Pilpres 2019

Gerindra Terbiasa Jadi Oposisi, Perdebatan Internal Soal Tawaran Masuk Pemerintahan Berkurang

ANGGOTA Dewan Penasihat Partai Gerindra Muhammad Syafi'i, tak menampik ada perbedaan pendapat di internal partainya.

rri.co.id
Gerindra 

ANGGOTA Dewan Penasihat Partai Gerindra Muhammad Syafi'i, tak menampik ada perbedaan pendapat di internal partainya.

Perbedaan pendapat terkait apakah akan menerima tawaran masuk pemerintahan, atau tetap menjadi oposisi.

Namun, menurutnya perdebatan tersebut kini sudah berkurang.

KPK Bilang Ada yang Baru di Kasus KTP Elektronik, Bakal Ada Tersangka Anyar?

"Mungkin karena sudah terbiasa juga ya jadi oposisi, sehingga perbedaan pendapatnya semakin berkurang," kata pria yang karib disapa Romo Syafi'i tersebut, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/7/2019).

Menurutnya, semakin ke sini, kecenderungan pandangan kader Gerindra menginginkan partai tetap mengambil peran oposisi.

Salah satu alasannya, Partai Gerindra sudah terbiasa menjadi oposisi.

Pembunuh Kakek Pensiunan TNI AL Diciduk di Sukabumi, Diduga Perampok yang Tepergok

"Ketika kita memilih oposisi, kecenderungan kader arahnya sama, memilih menjadi oposisi," ujarnya.

Menurut Romo, Prabowo Subianto menginginkan Partai Gerindra berada di luar pemerintahan, untuk mengontrol kebijakan pemerintah demi kepentingan rakyat.

"Berada di luar pemerintahan," cetusnya.

Prabowo-Sandi Bakal Berikan Ucapan Selamat Saat Jokowi-Maruf Amin Dilantik pada 20 Oktober 2019

Sedangkan terkait PAN, PKS, dan Demokrat yang pernah satu koalisi di Pemilu Presiden 2019 lalu, ia mengaku terserah pada partai masing-masing.

Gerindra tidak bisa mengintervensi kebijakan masing-masing partai.

"Ya kita enggak ikut-ikutan. Kalau mereka memilih hal yang sama berarti kita bertemu pada jalur yang sama," paparnya.

Aksi Habiburokhman Salami Jokowi dan Cium Tangan Maruf Amin Dianggap Budaya Politik Terpuji

Sebelumnya, pengamat politik Tony Rosyid memprediksi Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat akan merapat ke koalisi partai pendukung Jokowi-Maruf Amin.

Apalagi, Koalisi Indonesia Adil dan Makmur sudah resmi bubar.

Hal itu ia katakan saat menjadi narasumber dalam diskusi bertajuk 'Setelah Putusan Mahkamah...', di Gado-Gado Boplo Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/6/2019).

 Tak Ucapkan Selamat kepada Jokowi, Waketum PAN Pertanyakan Ketulusan Prabowo Terima Putusan MK

"Yang saya lihat kalau berdasarkan kajian dan analisis saya, Demokrat jelas 100 persen ke sana (pemerintah), PAN 100 persen, tinggal gimana Pak Amien Rais yang sedikit mengganggu," ujarnya.

Partai Gerindra, kata Toni, masih melihat dinamika yang berkembang, terutama di internal partai.

Ia menyebut Partai Gerindra tengah galau apakah akan gabung ke pemerintah atau menjadi oposisi kembali.

 Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandi Bakal Bertemu di KPU Hari Minggu

"Kalau saya suka dengan bahasa apa adanya, (Gerindra) lagi bingung, lagi galau," katanya.

"Intinya yang ada di Gerindra saat ini, belum selesai secara internal," imbuhnya.

Sebelumnya, Prabowo Subianto mengumpulkan partai koalisi Adil dan Makmur di kediamannya, Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2019).

 Politikus Gerindra Ini Sarankan Prabowo Jangan Bertemu Jokowi Bila Bicarakan Koalisi

Prabowo Subianto menggelar pertemuan sejak pukul 14.30 Wib hingga menjelang magrib.

Pertemuan digelar di ruang tengah rumah dengan meja melingkar.

Prabowo Subianto diapit oleh Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri dan Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi Djoko Santoso.

 Kondisi Terkini PPSU Cantik Setelah Ditabrak Motor, Minta Makanan Ini Saat Dibesuk Anies Baswedan

Sedangkan di meja sebelah kiri Prabowo Subianto, duduk para sekjen partai koalisi, yakni Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan.

Lalu ada Sekjen PAN Eddy Soeparno, Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso, Sekjen PKS Mustafa Kamal, dan lainnya.

Sedangkan di meja sebelah kanan tampak Dewan Pembina Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi atau yang karib disapa Titiek Soeharto, dan Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid.

 Sempat Membantah, Gerindra Kini Akui Prabowo Bertemu Kepala BIN Budi Gunawan

Ada juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.

Sementara, di meja yang menghadap Prabowo Subianto tampak Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sugiono, dan juru bicara Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak, serta lainnya.

Sandiaga Uno tidak hadir karena sedang berada di luar kota.

 Gerindra Bilang Prabowo Tak Pernah Dapat Tawaran Resmi dari Jokowi untuk Masuk Koalisi Pemerintah

Sekjen Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, pertemuan digelar atas undangan Prabowo Subianto.

Dalam pertemuan tersebut, Prabowo Subianto menyampaikan ucapan terima kasih kepada parpol pengusung dan pendukungnya.

"Pak Prabowo merasa bahwa pemilihan presiden yang berlangsung bisa menjadi besar suaranya, karena dukungan dari berbagai macam elemen-elemen masyarakat."

 Niat Foto Bareng Tim Kuasa Hukum 01 dengan 02 di MK Tak Kesampaian, Jabat Tangan Pun Tidak Sempat

"Dan tentu saja partai koalisi, dan beliau mengucapkan terima kasih yang berulang-ulang ke partai koalisi," ungkap Ahmad Muzani di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo Subianto, kata Ahmad Muzani, juga mendengar pandangan dari parpol koalisi mengenai kerja sama partai yang telah dijalin selama pilpres berlangsung.

Prabowo Subianto juga menyampaikan permintaan maaf karena dukungan dari parpol dan relawan yang begitu besar, tidak membuahkan hasil setelah keluarnya putusan MK.

 Hadiri KTT G20 di Jepang, Jokowi Isap Permen Pemberian Donald Trump

"Beliau merasa bertanggung jawab pada perolehan itu, beliau merasa bertanggung jawab pada persoalan-soalan ini."

"Menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh partai koalisi, kepada para pendukung."

"Kepada seluruh elemen masyarakat yang memberikan dukungan amat besar di setiap kampanye, di setiap lorong kekuatan, dan inilah modal yang akan terus kita angkat," paparnya.

 Mayat Wanita yang Ditemukan Terikat di Bekasi Belum Rekam KTP Elektronik, Identitasnya Masih Misteri

Menurutnya, Prabowo Subianto menyadari bahwa perjuangan di Pilpres 2019 sudah selesai.

Perjuangan untuk membela kepentingan rakyat bisa dilakukan melalui forum lainnya.

Oleh karena itu, dalam pertemuan tersebut, Prabowo Subianto mengatakan bahwa kerja sama koalisi Adil dan Makmur sudah berakhir. Begitu juga dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN).

 Mayat Wanita yang Ditemukan Terikat di Bekasi Belum Rekam KTP Elektronik, Identitasnya Masih Misteri

"Sebagai koalisi yang mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di dalam pemilu17 April lalu, tugas koalisi adil dan makmur dinggap selesai."

"Oleh karena itu, sejak hari ini beliau menyampaikan terima kasih, dan koalisi Adil dan Makmur selesai. begitu juga dengan BPN, selesai," jelasnya.

Meskipun demikian, Prabowo Subianto, menurut Ahmad Muzani, menyatakan komunikasi yang telah dijalin tidak begitu saja berakhir.

Komunikasi tetap dilakukan melalui sebuah format atau kaukus antar-partai Koalisi Adil dan Makmur. (Taufik Ismail)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved