Gempa Bumi

Bukan Tangga Darurat, Ini yang Perlu Dilakukan Saat Terjebak Gempa di Gedung Puluhan Lantai

Kebanyakan masyarakat Indonesia salah kaprah ketika merasakan gempa di gedung pencakar langit.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
Kompas.com
gedung-gedung pencakar langit di Jakarta 

Pada Jumat (2/8/2019) malam Jakarta ikut terdampak guncangan gempa Banten berkekuatan 7.4 magnitudo yang bersumber di Desa Sumur, Pandeglang.

Kebanyakan orang jadi panik karena getarannya cukup lama, membuat seluruh bangunan bergoyang.

Sebagai Ibukota sudah menjadi hal lumrah sebagian masyarakat Jakarta menghabiskan waktu di atas gedung-gedung tinggi.

Baik saat tengah bekerja ataupun tinggal di sebuah apartemen.

Oleh karenanya, warga Jakarta harus tahu mitigasi bencana saat berada di gedung tinggi atau di lantai puluhan dari lantai dasar.

Tips Selamat dari Bencana: Saat Tsunami Datang, Bergeraklah ke Tengah Laut

Lewat akun Instagram @BMKGInfo memberikan info bagaimana cara menghadapi gempa saat berada di dalam ruangan.

Pertama-tama yang harus dilakukan masyarakat yang tengah berada di dalam gedung saat gempa terjadi bukanlah langsung turun ke jalur evakuasi.

Melainkan terlebih dahulu mencoba untuk tenang dan segera melindungi kepala dari benda-benda yang ada seperti helm, buku tebal, atau dengan kedua tangan.

Isi Tas Anda dengan 10 Barang Ini, Dijamin Selamat dari Tsunami dan Gempa!

Hal ini perlu untuk menghindari cidera kepala dari reruntuhan bangunan yang kemungkinan bisa terjadi.

Setelahnya cari terlebih dahulu tempat berlindung yang terdekat.

Misalnya saja di bawah meja yang diperkirakan kuat dan tidak mudah patah. Seperti meja yang terbuat dari kayu atau besi dan hindari meja kaca.

“Segera berlindung dan merunduk, lindungi kepala pada furniture yang kuat,” kata BMKG dalam unggahan videonya.

Ilustrasi menyelamatkan diri dari gempa

Perlu dicatat, masyarakat juga harus menjauhi pintu, jendela dan benda-benda dari kaca ketika gempa terjadi.

Selain itu masyarakat juga harus terlebih dahulu mematikan seluruh peralatan elektronik untuk mencegah terjadinya kebakaran.

Jika gempa bumi sudah mereda barulah masyarakat yang tengah berada di ketinggian gedung dapat mengakses tangga darurat.

Hindari lift agar terhindar dari bencana gempa susulan.

“Jika kita berada di dalam bangunan atau gedung, usahan tetap tenang dan selalu waspada, jika guncangan sudah mereda tetap lindungi kepala,” kata BMKG

Sambil melindungi kepala, masyarakat baru mengakses tangga darurat dengan tetap tenang untuk keluar dari gedung.

Jika sudah di luar masyarakat harus capai tanah lapang yang biasanya terdapat tiang berwarna hijau bertuliskan titik kumpul.

Pertolongan pertama saat gempa terjadi

Tiang tersebut menjadi penunjuk wilayah-wilayah yang aman untuk berlindung dari runtuhan tiang atau bangunan.

“Jauhi bangunan yang sudah runtuh dan jauhi lokasi yang berbau gas atau cairan berbahaya seperti bensin,” kata BMKG.

Pada gempa kemarin malam umumnya masyarakat Jakarta hanya berada di bawah gedung tanpa memperhatikan sisi-sisi luar gedung. 

Seperti tiang-tiang yang mudah roboh atau atap teras bangunan.

Jika di titik kumpul terjadi gempa susulan maka jangan panik dan tetap lindungi kepala.

https://www.instagram.com/tv/BsmZKAvB-XF/

Diberitakan Kompas.com sebelumnya gempa tektonik magnitudo 7,4 yang kemudian dimutakhirkan menjadi magnitudo 6,9 terjadi pada Jumat (2/8/2019) pukul 19.03 WIB di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa.

Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter gempa terletak pada koordinat 7.54 LS dan 104.58 BT, di laut dengan kedalaman 10 kilometer.

Mengutip Wartakotalive.com Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB bergerak cepat setelah terjadinya gempa pada Jumat (2/7/2019).

Hingga pukul 22.10 WIB tercatat 7 rumah rusak berat, 3 rusak sedang dan 5 lainnya rusak ringan.

Data rumah rusak berat teridentifikasi di wilayah Kabupaten Cianjur dan Bandung Barat.

Kerusakan rumah sebanyak 5 unit rusak berat di Desa Neglasari dan 1 unit di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur.

Rumah rusak berat lain tercatat 1 unit di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, Bandung Barat.

Selain itu kerusakan di kabupaten ini juga terjadi di Kecamatan Cipatat dan Cililin. Satu rumah rusak ringan di Desa Cirawa Mekar Kecamatan Cipatat, sedangkan 4 lainnya di Kecamatan Cililin.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved