Sejarah Tokoh

Ini Ucapan Soeharto ke Soekarno yang Tak Digubris, Tetapi Jadi Kenyataan

Ini Ucapan Soeharto ke Soekarno yang Tak Digubris, Tetapi Jadi Kenyataan. Simak selengkapnya.

Istimewa via TribunJambi/ Sripoku
Kolase Soeharto dan Soekarno. 

SEBELUM kepemimpinan Soekarno tumbang, ternyata Soeharto pernah mengatakan sesuatu

Tetapi Soekarno tidak menggubris ucapan tersebut. 

Akhirnya, ucapan Soeharto itu terbukti saat peristiwa G30S/PKI pecah.

Banyak Pemain Cedera, Pelatih Persija Jakarta Maksimalkan Pemain yang Ada Lawan PSM

Hakim Luka Dihajar Pengacara Pakai Ikat Pinggang Saat Membacakan Putusan Langsung Dilaporkan Polisi

Seperti apa kisahnya?

Simak selengkapnya di sini!

Sejumlah jenderal Angkatan Darat diculik pada tanggal 30 September 1965.

Peristiwa itu kemudian lebih dikenal sebagai G30S/PKI.

Sampai saat ini, peristiwa tersebut masih menjadi kontroversi.

Meski demikian, sejumlah tokoh pun juga pernah berbicara mengenai peristiwa itu, dan berbagai hal yang melatarbelakanginya.

Itu seperti yang disampaikan oleh seorang politisi yang pernah menjabat sebagai anggota MPR RI, Pontjo Sutowo.

Kisah itu disampaikan Pontjo dalam buku berjudul "Pak Harto, The Untold Stories".

Suku Dinas Perpustakaan Bakal Evaluasi Kerja Sama dengan Penyedia Makanan

Di Hari Ultahnya Tontowi Ahmad Berharapi Bisa Raih Tiket Olimpiade Tokyo 2020

Dalam buku itu, Pontjo menceritakan, suatu saat menjelang Konferensi Tingkat Tinggi APEC pada tahun 1994, dia pernah hanya berdua dengan Soeharto.

Kala itu, Soeharto sedang melakukan inspeksi persiapan acara di Istana Bogor.

Ruangan demi ruangan yang ada di Istana Bogor pun mereka lewati.

"Saya lewat sini bersama Bung Karno. Saya berbicara sangat dekat dengan Bung Karno untuk menyampaikan bukti keterlibatan Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam pemberontakan bersenjata," kata Pontjo menirukan ucapan Soeharto kala itu.

Pontjo menyebutkan, saat itu Soeharto mengaku sudah membawa barang bukti berupa senjata Tjung yang berhasil dirampas dari tangan Pemuda Rakyat di Lubang Buaya, setelah RPKAD masuk ke wilayah Halim.

"Bantuan senjata jenis ini dari RRC mengemuka ketika PKI mengusulkan dipersenjatainya kaum buruh dan petani sebagai Angkatan Kelima," ujar Pontjo.

VIDEO: Cerita Rasanya Jadi Anak Pengacara Penuh Kontroversi Farhat Abbas

Barisan Emak-Emak Minta Status Sarjana Hukum Barbie Kumalasari Diselidiki

Saat itu, Presiden Soekarno dalam kondisi sangat berkuasa.

Oleh karena itu, Soeharto pun berusaha meyakinkan Soekarno bahwa dirinya tidak bermaksud merebut pengaruh, dan kekuasaan dari tangan Soekarno.

Soeharto juga ingin menunjukkan bahwa PKI-lah yang berada di balik semua itu.

"Pak, ini bukti bahwa PKI mengkhianati Bapak," kata Pontjo menirukan ucapan Soeharto kepada Soekarno.

Bahkan, saat itu Soeharto juga sempat mengulangi kalimatnya kepada Soekarno.

"Saya waktu itu menghadap Panglima Tertinggi, kan?" kata Pontjo lagi-lagi menirukan perkataan Soeharto.

Dalam hati Pontjo pun bertanya-tanya tentang alasan Soeharto menceritakan masalah itu kepadanya.

Kontroversi Lagu di Lampu Merah, Wali Kota Depok Sebut Lebay Cekali

Denda Rp 1 Miliar Dianggap Terlalu Besar, Steve Emmanuel Menegaskan Tidak Akan Mampu Membayarnya

"Yang pasti peristiwa itu menambah keyakinan saya bahwa Pak Harto sudah mengingatkan Bung Karno tentang pengkhianatan yang dilakukan PKI," tutup Pontjo.

Pemain film "Pengkhianatan G30S/PKI" ungkap alasan Soeharto tak pernah gunakan bahasa asing saat pidato

Dalam berbagai kesempatan, Soeharto tidak pernah menggunakan bahasa asing saat berpidato.

Soeharto memang selalu berpidato menggunakan bahasa Indonesia.

Hal itu berbeda dengan Soekarno.

Terkait hal itu, soerang pemain film yang juga pernah memerankan tokoh Soeharto dalam film "Pengkhiatan G30S/PKI", Amoroso Katamsi, mengungkapkan penyebab Soeharto tak pernah gunakan bahasa asing saat berpidato.

Dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories", dia pernah menanyakan hal itu kepada orang dekat Soeharto, Gufron Dwipayana.

Wali Kota Tangerang VS Menkumham Akhirnya Berakhir Damai

Lepas Ikat Pinggang, Seorang Pengacara Cambuk Kening Majelis Hakim Saat Baca Putusan Perkara Perdata

Menurutnya, terdapat dua alasan yang menyebabkan Soeharto selalu menggunakan bahasa Indonesia saat berpidato.

Alasan pertama karena Soeharto sangat menghargai bahasa Indonesia.

"Coba kamu lihat pemimpin-pemimpin dunia lainnya, misalnya dari Jepang atau China, mereka berpidato menggunakan bahasanya sendiri. Apalagi kalau berunding, kan mewakili bangsa, jangan sampai terjadi kesalahan karena akan berbahaya," katanya menirukan ucapan Soeharto.

Alasan lainnya, Soeharto khawatir penguasaan bahasa Inggrisnya kurang tepat untuk berunding.

"Jadi lebih baik orang lain yang ahli bahasa saja yang menerjemahkan omongan saya," lanjutnya menirukan Soeharto.

Alasan Soekarno Dimakamkan di Blitar

Tidak dapat dipungkiri, Soekarno memiliki jasa yang besar terhadap bangsa Indonesia.

Sebab, Soekarno lah yang memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia bersama Hatta, atau yang biasa disapa Bung Hatta.

Oleh karena itu, Soekarno pun digelari sebagai Pahlawan Proklamator.

Ahok BTP Bongkar Alasannya Memilih Putuskan Komunikasi dengan Veronica Tan

Ahok BTP Bongkar 2 Anaknya Belum Bisa Terima Puput Sebagai Istrinya, Ini Perkataan Sang Anak

Selain sebagai Proklamator, Soekarno juga dikenal sebagai presiden pertama Indonesia.

Era kepemimpinan Soekarno mengalami senjakala pada dekade 60-an.

Selang beberapa tahun kemudian, Soekarno pun wafat.

Oleh presiden yang memimpin saat itu, Soeharto, jenazah Soekarno dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.

Terkait hal ini, seorang aktor yang pernah memerankan sosok Soeharto di film "Pengkhianatan G30S/PKI", Amoroso Katamsi, pernah angkat bicara.

Hal itu sebagaimana yang tertulis dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories".

Amoroso mengatakan, dia pernah menanyakan hal itu kepada Soeharto.

Menurut Amoroso, terdapat sejumlah hal yang disampaikan Soeharto terkait alasan memakamkan Soekarno di Blitar.

Satu di antaranya karena di sana, jenazah Soekarno bisa dimakamkan dekat dengan sang ibu.

Hotman Paris Hutapea Ketemu Istri Sah Pablo Benua Selain Rey Utami, Bakal Heboh Lagi

Ini Penyebab Laporan Kuasa Hukum Pablo Benua Ditolak Mentah-Mentah Polda Metro Jaya

"Ketika Bung Karno meninggal mau dimakamkan di mana, karena ketika itu terdapat berbagai masukan dari keluarga beliau. Tetapi saya ingat bahwa Bung Karno adalah orang yang sangat menghargai ibunya. Jadi saya putuskan beliau dimakamkan dengan ibunya di Blitar," kata Amoroso, menirukan Soeharto.

Selain itu, hal tersebut juga sebagai bentuk penghormatan Soeharto kepada Soekarno.

Sebab, Amoroso pernah menanyakan sesuatu kepada Soeharto terkait perannya dalam film "Trikora".

"Ketika itu Bapak kan ngendhiko (mengatakan), saat Bung Karno bertanya kepada Bapak, aku iki arep mbok apakke (saya ini mau kamu apakan)?" ujar Amoroso, yang kembali menirukan ucapan Soeharto.

Mendapat pertanyaan dari Soekarno, Soeharto pun segera menjawabnya.

"Saya ini orang Jawa. Saya menganggap Bapak adalah bapak saya, sehingga prinsipnya adalah mikul dhuwur mendhem jero (mengangkat semua kebaikan setinggi-tingginya, menimbun semua keburukan sedalam-dalamnya)," kata Amoroso, yang masih mengulang ucapan Soeharto.

Satu di antara cara yang disampaikan Soeharto adalah mengabadikan nama Soekarno di pintu gerbang Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta.

Hakim Luka Dihajar Pengacara Pakai Ikat Pinggang Saat Membacakan Putusan Langsung Dilaporkan Polisi

Di Hari Ultahnya Tontowi Ahmad Berharapi Bisa Raih Tiket Olimpiade Tokyo 2020

"Situasi politik pada waktu itu tidak memungkinkan saya berbuat banyak kepada Bung Karno, karena itu akan bertentangan dengan kehendak rakyat. Tetapi sesudah semuanya reda, saya segera memerintahkan untuk mengabadikan nama beliau di pintu gerbang Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta," tutur Amoroso menirukan jawaban Soeharto.

Amoroso juga mengungkap alasan Soeharto memberikan gelar Pahlawan Proklamasi kepada Soekarno.

Menurutnya, saat itu ada banyak pertentangan atau perdebatan mengenai gelar pahlawan untuk Soekarno.

Tidak hanya itu, Soeharto juga sempat berpikir, gelar pahlawan apa yang paling tepat untuk Soekarno.

Hingga, akhirnya Soeharto pun memberikan gelar Pahlawan Proklamasi kepada Soekarno.

"Akhirnya saya berikan nama Pahlawan Proklamasi dan itu tidak ada yang bisa melawan, karena memang kenyataannya Bung Karno adalah Sang Proklamator," ujar Amoroso, yang sekali lagi menirukan ucapan Soeharto.

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Awalnya Tak Digubris, Ucapan Soeharto ke Soekarno sebelum Tumbang Ini Terbukti Saat G30S/PKI Terjadi.

Penulis: Januar AS

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved