Siswa Baru

Siswa Baru Jangan Takut Tidak Ada Plonco di SMA 70 Jakarta

MOS pada era kini katanya tidak ada lagi aksi plonco yang dilakukan oleh kakak kelas mereka.

Warta Kota/Dwi Rizki
Ilustrasi. Ratusan siswa baru Kelas X SMA 70 Jakarta mengikuti kegiatan baris berbaris di halaman sekolah pada hari pertama masuk sekolah pada Senin (15/7/2019). 

Masa Orientasi Siswa (MOS) atau kini lebih dikenal dengan istilah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang semula menjadi momok bagi siswa baru ditekankan Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 70 Jakarta, Ratna Budiarti berbeda dengan era pendidikan sebelumnya.

MOS pada era kini katanya tidak ada lagi aksi plonco yang dilakukan oleh kakak kelas mereka.

MOS yang berlangsung selama tiga, hari itu, dipaparkannya justru diisi oleh beragam kegiatan positif oleh para guru dan pengajar di sekolah.

Para siswa baru Kelas X itu, katanya, diberikan materi serta dikenalkan dengan lingkungan sekolah, termasuk metode pembelajaran oleh para guru.

Pada hari pertama, yakni Senin (15/7/2019), kegiatan, katanya, sudah dimulai sejak pagi hari.

Satpol PP Menertibkan Lapak PKL yang Menempati Trotoar di Kawasan Tanah Abang

Hari Pertama Masuk Sekolah, Siswa Baru SMAN 70 Dilantik Jadi Anggota Pramuka

Terungkap 6 Alasan Penggunaan AC Mobil Saat Berkendara di Cuaca yang Panas Termasuk dengan Dimatikan

Para siswa baru serta kakak kelas mengikuti upacara bendera yang rutin diadakan setiap hari Senin.

Selanjutnya, para siswa baru yang terdiri dari sepuluh kelas, yakni delapan kelas MIPA dan dua kelas IPS dibagi menjadi dua kelompok.

Satu kelompok diberikan pengarahan baris berbaris di halaman, sedangkan satu kelompok lainnya diberikan pendalaman materi tentang pramuka di ruang multimedia sekolah.

Begitu pula sebaliknya.

"Mereka bergantian, jadi setelah satu kelompok selesai baris berbaris, mereka diberikan materi, begitu sebaliknya."

"Sebelum hari pertama ini kita juga sudah berikan pengenalan tentang sekolah pada Hari Sabtu (13/7/2019), kita undang siswa dan orangtua untuk diinformasikan apa saja acara MPLS selama tiga hari ini," jelasnya ditemui di kantornya pada Senin (15/7/2019).

Tidak hanya itu, dalam pertemuan tersebut, pihaknya meyakinkan kepada para orangtua siswa baru jika proses MPLS seluruhnya diawasi oleh pihak sekolah.

Satpol PP Menertibkan Lapak PKL yang Menempati Trotoar di Kawasan Tanah Abang

Rocky Gerung Ungkap Istilah Berbagi Kolam dan Amien Rais Berharap Jajaran Prabowo Tetap Jadi Oposisi

Suami Tewas Saat Melakukan Pemanasan Bersama Istri Sebelum Berhubungan yang Diinspirasi Film Kungfu

Sehingga, dipastikannya tidak ada aksi plonco selama MPLS.

"Jadi, kita yakinkan bahwa tidak ada perploncoan, tidak ada kegiatan-kegiatan yang mengkhawatirkan orangtua, semuanya, acara dikelola oleh sekolah."

"Kalau pun melibatkan OSIS itu hanya sekedar membantu saja, seperti menyanyi, pengenalan (lingkungan sekolah) dan sebagainya," ungkapnya.

Kegiatan positif tersebut salah satunya adalah penggunaan pakaian pramuka bagi seluruh siswa baru selama MPLS.

Sebab, materi pramuka menjadi hal utama dalam MPLS untuk menumbuhkan kedisiplinan siswa.

Jawaban Ustadz Abdul Somad untuk Banyaknya Pertanyaan Masuk Jadi Pegawai Lewat Jalur Menyogok

Terungkap Ini Gaya Fahri Hamzah Saat Bertemu Jokowi dan Prabowo Mengungkap Potensi Jadi Oposisi

Pendalaman materi pramuka katanya sejalan dengan pemberian materi dari pihak Kepolisian tentang tertib berlalu lintas dan narkoba pada hari kedua MPLS atau Selasa (16/7/2019) serta pengenalan seluruh ekstrakurikuler pada hari ketiga MPLS atau Rabu (17/7/2019).

"Hari ketiga akan ada demonstrasi dari masing-masing eskul (ekstrakurikuler), jadi siswa baru dapat memilih apa kegiatan yang cocok sesuai dengan minatnya," jelasnya.

Kontrak Akademis

Pengenalan sekolah diungkapkan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Negeri 70 Jakarta, Sukardi juga meliputi kontrak Akademis antara para siswa dan guru.

Kontrak tersebut memaparkan hak dan kewajiban antara guru dan siswa serta target yang harus dicapai siswa selama belajar di SMA 70 Jakarta.

"Kontrak ini menjadi pegangan agar siswa disiplin, mulai dari disiplin waktu, nilai dan sikap."

"Masing-masing guru pelajaran dan wali kelas membuat kontrak, sehingga anak bisa lebih terarah sesuai dengan target yang akan dikejar," ungkapnya.

Lewat kontrak tersebut, pihaknya dapat lebih terbuka terhadap para siswa, begitu pula sebaliknya."

"Sehingga, apabila sejumlah siswa mengalami kesulitan, seperti penurunan nilai, pihak sekolah dapat mengambil sikap untuk membuka klinik belajar.

"Lewat kontrak ini kita terbuka terhadap siswa, kita biasakan mereka untuk dewasa, mengambil keputusan dan ini sangat demokratis."

"Karena, semua kontrak diketahui dan dipenuhi oleh masing-masing siswa dan guru, bukan sepihak," jelasnya. 

Kini, SMPN 21 Kota Tanggerang masuk di tahun ajaran baru 2019-2020 dimulai pada Senin (15/7/2019) ini.

Namun, proses kegiatan belajar mengajar di SMPN 21 Kota Tangerang belum dimulai.

Hal itu dikarenakan bangunan sekolah SMPN 21 Kota Tangerang terus diselimuti debu-debu proyek pembangunan Jalan Tol Kunciran-Bandara Soetta.

Seperti diketahui, sekolah yang berlokasi di Kecamatan Benda ini tedampak dari pembangunan jalan tol tersebut.

 Jelaskan Pertemuan dengan Jokowi, Prabowo Segera Bertemu Amien Rais

 Duh, Rombongan Manchester City Dua Kali Gagal Berangkat

 VIDEO: Orangtua di Depok Antar Anak Sekolah Agar Dapat Bangku Terdepan

Bangunan sekolah sangat dekat dengan area proyek.

Debu-debu tanah merah menyelinap masuk ke ruang kelas.

Sehingga, debu tersebut mengganggu kegiatan belajar mengajar.

Tak luput menjadi ancaman juga untuk kesehatan serta keselamatan siswa.

 Sering Intip Istri Kakak Ipar Berhubungan Intim Hingga Nekat Ajak Begituan, Keesokannya Rinto Tewas

 V BTS Curhat Tidak Tahan Cuaca Panas sampai Mengalami Gata-gatal

 Arkeolog Temukan Gereja Tertua di Dunia di Dekat Laut Kaspia Rusia Berusia 1700 Tahun

"Hari ini sudah masuk sekolah. Tapi belum belajar, karena bersih-bersih dari debu-debu itu," ujar Kepala SMPN 21 Kota Tangerang, Sarnoto saat dijumpai Warta Kota di lokasi, Senin (15/7/2019).

Ia menjelaskan para siswa dan guru gotong royong untuk membersihkan sekolah.

Mereka mengepel lantai kelas dan menyiram pepohohan yang tertempel debu - debu.

Kursi, meja, dinding, hingga seisi kelas pun selalu kotor.

 VIDEO: MENANGIS, Baiq Nuril Bacakan Suratnya untuk Presiden Jokowi

 Jelang Tira Persikabo vs Persija, Pemain Tira Malah Pada Loyo Karena Jadwal Padat

 Cukup Pakai Seragam, Pelajar Jakarta Gratis Naik 176 Bus Sekolah, Ini 20 Rutenya

Setelah dibersihkan, hembusan angin terus saja membawa debu-debu itu masuk ke dalam kelas.

"Bersih-bersih dulu, sudah dibersihkan juga datang lagi debunya. Makanya harus rajin-rajin bersih-bersih," ucapnya.

Menurut Sarnoto, selain proses bersih-bersih, mereka juga memberikan sosialisasi terhadap anak didiknya ini.

Sosialisasi itu terkait permasalahan debu tersebut yang masuk ke ruang kelas.

Kepala SMPN 21 Kota Tangerang, Sarnoto menyalami para murid - muridnya. Gedung sekolah tersebut terkurung pembangunan Tol Kunciran - Bandara Soetta.
Kepala SMPN 21 Kota Tangerang, Sarnoto menyalami para murid - muridnya. Gedung sekolah tersebut terkurung pembangunan Tol Kunciran - Bandara Soetta. (Warta Kota/Andika Panduwinata)

Para siswa dan siswi saat diberikan pemahaman oleh guru di SMPN 21 Kota Tangerang

"Hari ini belum belajar, fokus bersih-bersih. Untuk kelas 8 dan 9 masih pembentukan struktur kelas"

"Serta mencatat jadwal pelajaran. Sedangkan kelas 7 masih masa orientasi sekolah," kata Sarnoto.

Keluhan Murid SMPN 21 Kota Tangerang

Suasana di kelas 8i SMPN 21 Kota Tangerang pada Senin (15/7/2019) di hari pertama masuk sekolah. Mereka menutup mulut dan hidung menghindari debu - debu proyek Tol Kunciran - Bandara Soetta yang menyelinap masuk ke ruang kelas.
Suasana di kelas 8i SMPN 21 Kota Tangerang pada Senin (15/7/2019) di hari pertama masuk sekolah. Mereka menutup mulut dan hidung menghindari debu - debu proyek Tol Kunciran - Bandara Soetta yang menyelinap masuk ke ruang kelas. (Wartakotalive.com/Andika Panduwinata)

Tahun ajaran baru 2019 - 2020 dimulai pada Senin (15/7/2019) ini.

Wajah-wajah riang dan gembira terlihat mewarnai para pelajar di hari pertama sekolah.

Ironisnya, pemandangan itu tak terlihat di SMPN 21 Kota Tangerang di hari pertama masuk sekolah.

Sekolah yang berlokasi di Kecamatan Benda tersebut terkurung pembangunan Jalan Tol Kunciran-Bandara Soetta.

Debu-debu tanah di area proyek menyelinap ke ruang-ruang kelas SMPN 21 Kota Tangerang.

Pantauan Warta Kota di lokasi, para siswa pun tampak tak nyaman.

Mereka sering kali menutup hidung dan mulut ketika udara berembus.

Para siswa ini terpaksa harus menghirup debu-debu yang berterbangan itu.

Ruangan kelas pun terlihat banyak debu-debu melekat.

Mulai dari kursi, meja, lantai dan dinding yang tertempel debu proyek.

Bahkan, pakaian siswa pun tampak kotor berdampak dari tebaran debu tersebut.

"Banyak debunya, masuk ke kelas," ujar Ifa siswa kelas 8i saat dijumpai Warta Kota di SMPN 21 Kota Tangerang, Senin (15/7/2019).

Jarak kelas Ifa sangat berdekatan dengan area proyek pembangunan Jalan Tol Kunciran-Bandara Soetta.

Di belakang kelasnya terlihat gundukan tanah merah yang menggunung tinggi dari pembangunan tersebut.

"Pada tutup hidung, mata juga perih," ucapnya.

Hal senada dengan yang diungkapkan Riri teman sekelasnya.

Riri terus menerus menutup mutut dan hidungnya dengan menggunakan jilbab.

"Kalau begini belajar enggak bisa konsentrasi," kata Riri. 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved