Berita Duka
Kisah Anak Sutopo Purwo Beberkan Situasi Terakhir, Ternyata Sabtu Sempat Video Call
"Selama kemarin berobat di China, banyak kemajuan Pak Topo sudah bisa jalan, bisa ngomong, bahkan kemarin pagi sempat vidcall (video call) sama saya,"
PALMERAH, WARTAKOTALIVE.COM -- M Ivanka Rizaldy Nugroho membeberkan kondisi terakhir ayahnya, yakni Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Sutopo Purwo Nugroho sebelum meninggal dunia.
Dikutip TribunWow.com dari saluran YouTube BeritaSatu, Minggu (7/7/2019), diketahui Sutopo Purwo menghembuskan nafas terakhirnya, pada Minggu (7/7/2019) dini hari, di St. Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, China.
Sutopo Purwo telah bertolak ke China sejak 15 Juni 2019 yang lalu untuk melakukan pengobatan.
Ivanka lantas membeberkan bahwa kondisi ayahnya sempat membaik.
• Ini Dia Ramalan Zodiak Senin 8 Juli 2019 Pisces Beruntung, Scorpio Baper, Capricorn Berpeluang Nih
• Ini 5 Zodiak yang Gak Serius Perhatian Padamu, Mereka Hanya Pura-pura Peduli pada Orang Lain!
• Ini yang Disiapkan BNPB untuk Upacara Pemakaman Sutopo Purwo Nugroho, Dimakamkan di Boyolali
• Kepala Humas BNPB Sutopo Meninggal Akibat Kanker Paru Stadium 4, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Disebutkannya Sutopo bahkan bisa berjalan berbicara dan melakukan panggilan video dengannya.
"Selama kemarin berobat di China, banyak kemajuan Pak Topo sudah bisa jalan, bisa ngomong, bahkan kemarin pagi sempat vidcall (video call) sama saya," ujar Ivanka.
Ia menuturkan kondisi Sutopo Purwo tersebut tidak bertahan lama.
Bahkan dokter mengambil tindakan dengan memberikan obat yang memiliki adrenalin lebih tinggi hingga membuat Sutopo Purwo tak bisa tidur.
"Cuma mungkin kemarin agak drop karena flu, terus dikabarkan oleh mamah juga dokter juga mengasih obat yang ada adrenalin-nya, itu membuat Pak Topo enggak bisa tidur begitu," paparnya.
"Terus ya dikabarkan tadi malam jam 1 lebih Pak Topo udah enggak ada."
Dengan raut muka yang sedih, Ivanka mendoakan ayahnya agar dapat diterima di sisiNya.
"Kami sangat berduka, semoga Pak Topo tidak lagi merasa sakit dan ditempatkan oleh Allah di tempat yang lebih bagus, Amin," pungkasnya dengan terbata-bata sembari menitikkan air mata.
Sutopo Meninggal saat Berobat
Diberitakan sebelumnya, melalui rilis dari Humas BNPB yang diterima TribunWow.com, Sutopo meninggal dunia saat sedang menjalani pengobatan penyakit kanker yang dideritanya di St. Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, China, sejak 15 Juni 2019 yang lalu.
Kanker yang dideritanya telah menyebar ke tulang dan beberapa organ vital tubuh.
Sejak Sutopo divonis kanker desember akhir 2017, dirinya masih terus gigih dalam melakukan upaya pengobatan maupun dalam menginformasikan berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia selama 2018 hingga pertengahan 2019.
Dijelaskan bahwa Sutopo masih sempat melakukan konferensi pers secara bersinambungan pada saat terjadi bencana gempabumi Lombok dan gempabumi Palu ditengah rasa sakit yang menderanya.
Sementara Kepala Bidang Humas Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana (BNPB) Rita Rosita Simatupang memperkirakan jenazah Kepala Pusat Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho akan tiba di tanah air pada Minggu (7/7/2019) malam.
"Saat ini jenazah sedang dalam persiapan keberangakatan dari Guangzhou," ujar Rita seperti dilansir TribunWow.com dari KompasTV.
"Waktu Guangzhou sekitar pukul 15.30, dan diperkirakan atau diestimasikan tiba di Soekarno Hatta malam hari ini pukul 20.30 WIB," sambungnya.
Setelah itu, pihak BNPB akan memberangkatkan jenazah ke rumah duka yang ada di Raffles Hills, Cibubur.
Rita kemudian mengungkapkan Jenazah Sutopo Purwo Nugroho akan diberangkatkan ke Boyolali, Jawa Tengah via Solo, pada pukul 05.25 WIB dengan pesawat.

Jenazah Sutopo rencananya akan dimakamkan di kampung halamannya, di Kampung Surodadi, Desa Siswodipuran, Boyolali.
Persiapan pun sudah tampak di rumah duka.
Saat ini, keluarga dan tamu sudah berkumpul di rumah duka, menanti kedatangan Sutopo dari China.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah/ Lailatun Niqmah)
Apakah penyebab kanker paru dan gejala kanker paru yang diderita Pak Sutopo?
Berikut penjelasannya seperti dikutip Wartakotalive.com dari Alodokter.
Tidak mudah menyadari keberadaan gejala kanker paru-paru pada stadium awal, karena kebanyakan dari gejala penyakit ini tidak khas dan seringkali mirip dengan penyakit lain, seperti tuberkulosis, efusi pleura, pneumonia, bronkitis, dan abses paru.
Gejala yang dapat muncul pada kanker paru stadium awal, antara lain:
Batuk yang berkelanjutan
Batuk bisa disebabkan oleh kondisi yang ringan, seperti flu atau iritasi saluran pernapasan.
Namun, jika batuk tidak juga berhenti dalam waktu lebih dari dua minggu, bisa jadi ini tanda dari penyakit lain yang lebih serius, salah satunya adalah kanker paru.
Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lengkap termasuk pemeriksaan fisik dan penunjang, seperti Rontgen dada.
Batuk berdarah
Batuk kronis yang disertai dengan keluarnya darah atau dahak yang bercampur dengan bercak darah, bisa jadi tanda adanya kanker paru. Untuk memastikannya, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Mengalami sesak napas
Jika Anda tiba-tiba merasa terengah-engah ketika melakukan aktivitas sederhana, ini dapat menjadi tanda adanya kanker paru-paru stadium awal.
Sesak napas dapat terjadi akibat sel kanker yang menghalangi saluran pernapasan, atau penumpukan cairan di sekitar paru sehingga menekan paru-paru.
Namun, sesak napas tidak hanya terpaku pada kanker paru-paru. Munculnya sesak napas saat beraktivitas seperti biasa, juga bisa menjadi tanda gejala penyakit gagal jantung.
Rasa nyeri di dada
Kanker paru juga dapat menyebabkan rasa nyeri di bagian dada, bahu, atau punggung.
Biasanya rasa nyeri ini bersifat tajam, tumpul, muncul secara terus menerus, atau kadang hilang timbul.
Rasa nyeri di dada ini bisa menyerupai tanda penyakit jantung, tetapi nyeri dada akibat kanker paru biasanya akan terasa semakin berat ketika menarik napas dalam, batuk, atau tertawa.
Suara menjadi serak
Suara serak umumnya muncul saat Anda sedang mengalami radang di saluran pernapasan. Namun, jika suara berubah menjadi serak secara tiba-tiba dan berlangsung lebih dari dua minggu, maka Anda patut waspada.
Bisa jadi perubahan suara ini merupakan gejala dari kanker paru. Kondisi ini terjadi ketika sel kanker memengaruhi saraf yang mengatur pita suara, sehingga menyebabkan perubahan pada suara Anda.
Suara mengi
Suara mengi yang menyertai Anda saat menarik atau mengeluarkan napas di usia dewasa dapat menjadi tanda dari kondisi kesehatan tertentu, seperti alergi atau asma.
Namun, Anda tidak disarankan mengasumsikannya sebagai kondisi asma biasa, karena mengi juga bisa merupakan gejala dari kanker paru. Segera periksakan diri ke dokter jika mengi tidak hilang setelah diobati.
Penurunan berat badan
Biasanya orang yang menderita penyakit kanker, termasuk kanker paru, akan kehilangan berat badan secara drastis.
Hal ini disebabkan oleh sel kanker yang menggunakan semua energi dan nutrisi tubuh. Maka dari itu, jangan abaikan perubahan pada berat badan Anda, terutama bila terjadi saat Anda tidak mengubah pola makan atau gaya hidup.
Selain gejala yang telah dijelaskan di atas, terdapat pula beberapa tanda lainnya yang dapat mengindikasikan kanker paru, seperti demam, mudah lelah, kesulitan makan atau menelan, kehilangan nafsu makan, jari membengkak, dan munculnya benjolan yang mencurigakan pada tubuh Anda.
Untuk itu, penting bagi Anda mendeteksi sejak dini gejala kanker paru-paru stadium awal, supaya dapat meningkatkan keberhasilan pengobatannya.
Faktor Risiko Penyakit Kanker Paru
Ada banyak faktor risiko yang dapat melatari seseorang menderita penyakit kanker paru.
Berikut adalah beberapa faktor risiko yang perlu Anda ketahui dan hindari:
Perokok, baik aktif maupun pasif
Terlalu sering terpapar asap rokok dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker paru. Maka dari itu, jangan merokok dan hindari orang yang aktif merokok.
Paparan gas radon
Gas alami yang dihasilkan dari pemecahan zat uranium di tanah, air, dan batuan ini merupakan salah satu faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena kanker paru.
Paparan asbes
Seorang yang bekerja dengan asbes, seperti di tambang atau pabrik, lebih berisiko terkena penyakit kanker paru. Terlebih jika Anda seorang perokok aktif.
Polusi udara
Terlalu lama berada di tempat yang memiliki tingkat polusi udara yang tinggi membuat risiko terkena kanker paru menjadi lebih besar. Sekitar 5 persen dari kasus kematian akibat kanker paru di seluruh dunia disebabkan oleh polusi udara.
Faktor keturunan
Jika salah satu anggota keluarga menderita kanker paru, kemungkinan besar Anda lebih berisiko menderita penyakit tersebut.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa kaitan faktor keturunan dan munculnya kanker paru juga berkaitan dengan faktor lingkungan dalam keluarga, seperti merokok dan paparan polusi di lingkungan tempat tinggal.
Setelah mengetahui berbagai faktor risiko penyakit kanker paru, diharapkan Anda menyadari pentingnya berhenti merokok dan menjalani pola hidup sehat mulai dari sekarang.
Dengan berhenti merokok, Anda bisa memperpanjang harapan hidup dan menurunkan risiko terkena penyakit kanker paru di kemudian hari.
Berkonsultasi ke dokter secara rutin untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin (medical check-up) juga merupakan langkah penting untuk mendeteksi dini penyakit tertentu, termasuk kanker paru-paru.
Pemeriksaan dini ini disarankan meskipun belum terdapat tanda dan gejala awal kanker paru-paru.
Pemeriksaan dini terutama dianjurkan bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi, misalnya perokok berat yang sudah merokok sejak lama, meskipun saat ini sudah berhenti merokok. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Anak Sutopo Purwo Sebut Kondisi Ayahnya Sempat Membaik dan Ber-Video Call, Beberkan Situasi Terakhir