Viral Medsos
Baru Dilantik, Dirpolair Polda Sulawesi Selatan Langsung Diteror Menteri Susi Pudjiastuti
Menteri Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan berharap Ditpolair Sulawesi Selatan serius menangani destruktive fishing yang merusak terumbu karang.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
Baru naik pangkat Direktur Kepolisian Perairan - Dirpolair Polda Sulawesi Selatan Mohammad Hidayat tidak bisa langsung bernafas lega.
Pasalnya dia langsung diteror Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk berantas oknum pengusaha perusak terumbu karang.
Awalnya Koordinator Aliansi Masyarakat Peduli Bahari Indonesia (AMPIBI) M Ramli mengucapkan selamat atas kenaikan pangkat Mohammad Hidayat yang diucapkannya melalui twitter.
“Selamat Atas Kenaikan Pangkat Nya Pak @dayatonya ditunggu kembali ke sulsel dengan jabatan baru Dirpolair Polda Sulsel. Cc @tribratanews @DivHumas_Polri @HUMAS_SULSEL @Susipudjiastuti,” tulis @m_ramli26 pada Selasa (8/7/2019) seperti dikutip Wartakotalive.com.
• HUT Bhayangkara, 1700 an Personel di Polda Metro Jaya Naik Pangkat
• AKHIRNYA, Menteri Keuangan Pastikan Gaji ke-13 Keluar Pada 1 Juli 2019, Besarannya Segini
• Pria Beristri Hamili Adik Kandung Sendiri Hingga Akhirnya Menikah, Sang Istri Laporkan ke Polisi
Dalam unggahannya yang memention Menteri KKP Susi Pudjiastuti itu, M Ramli menyematkan tagar #PolisiKebanggaanNelayan #NelayanRinduBapak.
Susi pun menyaut postingan koordinator AMPIBI.
Ia langsung meminta Mohammad Hidayat fokus pada penangkapan ikan yang merusak kelestarian laut.
“Semoga laut Sulawesi bisa bebas dari Destruktive Fishing yg telah merusak terumbu karang,” balas @susipudjiastuti.
• Wali Kota Risma Sakit Ditangani 15 Dokter, Menteri Susi Punya Kenangan Istimewa
• Melanie Subono Posting Foto Hiu Dibantai, Lalu Tanyakan Hal Menohok ke Menteri Susi Pudjiastuti
Sebab kata Susi, hampir 70 persen terumbu karang di Sulawesi Selatan dan Tenggara sudah rusak berat karena penangkapan ikan dengan portas dan dinamit.
Susi pun meminta Hidayat untuk bisa tegas terhadap pengusaha yang bandel.
“Tangkap oknum pengusaha yang menyuplai dan membeli ikannya!” tandas Susi.
Seperti dikutip Wartakotalive.com dari kompas.com pada tahun 2009, ada sekitar 55 persen ekosistem terumbu karang di wilayah perairan laut Sulawesi Selatan rusak akibat ulah oknum nelayan yang melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan alat peledak berupa bom.
Cara penangkapan ikan seperti ini telah merusak ekosistem yang ada di bawah permukaan laut, termasuk terumbu karang taman nasional Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar dan Sulsel.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sulsel saat itu Iskandar.
Padahal, lanjutnya, saat memaparkan program kerja tahun 2009, terumbu karang yang ada di pulau-pulau dalam wilayah perairan laut Sulsel kondisinya cukup memprihatinkan karena sisa 45 persen yang masih baik untuk dilindungi dan dijaga kelestariannya.
• Dilecehkan Bau Ikan Asin Oleh Mantan Suami, Fairuz A Rafiq Syok dan Tak Bisa Berkata-kata
• Wanita Bersepatu Injak Masjid Sambil Menenteng Anjing Dilaporkan Pernah Tes Gangguan Kejiwaan
• Lowongan Kerja Buat Tenaga Ahli di PT Pelindo III dan Bank Mandiri Sebelum 10 Juli 2019
Sedangkan taman laut Takabonerate yang merupakan taman laut ketiga terindah di dunia, tidak hanya terumbu karangnya yang rusak, melainkan juga mengancam jutaan spesies biota laut yang unik, termasuk lingkungan panorama sekitarnya yang cukup indah bisa tercemar akibat pemboman ikan ilegal itu.
"Sudah ada pencari ikan dengan cara itu yang ditindak aparat TNI-AL setelah tertangkap basah menangkap ikan dengan alat peledak tersebut," ungkapnya seraya menambahkan, terumbu karang juga merupakan salah satu komoditi yang harus dilindungi dari kepunahan.