Masih 24 Orang dalam Kondisi Masih Dipasung di Wonogiri, Penyebabnya Perceraian hingga Putus Cinta
Tahun 2018, hasil evaluasi masih 48 ODGJ yang masih dipasung. Enam bulan terakhir di tahun 2019, kini tinggal 24 ODGJ masih dipasung.
Sebanyak 24 orang dengan gangguan jiwa ( ODGJ) masih dipasung keluarganya. Berbagai persoalan menjadikan warga memilih memasung keluarganya yang mengalami gangguan jiwa ketimbang dimasukkan ke rumah sakit jiwa.
"Tahun 2018, hasil evaluasi masih 48 ODGJ yang masih dipasung. Enam bulan terakhir di tahun 2019, kini tinggal 24 ODGJ masih dipasung.
"Ada beberapa sebab warga masih memilih memasung keluarganya yang mengalami ODGJ," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri dr. Adhi Dharma kepada Kompas.com, Selasa ( 9/7/2019).
• Kronologi Kapal Tenggelam, Empat Orang Selamat Dua Belum Ditemukan. Hari Ini Pencarian Dilanjutkan
• Divonis Bebas MA, Syafruddin Temenggung Tinggalkan Rutan KPK. Ini Kelanjutan Kasus Sjamsul Nursalim
• Live Streaming Liga 1 2019 Persija Jakarta Vs Persib Bandung, Ini Prediksi Susunan Pemainnya
Penyebab warga mengalami ODGJ, Adhi menyatakan, ada karena faktor keturunan hingga permasalahan sosial.
"Permasalahan sosial itu mulai dari perceraian, patah hati hingga putus cinta juga ada kasusnya. Selain itu masalah ekonomi," jelas Adhi.
• UPDATE TGPF Kasus Novel Baswedan Telah Periksa 3 Jendral Polisi, 4 Orang Dicurigai Pelaku Penyiraman
Adhi menuturkan, penyebab pemasungan ODGJ lantaran sering kambuh setelah pulang dirawat di rumah sakit jiwa.
ODGJ sering kambuh karena usai dirawat di RSJ tidak kontrol kembali ke rumah sakit.
Persoalan lain yakni keluarga yang tidak bisa merawat karena aktivitas keseharian seperti bertani.
• The Jakmania Diharapkan Datang ke SUGBK Dua Jam Sebelum Pertandingan Persija Vs Persib berlangsung
Mereka khawatir, saat ditinggal ke sawah ODGJ ini berkeliaran sehingga mereka memilih memasungnya.
Tak hanya itu, ada permasalahan sosial lainnya, ODGJ yang sudah dititipkan di RSJ melarikan diri pulang sampai ke rumah.
Selain itu, ada tradisi kepercayaan dan pengobatan secara tradisional.
• Persija Tuan Rumah Leg 1 Final Piala Indonesia Lawan PSM Makassar, Tapi Belum Ada Izin dari GBK
Padahal, soal biaya sebenarnya tidak ada masalah.
Semestinya warga tinggal membawa keluarganya yang mengalami ODGJ kontrol ke puskesmas terdekat.
"Obat-obatan untuk ODGJ sudah kami siapkan di puskesmas," jelas Adhi.
• Jelang Laga Persija Vs Persib, Ini Pesan Perdamaian dari Supardi Nasir Buat The Jak dan Bobotoh
Kendati demikian, kata Adhi, saat ini sudah ada penurunan drastis jumlah ODGJ yang masih dipasung di Wonogiri.
Ia membandingkan saat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mencanangkan bebas pasung tahun 2015.
Wonogiri peringkat pertama dengan jumlah sekitar 80-an ODGJ yang masih dipasung.
Makanya, ada gerakan penanganan bebas pasung langsung dijemput bola dari RSJ Solo.
• Djadjang Nurdjaman Akan Turunkan Pemain yang Kurang Menit Bermain Saat Lawan PSS Sleman Sabtu Ini
"Hanya permasalahannya, ada keluarga yang tidak mau dan sebaliknya. Keluarga berpikir kalau dilepas siapa yang mau tanggung jawab. Kalau dititipkan di RSJ mereka juga mikir. Makanya perlu pendekatan khusus," kata Adhi.
Adhi menuturkan, Pemkab Wonogiri memiliki program bebas pasung.
Dengan demikian, ODGJ yang memiliki kartu BPJS ataupun tidak tetap dibiayai anggaran pemerintah daerah.
Selain itu RSUD Wonogiri memiliki bangsal khusus ODGJ.
Setelah pulang ke rumah, pengobatan dilanjutkan dari puskesmas.
Bahkan pihak puskesmas melakukan kunjungan ke rumah untuk mengecek kondisi ODGJ dan pengobatannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "24 ODGJ Dipasung di Wonogiri, Penyebabnya Cerai hingga Putus Cinta", Penulis : Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi