Artis Terjerat Narkoba
Mantan Suami Denada Jerry Aurum Ditangkap di Perumahan Tangerang Selatan
Jerry Aurum diamankan oleh Sat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat karena keterlibatan memiliki narkoba.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Dian Anditya Mutiara
Jerry berhasil menampakkan sisi lain dari para wanita ayu tersebut seperti indahnya ikan yang berenang di air kemudian dibekukn dengan serta merta.
Tak tanggung-tanggung wanita sekelas Dian Sastrowardoyo, Aline, Rachel Maryam, Dinna Olivia, Indah Kalalo, VJ Chaty dan lain sebagainya didaulat menjadi modelnya.
Tak pelak lagi bukan hanya keahliannya dalam memotret dan desain yang dipertaruhkan namun juga ia harus merogoh kocek dalam-dalam untuk mendanai pameran tunggalnya tersebut.
Membidik Segmen Terbaik
Jerry Aurum tak hanya piawai membidikkan kamera namun ia juga sangat lihai mengelola perusahaannya.
Ia memulai dari nol dengan bermodal 500 eksemplar kalender yang ia hiasi foto-fotonya.
Sebelum membuka usaha sendiri, ia sempat dua kali pindah kerja di dua perusahaan desain berbeda sebagai perancang grafis.
“Saat tiba di Jakarta, saya betul-betul buta kota ini. Bahkan jalur bis pun saya tak tahu. Padahal gaji saya waktu itu hanya 1,5 juta. Bayangkan saja bagaimana pergulatan hidup di kota ini,” katanya.
Akhirnya pria kelahiran Medan, 26 Mei 1976 inipun memutuskan memulai perjalanan dan peruntungannya empat bulan setelah ia menetap di Jakarta.
Barangkali, kemewahan yang ia miliki ketika memulai usahanya kala itu adalah selembar ijazah cumlaude dari jurusan desain komunikasi visual ITB dan berpeti-peti keyakinan yang menumpuk di benaknya.
Dari segi modal ia tak banyak berbekal. Usia 24 tahun Jerry mulai mengoperasikan Jerry Aurum Design and Photography dari sebuah rumah kecil berukuran 2.5 x 2.5 di pinggiran Jakarta.
Berbeda dengan kecenderungan yang dipilih mereka yang bermodal terbatas yang merasa nyaman bermain di segmen menengah, Jerry Justru memilih pasar premium sebagai sasarannya.
Pilihan yang tak main-main mengingat ia sejatinya dihadapkan pada tantangan dan resiko yang sangat besar.
Kalender eksklusif yang ia buat sebagai modal itu sebagian ia pasarkan lewat teman-teman se almamaternya di toko oleh-oelh Ganesha ITB.
“Separonya disebar secara gratis ke kenalan dan 300 perusahaan,” kenangnya.