Sisi Lain Jakarta
Cari Kerajinan Rotan Tidak Perlu ke Cirebon, Bisa Lihat di kawasan GOR Grogol, Jakarta Barat
Ingin mencari rotan di Jakarta? Bisa menyambangi kawasan sentra penjualan rotan yang legendaris di Jakarta, yakni di areal GOR Grogol Jakarta Barat.
Jadi kalau ingin belanja rotan, tak perlu jauh hingga Cirebon tapi cukup di sekitar Grogol saja.
Sentra penjualan rotan tersebut sudah ada sejak 1984.
Sebelumnya, area penjualan ini berada di Jalan S Parman, Slipi.
WARTA KOTA, PALMERAH---- Ingin mencari rotan di Jakarta?
Bisa menyambangi kawasan sentra penjualan rotan yang legendaris di Jakarta, yakni di areal Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Grogol, Jakarta Barat.
Tepatnya di Jalan Semeru.
Di kawasan sentra penjualan rotan itu ada 22 kios yang menjajakan produk dan kerajinan dari rotan.
Dan pedagang di rotan di sana berasal dari satu daerah, yakni Desa Tegalwangi, Weru, Cirebon, Jawa Barat.
Jadi kalau ingin belanja rotan, tak perlu jauh hingga Cirebon tapi cukup di sekitar Grogol saja.
• Siapa yang Bertanggung Jawab soal Perubahan Industri Perbankan dan Keuangan?
Sentra penjualan rotan tersebut sudah ada sejak 1984.
Sebelumnya, area penjualan ini berada di Jalan S Parman, Slipi.
Para pedagang binaan tersebut dipindah ke lokasi saat ini karena saat itu ada pengerjaan jalan layang.
"Sampai sekarang ada 22 kios karena lahan terbatas," kata Tusam, salah satu pedagang rotan yang sudah berkiprah sejak sentra itu berdiri seperti dikutip Kontan.
Para penjual yang berdagang di sana sebagian besar sudah generasi pertama. Kecuali Tusam.
"Semuanya sudah dipegang anak-anak, dan saya sendiri yang masih jadi pedagang pertama saat masih di Slipi," tuturnya.
Sedangkan Sutarno, Ketua Komunitas Pedagang Rotan Jalan Semeru merupakan generasi kedua pedagang rotan di sana.
Ia meneruskan usaha sang Ayah sejak 1998.
• Kalau Gagal Jadi Jutawan Akan Loncat dari Gedung Tertinggi
Di sentra tersebut, terdapat beragam produk kerajinan berbahan baku rotan.
Ada keranjang, peralatan rumah tangga, tempat tisu, furnitur, ayunan, hiasan rumah, tempat lampu.
Harga kerajinan rotan di sentra tersebut relatif tidak banyak berubah. Mulai dari Rp 25.000 sampai Rp 5 juta.
Produk yang termahal adalah produk furnitur rotan.
Seperti satu set meja kursi rotan yang bisa mencapai jutaan rupiah.
"Yang lagi tren saat ini adalah kursi teras, serta dudukan motor juga sedang booming," kata Sutarno sambil menyebut harga dudukan motor sekitar Rp 100.000 per buah.
• Sedang Jadi Tren, Ini Manfaat dari Watch Phone
Adapun seluruh produk kerajinan rotan dari pedagang di Jalan Semeru didatangkan dari kampung mereka yakni di Tegalwangi Cirebon.
Biasanya para pedagang di tempat ini akan melakukan pencatatan pesanan terlebih dahulu.
Baru setelah itu melakukan pemesanan secara bersama-sama maka dilakukan pengiriman barang.
Biasanya seminggu dua kali.
Tapi bisa juga dua hari sekali kalau terjadi lonjakan permintaan produk rotan, seperti saat Lebaran, Natal, atau Imlek.
"Kalau biasanya omzet Rp 5 juta sehari, saat ramai bisa Rp sampai Rp 50 juta," tutur Sutarno.
Hal tersebut dibenarkan Tusam.
• Menteri PUPR Usul Toko Ritel Ditutup Sementara, Jasa Marga Mempertanyakan Ide Itu
Bahkan saat imlek kemarin, ia sempat kewalahan melayani pembelian kursi rotan bulat.
"Kala itu saya sampai kehabisan stok, padahal permintaan juga banyak," katanya.
Sayang, ia tidak merinci omzet yang didapat. Yang jelas ia bisa menyekolahkan anak hingga ke perguruan tinggi.
Binaan
Sutarno mengatakan, pedagang di sini tergabung dalam Komunitas Pedagang Rotan Jalan Semeru karena kami pedagang binaan Pemprov DKI Jakarta.
Keberadaan para pedagang rotan di Jalan Semeru sudah berlangsung sejak 1984.
Sebelum menetap di tempat itu, para pedagang sempat berdagang di Jalan S Parman Slipi sejak 1972 dan dipindah ke Jalan Semeru karena ada proyek jalan layang.
• Aktivis Pecinta Hewan Minta Polisi Usut Video Viral Pria Memakan Kucing
Menurut Tusman, salah satu pedagang dedengkot di sana, jika dibandingkan dengan lokasi jualan antara yang di S Parman dan Jalan Semeru, tentu lebih bagus lokasi yang pertama karena dekat dengan jalan utama.
Sedangkan lokasi di Semeru agak sedikit masuk dari jalan utama.
"Namanya orang dagang pasti ada masa ramai dan sepi," sahutnya.
Selama berjualan di Jalan Semeru, Tusman bercerita dirinya pernah mendapat pesanan rotan untuk ekspor ke Sri Lanka pada 2008.
Sayang, hingga kini dirinya masih belum lagi menerima pesanan sejenis.
Untuk bisa menambah pemasukan, para pedagang mulai mencari akal.
Misalnya dengan menerima perbaikan produk rotan yang rusak.
Adapun biaya perbaikan tergantung dari besar kecilnya kerusakan.
Langkah lainnya adalah dengan memanfaatkan teknologi digital.
Yakni dengan melakukan pemasaran secara online.
• MIS Didaulat Jadi Pemenang CMNP Mural Competition 2019
Lewat beberapa marketplace yang sudah ada seperti Tokopedia atau Bukalapak.
Perluasan penetrasi pasar berlangsung sejak tahun 2014.
"Ini berkat keberadaan Kampung Digital dari Telkom yang menyediakan sarana WiFi," tutur Sutarno.
Ia membebaskan para pedagang untuk berjualan di platform marketplace pilihan.
Namun ia mengingatkan kalau ada produk di satu toko tidak ada, maka si pedagang wajib mengambil produk dari pedagang lainnya.
"Supaya pembeli tidak kecewa dan membantu sesama pedagang," jelasnya.
• Kalahkan PDIP, PKS Meraih Kursi Terbanyak di Depok
Langkah lain yang dilakukan pihaknya adalah dengan menyebarkan brosur kepada masyarakat sekitar.
Sebab masih ada warga yang tidak mengetahui keberadaan sentra penjualan rotan yang legendaris tersebut.
Upaya lainnya adalah mengikuti beragam pameran yang rutin diadakan pemerintah dan pihak lain.
Dengan usaha itu, Tusman dan Sutarno berharap sentra rotan ini bisa lebih dikenal lagi oleh masyarakat.
• Puluhan Bus Mangkrak di Pool PPD Ciputat Milik PT INKA, Belum Pernah Beroperasi
Berita ini sudah diunggah di Kontan.co.id dengan judul Cara eksis perajin rotan di Grogol agar terus bertahan