Sungai Cideng di Perbatasan Pancoran-Mampang Kondisinya Memprihatinkan, Penuh Sampah dan Bau Busuk
Kondisi Sungai Cideng di perbatasan Kecamatan Pancoran dan Mampang kini memprihatinkan karena penuh sampah dan bau busuk.
Penulis: Feryanto Hadi |
Wajah Sungai Cideng yang melintasi Kecamatan Mampang Prapatan dan Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, memburuk.
Sungai yang membelah perkampungan padat itu berwarna gelap, kotor dan bau.
Di beberapa titik, sampah terlihat menumpuk di aliran air, menimbulkan pemandangan yang tidak elok.
Warta Kota melihat sungai itu di tiga kelurahan yakni Kelurahan Tegal Parang dan Kelurahan Mampang yang masuk ke wilayah Kecamatan Mampang Prapatan serta di Kelurahan Pancoran yang masuk wilayah Kecamatan Pancoran.
Di RT006/05 Tegal Parang, sebuah jembatan selebar sekitar satu meter menghubungkan dua kelurahan.

Di dekat jembatan, kantong plastik dalam berbagai ukuran berisi sampah tertahan di aliran yang dangkal.
"Kalau yang tumpukan (sampah) di depan itu karena lokasi itu pernah digunakan sebagai tempat pengepul (barang bekas). Tapi memang tidak dibersihkan. Kalau yang di bagian atas (jembatan) dibuang oleh orang yang tidak bertanggungjawab," ungkap warga bernama Rasjoyo (45) yang tinggal tepat di sisi sungai.
• Ini Kata Dinas Lingkungan Hidup DKI Perihal Sampah di Jalan Danau Sunter Barat
Rasjoyo memastikan, pembuang sampah bukanlah warga yang tinggal di bantaran sungai.
Biasanya, cerita dia, sebagian orang yang melintas di jembatan itu melemparkan bungkusan berisi sampah kemudian segera pergi.
"Kalau orang sini saya pastikan tidak. Sebab kami tahu, sampah yang menumpuk di kali bisa sebabkan banjir. Aneh namanya jika kami tahu akibatnya namun tetap membuang sampah di kali," tuturnya.
Keluarga Rasjoyo selama ini sudah terbiasa dengan bau tidak sedap yang bersumber dari aliran sungai Cideng.
• Sering Dikirimi Sampah, Indonesia Akan Lakukan Ini
"Ya kondisinya memang bau seperti itu. Sudah biasa bagi kami. Kecuali kalau bau bangkai hewan, baru kami akan turun ke kali dan membuang bangkai itu menjauh dari sekitar rumah kami," imbuhnya.
Sungai Cideng pada musim hujan kerap meluap dan menyebabkan banjir di kawasan sekitarnya. Rumah-rumah terendam.
Warga tak bisa berbuat banyak lantaran hanya sungai itu yang mampu menampung air dari saluran-saluran kecil di area permukiman.
"Kalau hujannya besar ya airnya naik, banjir kampung ini. Tapi kalau hujannya kecil sih aman-aman saja," katanya.
• Denda 500 Ribu Bagi yang Duduk di Lantai dan Buang Sampah Sembarangan di Stasiun MRT
Di RT 011/03 Pancoran yang berbatasan dengan Kelurahan Mampang, kondisi air juga kerap meluap. Uci (40), warga kampung itu juga mengungkapkan soal seringnya terjadi banjir ketika Sungai Cideng Meluap.
"Malah pernah ada anak yang hanyut saat terjadi banjir beberapa tahun lalu," katanya.
Berdasarkan pantauan, selain mengalami pendangkalan, Sungai Cideng juga mengalami penyempitan di sejumlah lokasi.
Hal itu menyebabkan air yang mengalir tidak tertampung kemudian meluap.
• Akan Buang Sampah ke TPPAS Lulut-Nambo, Depok Diwajibkan Setor Duit Bau
Seperti yang diungkapkan Ketua RT009/04 Mampang Prapatan, Hamdani.
Kata dia, selama ini pasukan biru dari UPK Badan Air lebih sering hanya membersihkan sampah di sungai namun tidak mengeruk lumpur sedimentasi.
"Kalau permintaan warga sih penginnya dikeruk. Selama ini nggak diangkat lumpurnya, cuma dibersihin saja sampahnya," kata dia.
Hamdani menyebut, hingga kini pihaknya belum mendapatkan informasi penanganan jangka panjang terhadap sungai itu.
Padahal, hampir tiap tahun saat musim hujan, luapan sungai menggenangi perkampungan.
"Karena terjadi pendangkalan, jadi airnya kehambat lalu meluap. Selama ini belum ada solusi. Ini mungkin tehambatnya karena letaknya di dua kecamatan, Mampang Prapatan dan Pancoran," ungkapnya.
Sementara itu, Lurah Tegal Parang Achmad Yani menyebutkan, pihaknya secara rutin berkoordinasi UPK Badan Air untuk pembersihan Sungai Cideng tersebut.
"Itu rutin dikuras, bisa empat sampai enam kali dalam setahun dengan volume (sedimentasinya) bisa sampai 4000 karung sedang sampahnya tiap hari di angkat oleh UPK Badan Air," ujarnya.