Sekjen Partai Gerindra: Masuk Koalisi Sesuatu yang Baru, Menjadi Oposisi Tak Masalah
Ahmad Muzani mengatakan, partainya belum menentukan sikap apakah akan tetap berada di oposisi, atau masuk ke dalam koalisi pemerintah.
SEKRETARIS Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, partainya belum menentukan sikap apakah akan tetap berada di oposisi, atau masuk ke dalam koalisi pemerintah.
Prabowo Subianto, katanya, belum memutuskan, meski berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai, memiliki keweangan untuk mengambil kebijakan soal kerja sama koalisi.
"Enggak, belum (putuskan)," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/7/2019).
• BREAKING NEWS: Pria Rusak Altar Gereja Katolik di Denpasar Bali
"Pak Prabowo secara konstitusi anggaran dasar, anggaran rumah tangga, memiliki kewenangan sepenuhnya untuk mengambil kebijakan, baik ke dalam ataupun ke luar."
"Di dalam menata partai secara internal, keluar artinya untuk berhubungan dan berkerja sama dengan siapa pun," sambungnya.
Sesuai tradisi partai dalam memutuskan kebijakan yang sangat strategis, Prabowo Subianto, lanjutnya, akan meminta pandangan para anggota Dewan Pembina Partai Gerindra.
• Gerindra Akui Pemulangan Rizieq Shihab Jadi Syarat Rekonsiliasi Prabowo dengan Jokowi
Namun, hingga saat ini belum ada undangan terhadap jajaran Dewan Pembina Partai Gerindra untuk membahas hal tersebut.
"Biasanya selalu mengundang dewan pembina untuk mengadakan rapat, mendengar pandangan, mendengar pikiran, mendengar berbagai macam hal yang terjadi."
"Dari situ kemudian beliau ambil keputusan. Tapi sampai sekarang Pak Prabowo belum mengundang dewan pembina untuk mengambil, untuk mendengarkan pandangan-pandangan mereka," katanya.
• Dilaporkan Kivlan Zen ke Propam, Ini Kata Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal
Terkait keinginan kader dan pengurus, menurut Ahmad Muzani, sangat bervariatif.
Ada yang menginginkan Partai Gerindra tetap di jalur oposisi, dan ada juga yang ingin masuk koalisi.
Prabowo Subianto, menurutnya, pasti akan menimbang dengan cermat keinginan kader dan pengurus tersebut, untuk kepentingan masyarakat dan bangsa.
• Buku Biografi Sutopo Purwo Nugroho Segera Terbit, Najwa Shihab Turun Tangan Membidani
"Semua pandangan yang sekarang disuarakan oleh kader, termasuk para pendukung Pak Prabowo, relawan, para ulama, para habaib, semuanya kita mendengar."
"Kita memperhatikan, dan kita mencermati dengan seksama. Saya kira beliau pun melakukan hal yang sama terhadap persoalan," paparnya.
Terkait keinginan sejumlah partai pendukung Jokowi-Maruf Amin yang menyatakan Gerindra sebaiknya tetap di jalur oposisi, menurut Ahmad Muzani bukanlan masalah.
• Kivlan Zen Laporkan Kadiv Humas Polri ke Propam Gara-gara Lakukan Hal Ini
Gerindra, menurutnya sudah terbiasa menjadi oposisi pemerintah.
"Bagi Gerindra masuk koalisi itu sesuatu yang baru. Menjadi oposisi yang sudah kita alami selama 10 tahun, sehingga bagi kita bukan itu persoalan."
"Jadi bagi saya tidak ada problem. Gerindra adalah satu-satunya partai politik yang sejak ada di Senayan sampai sekarang belum pernah masuk dalam kekuasaan," bebernya.
• Polisi Minta Bobotoh Tonton Laga Persija Vs Persib dari Televisi Saja, Jangan Datang ke Jakarta
Sebelumnya, pengamat politik Tony Rosyid memprediksi Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat akan merapat ke koalisi partai pendukung Jokowi-Maruf Amin.
Apalagi, Koalisi Indonesia Adil dan Makmur sudah resmi bubar.
Hal itu ia katakan saat menjadi narasumber dalam diskusi bertajuk 'Setelah Putusan Mahkamah...', di Gado-Gado Boplo Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/6/2019).
• Tak Ucapkan Selamat kepada Jokowi, Waketum PAN Pertanyakan Ketulusan Prabowo Terima Putusan MK
"Yang saya lihat kalau berdasarkan kajian dan analisis saya, Demokrat jelas 100 persen ke sana (pemerintah), PAN 100 persen, tinggal gimana Pak Amien Rais yang sedikit mengganggu," ujarnya.
Partai Gerindra, kata Toni, masih melihat dinamika yang berkembang, terutama di internal partai.
Ia menyebut Partai Gerindra tengah galau apakah akan gabung ke pemerintah atau menjadi oposisi kembali.
• Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandi Bakal Bertemu di KPU Hari Minggu
"Kalau saya suka dengan bahasa apa adanya, (Gerindra) lagi bingung, lagi galau," katanya.
"Intinya yang ada di Gerindra saat ini, belum selesai secara internal," imbuhnya.
Sebelumnya, Prabowo Subianto mengumpulkan partai koalisi Adil dan Makmur di kediamannya, Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2019).
• Politikus Gerindra Ini Sarankan Prabowo Jangan Bertemu Jokowi Bila Bicarakan Koalisi
Prabowo Subianto menggelar pertemuan sejak pukul 14.30 Wib hingga menjelang magrib.
Pertemuan digelar di ruang tengah rumah dengan meja melingkar.
Prabowo Subianto diapit oleh Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri dan Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi Djoko Santoso.
• Kondisi Terkini PPSU Cantik Setelah Ditabrak Motor, Minta Makanan Ini Saat Dibesuk Anies Baswedan
Sedangkan di meja sebelah kiri Prabowo Subianto, duduk para sekjen partai koalisi, yakni Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan.
Lalu ada Sekjen PAN Eddy Soeparno, Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso, Sekjen PKS Mustafa Kamal, dan lainnya.
Sedangkan di meja sebelah kanan tampak Dewan Pembina Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi atau yang karib disapa Titiek Soeharto, dan Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid.
• Sempat Membantah, Gerindra Kini Akui Prabowo Bertemu Kepala BIN Budi Gunawan
Ada juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
Sementara, di meja yang menghadap Prabowo Subianto tampak Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sugiono, dan juru bicara Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak, serta lainnya.
Sandiaga Uno tidak hadir karena sedang berada di luar kota.
• Gerindra Bilang Prabowo Tak Pernah Dapat Tawaran Resmi dari Jokowi untuk Masuk Koalisi Pemerintah
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, pertemuan digelar atas undangan Prabowo Subianto.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo Subianto menyampaikan ucapan terima kasih kepada parpol pengusung dan pendukungnya.
"Pak Prabowo merasa bahwa pemilihan presiden yang berlangsung bisa menjadi besar suaranya, karena dukungan dari berbagai macam elemen-elemen masyarakat."
• Niat Foto Bareng Tim Kuasa Hukum 01 dengan 02 di MK Tak Kesampaian, Jabat Tangan Pun Tidak Sempat
"Dan tentu saja partai koalisi, dan beliau mengucapkan terima kasih yang berulang-ulang ke partai koalisi," ungkap Ahmad Muzani di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo Subianto, kata Ahmad Muzani, juga mendengar pandangan dari parpol koalisi mengenai kerja sama partai yang telah dijalin selama pilpres berlangsung.
Prabowo Subianto juga menyampaikan permintaan maaf karena dukungan dari parpol dan relawan yang begitu besar, tidak membuahkan hasil setelah keluarnya putusan MK.
• Hadiri KTT G20 di Jepang, Jokowi Isap Permen Pemberian Donald Trump
"Beliau merasa bertanggung jawab pada perolehan itu, beliau merasa bertanggung jawab pada persoalan-soalan ini."
"Menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh partai koalisi, kepada para pendukung."
"Kepada seluruh elemen masyarakat yang memberikan dukungan amat besar di setiap kampanye, di setiap lorong kekuatan, dan inilah modal yang akan terus kita angkat," paparnya.
• Mayat Wanita yang Ditemukan Terikat di Bekasi Belum Rekam KTP Elektronik, Identitasnya Masih Misteri
Menurutnya, Prabowo Subianto menyadari bahwa perjuangan di Pilpres 2019 sudah selesai.
Perjuangan untuk membela kepentingan rakyat bisa dilakukan melalui forum lainnya.
Oleh karena itu, dalam pertemuan tersebut, Prabowo Subianto mengatakan bahwa kerja sama koalisi Adil dan Makmur sudah berakhir. Begitu juga dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN).
• Mayat Wanita yang Ditemukan Terikat di Bekasi Belum Rekam KTP Elektronik, Identitasnya Masih Misteri
"Sebagai koalisi yang mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di dalam pemilu17 April lalu, tugas koalisi adil dan makmur dinggap selesai."
"Oleh karena itu, sejak hari ini beliau menyampaikan terima kasih, dan koalisi Adil dan Makmur selesai. begitu juga dengan BPN, selesai," jelasnya.
Meskipun demikian, Prabowo Subianto, menurut Ahmad Muzani, menyatakan komunikasi yang telah dijalin tidak begitu saja berakhir.
Komunikasi tetap dilakukan melalui sebuah format atau kaukus antar-partai Koalisi Adil dan Makmur. (Taufik Ismail)