyantap masakan Sunda di Bendungan Hilir. Bersama Inul pula. Cocok!
Penulis: Irwan Wahyu Kintoko | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Sore hari di kawasan Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pertengahan Juli 2019. Pesan Abdullah Arifin masuk ke ponsel saya.
Kebetulan, Abdullah Arifin yang biasa disapa Arey itu sedang berada di Bendungan Hilir. "Mampir sebentaran, kita makan masakan Sunda yuk," kata Arey.
Ahaii, rejeki memang tidak lari kemana. Saat perut terasa lapar di sore hari, tiba-tiba datang ajakan Arey untuk menyantap masakan Sunda.

Segera saja, saya tidak berpikir panjang dan segera saja mengiyakan ajakan tersebut. Arey kemudian memberi penanda letak rumah makan Sunda yang sore itu menjadi tempatnya nongkrong.
"Rumah makannya ada di belakang Burger King," kata Arey memberi tahu.
Burger King yang dimaksud tentu restoran burger yang merek dagangnya sudah dikenal di seluruh penjuru dunia itu.
• Mengelola Restoran Nasi Pedes di Cipete Raya, Lola Amaria: Hobi Memasak itu Terapi Menghindari Stres
• Restoran Terbakar, Ruben Onsu: Semua Datang Bertubi-tubi Tanpa Dikasih Celah Nafas
Dari utara, restoran tersebut terlihat jelas. Kebetulan ada pos polisi di pertigaan jalan sebelum Restoran Burger King itu. Tinggal mencari restoran Sunda-nya.
Sambil meminta Rizky, teman yang mengantar dengan motor, kedua mata saya terus fokus memelototi rumah makan yang dimaksud Arey tadi. Namanya Rumah Makan Sunda Ceu Kokom.
Tidak lebih dari 100 meter dari Pos Polisi Bendungan Hilir di pertigaan jalan tadi, saya menemukan Restoran Ceu Kokom yang berada di sisi kiri jalan.

Ada banyak mobil terparkir didepan restoran itu saat saya datang.
"Lagi ramai nih, biasa jam pulang kantor," kata Inul alias Herlina menyambut saya sesaat setelah membuka pintu kaca restoran Sunda itu.
Arey sudah berada didalam restoran dan sedang asyik berbincang bersama sejumlah rekannya, termasuk Inul. "Saya bukan penyanyi dangdut itu loh," ucap Inul sambil tertawa.
Inul sehari-hari memantau Restoran Ceu Kokom di Bendungan Hilir itu.
• Plaza Blok M Hadirkan Food Society, Zona Kuliner yang Ngehitz
• Ingin Wisata Pesiar di Kawasan Eksotis Dunia, Kapal Sky Princess Siap Mengantar Anda Keliling Dunia
Restoran Ceu Kokom yang ada di Bendungan Hilir adalah cabang terbaru.
Dari Bendungan Hilir, Inul biasanya juga keliling ke Restoran Ceu Kokom yang ada di Pos Pengumben, serta Jalan Ciputat Raya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Pusat dan dapur besar Restoran Ceu Kokom berada di Pos Pengumben.
Beroperasi Sejak 2016
Restoran itu sekaligus rumah makan pertama yang dibangun Kiki Redjeki (45), pemiliknya, yang mulai beroperasi pada 26 September 2016.
Kiki Redjeki adalah perempuan asli Bandung yang suka memasak dan mendapatkan resep turun-temurun masakan Sunda dari ibu dan neneknya.
Sore itu Restoran Ceu Kokom cukup ramai didatangi pelanggan.

Inul mengatakan, hampir semua pelanggan restoran memesan menu Nasi Liwet yang paling favorit dicari penyuka masakan Sunda.
Nasi Liwet terdiri dari sebakul kecil nasi liwet yang dibubuhi ikan teri, cabe merah utuh dan taburan pete, hingga lalapan segar. Lauknya biasanya tempe dan dada ayam goreng, hingga paru.
Minuman sebagai teman makan Nasi Liwet biasanya teh tawar atau Es Jeruk segar. Bisa juga es kelapa muda, dengan tambahan harga.
Sepaket Nasi Liwet itu dibanderol Rp 50 ribu dengan minuman teh tawar tadi.
"Banyak yang pesan Nasi Liwet di Ceu Kokom," kata Inul. Tidak hanya Nasi Liwet. Di restoran itu Nasi Bakar juga diburu pengunjung.
• Niken Saptowulan Garap Bisnis Restoran untuk Kebutuhan Jamaah Umroh & Haji
• Kini Mantan Asisten Uya Kuya Jadi Tajir, Jadi Desainer Gaun Pengantin Hingga Punya Restoran Kepiting
Rasa masakan khas Sunda, tempat makannya yang bersih, enak dan nyaman, masakannya juga maknyus dan segar, membuat Restoran Ceu Kokom menjadi pilihan banyak orang mengisi perutnya.
"Semua masakan juga dibuat baru setiap hari," kata Inul menyebutkan, nama restoran sengaja dipilih karena identik dengan bahasa Sunda.
Ceu berarti mbak dalam bahasa Indonesia, sedangkan Kokom itu perempuan yang suka memasak.

Dari Kota Kembang, Kiki Redjeki membawa resep masakan Sunda warisan orangtuanya ke Jakarta.
Awalnya, Kiki Redjeki hanya memasak dan menjual makanan Sundanya lewat deliveri ke banyak kantor dan perusahaan di sekitar Pos Pengumben.
Semakin hari, banyak orang yang memesan masakan Sunda dan menyukainya hingga membuat Kiki Redjeki tertarik mendirikan restoran. Jadilah Restoran Ceu Kokom itu.
"Sejak awal memasak makanan Sunda dengan konsep delivery, ibu (Kiki Redjeki) memang sudah senang memasak makanan Sunda. Beliau jago memasak dan asli Bandung," jelas Inul.
• Pedangdut Inul Daratista Pamer Sebuah Rak Emas Berisi Ratusan Sepatu Mewah, Ini Penampakannya
• Pakai Barang Mahal, Inul Daratista: Bukan Pamer tapi Motivasi Diri
Sambil berbincang, Inul mempersilahkan saya, juga Arey, untuk mencicipi masakan Sunda racikan para chef asli Bandung yang dipercaya Kiki Redjeki untuk mengolah masakan.
Dalam sekejap, lantaran perut ini sudah tidak dapat lagi diajak kompromi, saya mengambil beberapa tahu, usus ayam, dada ayam hingga paru sapi, untuk digoreng kering.
Sementara nasinya sudah disiapkan Inul di meja.

Apalagi jika bukan Nasi Liwet yang mengundang selera untuk segera disantap. Tidak lama saya menunggu, pesanan lauk tadi sudah siap dihidangkan.
Rasanya sangat kriuk karena saya sengaja minta ke pramusaji supaya digoreng kering.
Sebagai teman untuk menyantap makanan, saya minta dibuatkan es jeruk segar. Waduh, rasanya maknyesss!
Cabang Baru
Ruangan makanan di Restoran Ceu Kokom juga cukup lega. Tidak hanya di lantai satu, banyak bangku hingga tempat lesehan yang disediakan untuk para pengunjung di lantai 2.
Begitu kenyang, rasanya lega perut ini.
Sebelum pamitan atas jamuan yang mengenyangkan itu, Inul memberi tahu saya, "Bulan depan, mungkin Agustus ini atau September, kami akan buka Ceu Kokom di Polda Metro Jaya dan Bintaro."
Semakin ramai dan dekat dengan masakan Sunda.