Nasdem Goda Risma Pindah ke Jakarta, Begini Respons PDIP
Hasto Kristiyanto mengatakan, PDIP memiliki instrumen untuk melihat respons masyarakat terkait calon kepala daerah.
PARTAI Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menanggapi santai soal Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang 'digoda' Partai Nasdem untuk diboyong ke Jakarta.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto tidak memberikan pernyataan tegas apakah setuju atau menolak pinangan Partai NasDem untuk memboyong kader PDIP itu ke Jakarta.
Ia hanya mengatakan, dalam mekanisme internal, PDIP memprioritaskan mendorong kader sendiri sebagai calon kepala daerah.
• Abah Grandong Si Pemakan Kucing Abah Grandong Sakit Saat Diperiksa Polisi, Kata Dokter Idap Diabetes
"Kalau bagi PDIP mendorong kepala daerah memang kita prioritaskan dari dalam kader partai sendiri, itu yang kami dorong," ujar Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).
Hasto Kristiyanto mengatakan, PDIP memiliki instrumen untuk melihat respons masyarakat terkait calon kepala daerah.
Ia pun menyebut partai pimpinan Megawati Sukarnoputri itu menempatkan calon melalui sistem kaderisasi partai, bukan mencomot kader lain.
• JADWAL LENGKAP Timnas Indonesia di Piala AFF U-18 2019
"Jadi kami menempatkan calon-calon kepala daerah sebagai proses kelembagaan sistemik dari dalam partai melalui sekolah partai," tuturnya.
"Bukan dengan cara mengambil dari kader lain," imbuhnya.
Hasto Kristiyanto menegaskan, pihaknya memiliki komunikasi baik dengan Nasdem, sebagai partai koalisi pendukung Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019.
• Ibu Kota Baru di Kalimantan Cuma Pusat Pemerintahan, Jakarta Tetap Jadi Pusat Bisnis dan Keuangan
"Komunikasi ini kami intens, para sekjen ada komunikasi di antara ketua fraksi ada komunikasi," jelas Hasto Kristiyanto.
Sebelumnya, DPRD bersama DLH Provinsi DKI Jakarta melakukan studi banding pengelolaan sampah, mulai dari hulu sampai proses akhir, yang telah diterapkan Kota Surabaya.
• Panglima Hadi Tjahjanto Resmikan Koopssus TNI, Jenderal Bintang Satu Ini Jadi Komandan Pertamanya
Rombongan dari Jakarta langsung diterima oleh Risma di Balai Kota Surabaya.
Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus mengatakan, banyak hal yang patut ditiru dari teknologi pengelolaan sampah yang telah diterapkan di Surabaya.
Salah satunya, kata dia, bagaimana mengelolah sampah yang murah dari hulu hingga akhir dengan anggaran terbatas.
• Panglima Klaim Tingkat Keberhasilan Operasi Koopssus TNI Mendekati 100 Persen
"Tentu ini menjadi pembelajaran bagi kami yang dari Jakarta dengan anggaran yang begitu besar, masih harus belajar ke Surabaya."
"Bagaimana pengelolaan sampah yang baik, efektif, dan efisien," ucap Besari Barus.
Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus menilai, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma sangat baik mengelola Surabaya.
• Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Tolak Gugatan Praperadilan Kivlan Zen
Ia pun secara terang-terangan tertarik untuk memboyong Risma ke Jakarta pada Pilkada 2022 mendatang.
Hal itu ia ungkapkan saat studi banding DPRD DKI untuk menyelesaikan Perda Pengelolaan Sampah dengan konsep ITF (intermediate treatment facility), di Balai Ruang Sidang Wali Kota, Surabaya, Senin (29/7/2019).
"Apakah Ibu Risma mau kita boyong ke Jakarta dalam waktu dekat?"
• FAKTA-FAKTA Ibu Buang Bayi di Teluk Gong: Anak Susah Buang Air Kecil, Gaji Suami Rp 90 Ribu Sehari
"Masalah sampah ini bisa terselesaikan kalau di pilkada yang akan datang Bu Risma pindah ke Jakarta," beber Bestari Barus.
Bestari Barus menyebut, jumlah anggaran pengelolaan sampah di DKI Jakarta mencapai Rp 3,7 triliun.
Jumlah itu jauh lebih besar dari anggaran pengelolaan sampah di Kota Surabaya yang hanya Rp 30 miliar.
• Suka Sama Suka, Polisi Bingung Cari Pasal untuk Pidanakan Kakak Beradik Pelaku Inses
Namun, di tangan Risma, kata dia, dengan terbatasnya anggaran mampu menciptakan suatu hal yang baik, efektif, dan efisien.
"Anggarannya Rp 3,7 triliun, lalu di Surabaya berapa Bu Risma?" Tanya Bestari.
Mendengar nilai anggaran sebesar Rp 3,7 triliun, Risma kaget dan menyampaikan bahwa anggaran pengelolaan sampah di Surabaya hanya Rp 30 miliar.
• Rumah Wartawan Serambi Indonesia Diduga Dibakar, Istri Ungkap Sebelumnya Ada Orang Cari Suaminya
Menurut Bestari Barus, pengelolaan sampah di Jakarta masih menggunakan pola konvensional, yakni dengan cara ditumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bantargebang.
"Namun pada 2021 nanti, TPA tersebut akan mengalami overload, sehingga dibutuhkan teknologi pengelolaan seperti di Kota Surabaya," ucapnya.
Ia menyampaikan, sampah di DKI Jakarta mencapai 7.500 ton per hari, sementara kapasitas di TPA terus mengalami peningkatan.
• Anies Baswedan Imbau Pembagian Daging Kurban Pakai Bongsang Agar Dongkrak Pendapatan Perajin Bambu
Oleh karena itu, Jakarta butuh empat teknologi pengelolaan sampah seperti yang telah diterapkan di Surabaya.
Di sisi lain, imbuh dia, DKI Jakarta juga butuh figur pemimpin seperti Risma.
Karena itu, dia berharap, Risma bisa turut serta pada Pilgub DKI Jakatta 2022 mendatang.
• Kakak Beradik Pelaku Inses Bakal Diusir dari Kampungnya
Wakil Ketua DPW Nasdem DKI Jakarta ini menilai Risma sosok yang dekat dengan masyarakat.
Baginya, pemimpin yang dekat dengan rakyat, seperti Risma, mudah mengomunikasikan program dan kebijakan.
"Mudah-mudahan bisa saya sebutkan ke beliau itu, selamat datang di Jakarta, kita menunggu Bu Risma di Jakarta," cetusnya. (Fransiskus Adhiyuda)