Histori
HARI Ini, Kompas Ulang Tahun ke-54 Hadir Dalam Kondisi Prihatin dan Pernah Dilarang Terbit
Beberapa hari awal Oktober 1965, misalnya, pemerintah melarang sejumlah koran di Jakarta, termasuk Kompas, untuk terbit atau beredar.
Mereka yang tidak berubah akan tertinggal.
Jakob Oetama, pendiri Harian Kompas, dalam tulisannya di halaman 1 Harian Kompas, 28 Juni 2010 tepat pada ulang tahun Harian Kompas ke 45, menegaskan bahwa jatidiri media massa adalah berubah.
Perubahan tak dapat dihindari karena dunia dan masyarakat yang menjadi lingkungannya juga berubah.
Panta rhei kai uden menei, kata Herakleitos, filsuf Yunani.
"Semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap."
Perubahan paling signifikan terjadi pada 28 Juni 2005, pada usianya yang ke-40.
Harian Kompas melakukan redesigning, resizing, dan restructuring.
Wajahnya seperti yang Anda lihat saat ini.
Tampilan baru harian Kompas berubah dari sembilan kolom menjadi tujuh kolom.
Logo berubah dari warna hitam menjadi biru.
Ada navigasi di sisi kiri.
Halaman iklan terpisah menjadi klasika.
Ukuran Harian Kompas juga berubah dari 84 centimeter menjadi 76 centimeter.
Struktur penamaan rubrik dan penataan halaman juga berubah.
Filosofi dasar perubahan harian Kompas pada tahun itu adalah membuat semua lapisan informasi menjadi tampak (visual), gampang dikenal (visibel), dan didukung metode jurnalistik post-modern yaitu visual thinking, visuality, dan visibility.
• Youtuber Melongo Lihat Koleksi Mobil Mantan Presiden RI BJ Habibie
• Pidato Lengkap Jokowi Setelah Putusan MK: Tiada Lagi 01 dan 02, yang Ada Hanya Persatuan Indonesia
• Hasil Putusan MK Tolak Gugatan Prabowo, Inilah Jadwal Pelantikan Jokowi-Maruf Amin